13.07.2015 Views

20140526_MajalahDetik_130

20140526_MajalahDetik_130

20140526_MajalahDetik_130

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

internasionalTak ada hukumantidiskriminasiyang bisa dipakaiuntuk melindungipendatang.”ngatakan kepada mereka bahwa aku orangSri Lanka, bukan orang India. Aku juga sudahmenegaskan tak akan makan atau memasakdalam apartemen,” kata Sunil.Sepanjang hari dia juga bekerja di kantor ataulapangan. “Tapi tetap sajamereka tak mau menyewakanapartemennya,”kata Sunil tak habis pikir.Sunil akhirnya angkat tangan.Dia memilih mencariapartemen sewaanmilik keturunan India diSingapura. Tak butuhwaktu lama, dia sudahmendapatkan apartemen.Keturunan India,termasuk mereka yangpunya nama “berbau” India seperti Sunil, jugaketurunan Tiongkok daratan, memang bukancalon penghuni favorit para pemilik apartemensewaan di Negeri Singa. Di situs-situs properti,seperti PropertyGuru.com, tak sedikit pemilikapartemen sewaan yang memasang syarat “NoIndians, no PRC (People's Republic of China)”.Satu pemilik apartemen di Hougang Avenue5, misalnya, terang-terang mencantumkan “noIndian, 5 minutes to MRT, allow light cooking”.Dua apartemen lain di Jalan Bukit Merah danMelville Park juga pasang prasyarat kuranglebihserupa, “sorry to PRC and Indians”.Syarat-syarat diskriminatif seperti itu biasanyadipasang oleh pemilik apartemen menengahke bawah. Apa yang salah dengan keturunanIndia dan Tiongkok daratan?Padahal Pasal 12 dalam Undang-Undang DasarSingapura tegas menyatakan bahwa semuaorang setara di muka hukum. Ayat berikutnyadi pasal itu melarang diskriminasi warga Singapuraberdasarkan agama, ras, keturunan,atau tempat kelahiran dalam pekerjaan dankepemilikan properti maupun bisnis.Masalahnya, Sunil, juga ribuan ekspatriat dinegeri itu, bukanlah warga Singapura, sehinggatak terlindungi ayat tersebut. “Tak ada hukumantidiskriminasi yang bisa dipakai untuk melindungipendatang,” kata Eugene Tan, dosen ilmuhukum di Universitas Manajemen Singapura.Namun pada akhirnya, menurut Profesor Tan,praktek diskriminatif itu akan tergerus sendiriMajalah detik 26 mei - 1 juni 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!