30.12.2012 Views

j - Kementerian Riset dan Teknologi

j - Kementerian Riset dan Teknologi

j - Kementerian Riset dan Teknologi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kondisi sebagaimana dideskripsikan di atas membawa implikasi luas baik<br />

secara teknis maupun terhadap kepastian biaya. Dilihat dari segi biaya perijinan<br />

yang harus dikeluarkan, sekalipun tarif resmi ijin pengambilan air tanah disetiap<br />

daerah telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah, namun dalam<br />

kenyataannya biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan tarif<br />

resmi tersebut, sebab diluar biaya resmi tersebut, masyarakat harus mengeluarkan<br />

biaya peninjauan lokasi dari Petugas Ba<strong>dan</strong> Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)<br />

serta lnstansi terkait ( untuk Kota Tangerang, instansi terkait adalah Ba<strong>dan</strong><br />

Pengendalian Lingkungan Hidup <strong>dan</strong> Dinas Pekerjaan Umum). Terlepas dari<br />

jumlah biaya yang harus dikeluarkan, bila ijin dipan<strong>dan</strong>g sebagai suatu ben<br />

regulasi untuk pengendalian, maka seharusnya pihak pemberi ijin melakukan<br />

pengawasan <strong>dan</strong> pengendalian, minimal pengawasan tersebut dilakukan dalam<br />

bentuk pendataan jenis pompa yang digunakan serta pengawasan dalam<br />

pemasangan filter ketika sebuah sumur bor dibuat.<br />

Namun realitasnya pengawasan dari pihak Kabupaten/Kota relatif lemah,<br />

banyak kasus terjadi dimana debet air yang diambil tidak sesuai dengan debet air<br />

yang telah ditetapkan dalam SIPA, bahkan banyak kasu--s dimana pemasangan filter<br />

·dak sesuai dengan ijin yang dikeluarkan. Sebagai contoh misalnya dalam ijin filter<br />

arus dipasang pada pipah dengan kedalaman 150 m, namun realitasnya filter<br />

elah dipasang pada pipah dengan kedalaman 40 m disamping kedalaman 150m.<br />

Keadaan ini membahayakan lingkungan, karena air dalam kedalam 40 m ikut<br />

ersedot, padahal air dalam kedalaman tersebut diperuntukan bagi sumur pantek,<br />

khususnya untuk kebutuhan rumah tangga masyarakat. Hal seperti ini dapat<br />

dicegah bila pihak pemberi ijin mengawasi dengan cermat saat sumur bor dibuat,<br />

amun kebanyakan hal itu tidak terjadi, para pemohon ijin dapat dengan leluasa<br />

embuat sumur bor tanpa pengawasan pihak yang kompeten. Dengan a<strong>dan</strong>ya<br />

·aya peninjauan lokasi yang dibebankan pada pemohon ijin, pengawasan dari<br />

pihak pemberi ijin semakin lemah, peninjauan lokasi hanya dilakukan untuk<br />

:nelihat titik pengeboran semata, para petugas rata-rata tidak mau mengawasi<br />

proses pemasangan pipah, selain memerlukan waktu yang lama, mereka merasa<br />

111

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!