13.07.2015 Views

20140526_MajalahDetik_130

20140526_MajalahDetik_130

20140526_MajalahDetik_130

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kalau ada yang mempertanyakan payunghukumnya?Sekarang begini saja, kalau mempermasalahkansoal itu, mbok ya mengajukan judicialreview. Tapi, kenapa tidak dimintakan judicialreview? Artinya, ya memang ada cantolannya,payung hukumnya. Ada dua ayat di undang-interviewgitulah bentuk dukungan. La, terus untuk apakita pertentangkan?Kalau ujian nasional tidak ada konsekuensi,itu tidak ada bedanya dengan kuesioner. Orangakan mengerjakan itu seperti menjawab pertanyaanbiasa yang tidak memiliki konsekuensiapa pun, seenaknya.Tetapi, karena ini ada konsekuensi lulus atautidak lulus, ada upaya serius. Ada effort sekuattenaga, ikhtiarnya, karena mereka ingin yangterbaik, sehingga mengerjakan sebaik-baiknya.Survei 2012 menunjukkan, Indonesia diperingkat terbawah dalam kemampuanmatematika, membaca, serta sains.Tapi nilai ujian sekolah juga menunjukkanprestasi siswa…(Sebelum menjawab, M. Nuh menunjukkanbeberapa lembaran berisi data). CobaAnda bayangkan, di sini ada data yang menunjukkanhasil ujian sekolah. Hasilnya hampirsemua siswa mendapatkan nilai 8, 9, dan9 lebih. Sehingga rata-ratanya 8,9. Lantas,bagaimana membedakan siapa sebenarnyayang terbaik, yang mendapat nilai tinggiyang sebenarnya?Kemudian, setelah kami lakukan ujian nasionalterbukti, ada siswa yang mendapatkan nilai3, 4, 5, dan lebih tinggi. Sehingga rata-ratanya6,12. Nah, yang kurang-kurang itu bisa kamilakukan pembinaan dan perbaikan. Inilah pemetaan,sekaligus pembinaan atau perbaikan,serta sebagai syarat untuk kelulusan. Jadi bedaantara ujian sekolah dan UN.Majalah detik 26 Mei - 1 juni 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!