22.11.2014 Views

petunjuk teknis penguatan modal sosial - P2KP

petunjuk teknis penguatan modal sosial - P2KP

petunjuk teknis penguatan modal sosial - P2KP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dalam bidang kesehatan melalui posyandu atau pengobatan gratis serta dalam bidang pendidikan<br />

melalui sarana pendidikan, beasiswa maupun biaya pendidikan. Karena itu PNPM Mandiri Perkotaan<br />

mendorong agar kegiatan social mampu menjawab peningkatan kapasitas manusia bertumpu pada<br />

mata pencaharian, meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan, serta akses<br />

terhadap sumberdaya.<br />

d. KBK<br />

Komunitas Belajar Kelurahan dicita-citakan sebagai ladang persemaian <strong>modal</strong> <strong>sosial</strong> diluar BKM.<br />

Sifatnya sebagai forum pembelajaran yang berfungsi sebagai penyeimbang BKM dalam mengambil<br />

keputusan penanggulangan kemiskinan. Sebagai arena pembelajaran, komunitas tersebut juga<br />

bersifat cair, fleksible, dan terbuka diikuti oleh orang-orang yang peduli persoalan kemiskinan.<br />

Sebagai Community Learning Centre, KBK menghadapi dua hal, yang pertama, belum diyakininya<br />

KBK oleh program sebagai salah satu instrumen penting pengelolaan penanggulangan kemiskinan di<br />

tengah masyarakat. Kedua, konsepsi KBK belum dapat dikejawantahkan secara operasional sehingga<br />

menyulitkan para pelaku untuk mengimplementasikan konsep tersebut.<br />

e. Kelemahan Pengelolaan transparansi dan akuntabilitas<br />

Secara umum program ini telah mengembangkan suatu sistem pengelolaan transparansi dan<br />

akuntabilitas program di tingkat BKM/LKM/LKM. Ada cukup banyak instrumen yang dapat<br />

dipergunakan untuk melihat sejauhmana BKM/LKM telah menerapkan transparansi dan akuntabilitas<br />

dalam pengelolaan programnya, antara lain melalui:<br />

1) Kinerja Pengelolaan Keuangan UPK dan Sekretariat<br />

2) Audit internal (melalui Review Keuangan)<br />

3) Audit Eksternal (oleh auditor independen)<br />

Secara umum kinerja keuangan baik dari sisi laporan keuangan UPK dan sekretariat, Review telah<br />

menunjukkan perkembangan yang berarti, dengan kata lain menggambarkan tumbuhnya kesadaran<br />

transparansi dan jaminan akuntabilitas masyarakat dalam mengelola dana bantuan secara langsung.<br />

Keterbatasan pelaksanaan audit yang terjadi adalah berkaitan dengan ketepat waktuan dalam<br />

melaksanakan audit. Beberapa aspek yang berpengaruh kuat adalah ketersediaan KAP dan biaya<br />

audit. Sejumlah kota/kabupaten mempunyai kontribusi yang nyata dalam kondisi ini, yaitu dengan<br />

mendukung sebagian biaya pengauditan melalui APBD setempat. Beberapa kelemahan sebagaimana<br />

ditulis dalam laporan akhir KMP adalah sebagai berikut:<br />

<br />

<br />

Kelemahan yang ada baik pada pihak konsultan maupun di masyarakat berkaitan dengan perilaku<br />

dalam melakukan pendampingan kepatuhan terhadap aturan seperti masalah cash in hand,<br />

tranparansi maupun akuntabilitas. Sehingga hal ini berdampak pada capaian indikator kinerja;<br />

baik Sekretariat maupun UPK, termasuk terdapatnya kasus-kasus yang dilakukan mulai dari<br />

masyarakat, UPK dan BKM/LKM sampai ke konsultan. Di samping itu hasil audit masih terdapat<br />

UPK dengan opini AO dan Disclaimer.<br />

Kelemahan yang lain ditunjukkan oleh beberapa hal antara lain: Kerjasama tim Faskel Ekonomi<br />

dan Tim Korkot masih lemah dalam pengendalian kegiatan. Hal ini membawa implikasi yang<br />

besar terhadap kualitas pengembangan kapasitas masyarakat, akurasi data penilaian kinerja<br />

keuangan, dan kemampuan memperkokoh kelembagaan BKM/LKM/LKM untuk mampu<br />

memfasilitasi kebutuhan masyarakat miskin dengan optimal.<br />

Perkembangan yang berarti tersebut di satu sisi, dan di sisi yang lain masih belum cukup<br />

terinternalisasinya kelembagaan pengelolaan transparansi dan akuntabilitas di tingkat BKM/LKM/LKM,<br />

menunjukan bahwa masih ada masalah dalam hal ini.<br />

f. Pengelolaan Kegiatan Kemitraan<br />

Keberlanjutan kegiatan ditentukan oleh seberapa banyak kemitraan telah dilakukan oleh BKM.<br />

Semakin banyak mitra kerjasama, maka semakin cerah masa depan pengelolaan kegiatan <strong>sosial</strong>.<br />

Mengingat pembangunan dan pemenuhan kebutuhan dasar tidak pernah akan ada habisnya. Mitra<br />

PETUNJUK TEKNIS PENGUATAN MODAL SOSIAL 17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!