13.07.2015 Views

20140526_MajalahDetik_130

20140526_MajalahDetik_130

20140526_MajalahDetik_130

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KolomKedua, krisis figur yang kuat dan banyaknya kasus yang membelit partai.Ketiadaan figur kuat yang bisa disodorkan partai untuk bertarung denganfigur yang diusung partai lain bisa menjadikan partai ini rontok sebelum bertarung.Terlebih, sederet kasus yang menyeret kadernya telah menggerogotikepercayaan publik terhadap partai. Hal ini terbukti pada merosotnya perolehansuara partai pada pemilihan anggota legislatif. Karena itu, bersikapnetral dalam pemilihan presiden adalah pilihan yang paling rasional, agartetap aman, siapa pun presidennya.Ketiga, bisa bersikap luwes, baik jika di dalam maupun di luar pemerintahan.Satu hal yang perlu dicatat, para petinggi dan kader Demokrat menegaskan,sikap netral itu hanya akan berlaku selama prosesi pemilihan presiden dantidak serta-merta berlaku setelah pemerintahan di bawah presiden terpilihberjalan. Di sinilah partai ini bisa secara fleksibel memainkan peran.Setelah pemilihan presiden usai dilaksanakan, Demokrat tentu akan lebihleluasa memainkan posisi tawarnya dengan modal suara 10 persen di parnPeneliti senior The National DemocraticInstitute for InternationalAffairs (NDI)-Indonesia, 2004-2006n Direktur Riset Universitas Paramadina,2006-2007n Direktur Riset Saiful MujaniResearch and Consulting, 2013-sekarangBuku dan Karya Ilmiah:n Menakar Presidensialisme Multipartai:Upaya Mencari FormatHubungan Eksekutif-Legislatif yangStabil dan Dinamis di Indonesia,Mizan, Maret 2014n Nurcholish Madjid and DemocraticConsolidation in Indonesia, JurnalTitik Temu, Juli 2013n Menulis artikel di sejumlah suratkabar nasional, seperti Kompas,Koran Tempo, dan RepublikaMajalah detik 26 mei - 1 juni 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!