30.12.2012 Views

j - Kementerian Riset dan Teknologi

j - Kementerian Riset dan Teknologi

j - Kementerian Riset dan Teknologi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

maka diijinkan untuk mengambil air dengan syarat pengeboran harus lebih dalam<br />

dari zona kritis tersebut. Direvasi paradigma seperti ini kedalam kebijakan daerah<br />

bukan saja tidak memihak pelestarian lingkungan tetapi juga menimbulkan<br />

kebijakan yang terbuka, zona kritis hanya ada pada akifer tertentu, selama ada<br />

kandungan air dibawahnya, maka ijin pengambilan air akan dikeluarkan.<br />

Kebijakan yang terbuka seperti ini, pada tataran implementasi akhirnya membuka<br />

ruang gratifikasi yang luas, alih-alih rekomendasi teknis untuk konservasi, akhirnya<br />

menjadi alat tawar dalam praktek gratifikasi, terlebih-lebih bila biaya rekomendasi<br />

teknis tersebut ditanggung oleh pemohon sebagaimana telah diuraikan di atas.<br />

Bertolak dari berbagai kasus yang terjadi di setiap daerah, tampaknya ruang<br />

gratifikasi dalam kasus pajak air tanah terbuka Iebar manakala perusahaan<br />

pengguna sumur bor melakukan pelanggaran, baik pelanggaran teknis, maupun<br />

pelanggaran yang bersifat administratif. Menurut pengakuan salah seorang nara<br />

sumber di DKI Jakarta, kesulitan untuk mengungkap berbagai kasus dewasa ini<br />

disebabkan karena pertama kurang tegasnya regulasi yang ada, kedua karena<br />

sering terjadinya gratifikasi, terutama gratifikasi antara perusahaan dengan oknum<br />

petugas lapangan. Dalam konteks ini, petugas lapangan yang paling berperan<br />

adalah, petugas pencatat meteran <strong>dan</strong> petugas pemungut dari Kabupaten/Kota<br />

setempat. Dalam koteks pengguna air tanah yang memakai meteran, untuk<br />

menghidari pembayaran pajak biasanya perusahaan mengajukan alasan bahwa<br />

meteran atau pompa yang digunakannya rusak. Dengan alasan tersebut, selama<br />

bekerjasama dengan petugas, baik pencatat meteran ataupun petugas DPKAD,<br />

maka perusahaan yang bersangkutan tidak dikenakan pajak. Menurut pengakuan<br />

salah seorang petugas pencatat meteran, ada berbagai macam modus kerusakan<br />

meteran, ada yang benar-benar rusak, tetapi ada juga yang sengaja dirusak oleh<br />

pemiliknya. Seharusnya selama meteran tersebut rusak, pajak air tanah dihitung<br />

secara flat, namun bila bekerjasama dengan petugas, terutama petugas pencatat<br />

meteran, persahaan tersebut tidak dikenakan pajak selama meterannya rusak,<br />

untuk itu tentu perusahaan yang bersangkutan memberi imbalan uang kepada<br />

petugas pencatat meteran yang datang. Namun demikian bila kerusakan meteran<br />

123

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!