j - Kementerian Riset dan Teknologi
j - Kementerian Riset dan Teknologi
j - Kementerian Riset dan Teknologi
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Kondisi sebagaimana dideskripsikan di atas membawa implikasi luas baik<br />
secara teknis maupun terhadap kepastian biaya. Dilihat dari segi biaya perijinan<br />
yang harus dikeluarkan, sekalipun tarif resmi ijin pengambilan air tanah disetiap<br />
daerah telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah, namun dalam<br />
kenyataannya biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan tarif<br />
resmi tersebut, sebab diluar biaya resmi tersebut, masyarakat harus mengeluarkan<br />
biaya peninjauan lokasi dari Petugas Ba<strong>dan</strong> Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)<br />
serta lnstansi terkait ( untuk Kota Tangerang, instansi terkait adalah Ba<strong>dan</strong><br />
Pengendalian Lingkungan Hidup <strong>dan</strong> Dinas Pekerjaan Umum). Terlepas dari<br />
jumlah biaya yang harus dikeluarkan, bila ijin dipan<strong>dan</strong>g sebagai suatu ben<br />
regulasi untuk pengendalian, maka seharusnya pihak pemberi ijin melakukan<br />
pengawasan <strong>dan</strong> pengendalian, minimal pengawasan tersebut dilakukan dalam<br />
bentuk pendataan jenis pompa yang digunakan serta pengawasan dalam<br />
pemasangan filter ketika sebuah sumur bor dibuat.<br />
Namun realitasnya pengawasan dari pihak Kabupaten/Kota relatif lemah,<br />
banyak kasus terjadi dimana debet air yang diambil tidak sesuai dengan debet air<br />
yang telah ditetapkan dalam SIPA, bahkan banyak kasu--s dimana pemasangan filter<br />
·dak sesuai dengan ijin yang dikeluarkan. Sebagai contoh misalnya dalam ijin filter<br />
arus dipasang pada pipah dengan kedalaman 150 m, namun realitasnya filter<br />
elah dipasang pada pipah dengan kedalaman 40 m disamping kedalaman 150m.<br />
Keadaan ini membahayakan lingkungan, karena air dalam kedalam 40 m ikut<br />
ersedot, padahal air dalam kedalaman tersebut diperuntukan bagi sumur pantek,<br />
khususnya untuk kebutuhan rumah tangga masyarakat. Hal seperti ini dapat<br />
dicegah bila pihak pemberi ijin mengawasi dengan cermat saat sumur bor dibuat,<br />
amun kebanyakan hal itu tidak terjadi, para pemohon ijin dapat dengan leluasa<br />
embuat sumur bor tanpa pengawasan pihak yang kompeten. Dengan a<strong>dan</strong>ya<br />
·aya peninjauan lokasi yang dibebankan pada pemohon ijin, pengawasan dari<br />
pihak pemberi ijin semakin lemah, peninjauan lokasi hanya dilakukan untuk<br />
:nelihat titik pengeboran semata, para petugas rata-rata tidak mau mengawasi<br />
proses pemasangan pipah, selain memerlukan waktu yang lama, mereka merasa<br />
111