- Page 1 and 2:
SEPASANG KAOS KAKI HITAM (SK2H) Cer
- Page 3 and 4:
DAFTAR ISI PENGANTAR ..............
- Page 5 and 6:
Part 41 ...........................
- Page 7 and 8:
Part 88 ...........................
- Page 9 and 10:
PENGANTAR Mengapa dan Bagaimana Ebo
- Page 11 and 12:
seperti ‘heeeeeeeeiiiiii’ menja
- Page 13 and 14:
Part 1 Akhir bulan September 2000
- Page 15 and 16:
penghuni kamar nomor 23. Kamar-kama
- Page 17 and 18:
Nggak ada yang spesial di hari pert
- Page 19 and 20:
Wanita berkaos kaki hitam, begitu g
- Page 21 and 22:
doang, abis itu molor lagi. Sama ka
- Page 23 and 24:
Satu bulan berlalu sejak kejadian m
- Page 25 and 26:
Mata gue langsung terpaku menatap s
- Page 27 and 28:
Part 4 Ada semacam rasa senang saat
- Page 29 and 30:
gue diam. Gue tau posisi gue saat i
- Page 31 and 32:
ngobrol gitu. Tapi inget, jangan ma
- Page 33 and 34:
gue cuma nyengir. Indra mengedipkan
- Page 35 and 36:
Kami larut dalam obrolan ringan seb
- Page 37 and 38:
Part 6 Gue tapaki anak tangga menuj
- Page 39 and 40:
"Sendal jepit gue putus." "Tadi di
- Page 41 and 42:
"Woy! Belom tidur lo?" Indra tiba-t
- Page 43 and 44:
Tinggal gue sendirian lagi. Cukup l
- Page 45 and 46:
"Masuk gih," gue mempersilakan Echi
- Page 47 and 48:
Dan akhirnya kami sarapan sepiring
- Page 49 and 50:
gue, setelah itu beranjak ke kasur.
- Page 51 and 52:
ketemu tuh anak. Hari libur gue leb
- Page 53 and 54:
Kami berjalan menapaki tangga menuj
- Page 55 and 56:
masuk intro, terdengar sebuah suara
- Page 57 and 58:
"Atau lo laper?" Dijawab dengan gel
- Page 59 and 60:
Bokap gue dari kampung nelepon. Han
- Page 61 and 62:
gue pejamkan mata. Dan bayangan-bay
- Page 63 and 64:
'Echi kecelakaan. dia dirawat di RS
- Page 65 and 66:
dalam tubuh. Kami memacu menembus k
- Page 67 and 68:
Indra diam. Dia nggak berani mengko
- Page 69 and 70:
langsung gue hajar tuh orang. Tapi
- Page 71 and 72:
"Kadang nggak semua pembunuh itu di
- Page 73 and 74:
"Dari kamar itu," gue menunjuk kama
- Page 75 and 76:
Dengan gelagapan gue menangkap kunc
- Page 77 and 78:
sempitnya. Nampak seperti bekas dis
- Page 79 and 80:
"Lebih baik kalian pergi." suaranya
- Page 81 and 82:
Lukanya cukup dalam. Meski sekarang
- Page 83 and 84:
Huft, gue sandarkan punggung ke din
- Page 85 and 86:
gue ambilkan segelas air dan menyer
- Page 87 and 88:
"gue nggak lama kok. Magrib juga ba
- Page 89 and 90:
"Dia menderita non-suicidal self in
- Page 91 and 92:
gue dan Indra terdiam. Kami hanya s
- Page 93 and 94:
ernama Mevally. Sekarang waktunya g
- Page 95 and 96:
tragis. Kadang gue menerka seperti
- Page 97 and 98:
"Aje gile! Otak lo isinya bokep mul
- Page 99 and 100:
"So?" tanya gue pelan. "Tidur lagi.
- Page 101 and 102:
"Lha, daripada gue bikin susah? Pil
- Page 103 and 104:
Guys, dia masih clep diem! Cewek ma
- Page 105 and 106:
Part 17 gue hirup rokok di tangan g
- Page 107 and 108:
gue dan Indra saling pandang. "Pada
- Page 109 and 110:
"Baguslah. Ternyata dia bisa laper
- Page 111 and 112:
Ah, bodo amat. Gue lanjutkan nyanyi
- Page 113 and 114:
normal kali ya? Nggak ada reaksi ap
- Page 115 and 116:
"Kenapa sih lo demen banget bikin o
- Page 117 and 118:
gue perhatikan kedua kakinya yang d
- Page 119 and 120:
Indra tertawa. "Eh, si cewek aneh k
- Page 121 and 122:
masuk dan mendapati Meva sedang ter
- Page 123 and 124:
Baru sedetik tertutup tiba-tiba pin
- Page 125 and 126:
"Ini kamar Indra. Kamar gue yang se
- Page 127 and 128:
anget." "Boleh," jawabnya. "Ujan gi
- Page 129 and 130:
"Thanks ya tehnya manis, gue suka,"
- Page 131 and 132:
Part 21 Entah sudah berapa lama gue
- Page 133 and 134:
Indra masuk ke kamarnya dan keluar
- Page 135 and 136:
"Duduk," jawab gue. Dalam hati gue
- Page 137 and 138:
Part 22 “Woi, Ri! Bangun, woi!”
- Page 139 and 140:
“Lagi-lagi tidur,” Meva mengger
- Page 141 and 142:
Dan memang dia normal kok. Sebagai
- Page 143 and 144:
Acara hari ini adalah nyapu dan nge
- Page 145 and 146:
Part 23 Tadinya gue pikir gue baru
- Page 147 and 148:
“Gebetan baru lo itu, si cewek an
- Page 149 and 150:
misterius di mata gue. Gue yakin, b
- Page 151 and 152:
majalah, dan gue sangat tertarik de
- Page 153 and 154:
“Hallooo...” dia todongkan waja
- Page 155 and 156:
“Gue tanya dulu deh,” gue masuk
- Page 157 and 158:
Kami masuk ke sebuah kedai lumayan
- Page 159 and 160:
“Eh, tapi kok kliping punya lo is
- Page 161 and 162:
ngobrol. Gue juga malas ngobrol, ya
- Page 163 and 164:
“Jangan-jangan Meva?” banting g
- Page 165 and 166:
mengeluarkan pernyataan setuju ke d
- Page 167 and 168:
amat, maki gue dalam hati. Selesai
- Page 169 and 170:
“Tuh kan, di sini asyik loh. Bisa
- Page 171 and 172:
Part 25-B “Gue kalo lagi bête pa
- Page 173 and 174:
“Biar nggak ngantuk, kita maen in
- Page 175 and 176:
Mampus gue! Gue nggak pernah tau si
- Page 177 and 178:
Pintu kamar terbuka dan Indra masuk
- Page 179 and 180:
“Iya sibuk banget gue sampe bangu
- Page 181 and 182:
dalam kepala gue. Sakit sekali. “
- Page 183 and 184:
“Udah minum sana, gue maen catur
- Page 185 and 186:
“Lo kenapa Ri?” Meva tiba-tiba
- Page 187 and 188:
kuningan dan botol kecil yang nampa
- Page 189 and 190:
“Thanks Va, gue udah baekan kok s
- Page 191 and 192: Gue tertawa kecil. “Enggak kok, m
- Page 193 and 194: Di luar, rintikan hujan kembali ter
- Page 195 and 196: Part 28 Sejak Meva membeli catur mi
- Page 197 and 198: kamar yang lain sudah menunjukkan e
- Page 199 and 200: mencabutnya dari kulit Meva. Jarum-
- Page 201 and 202: Part 29 "Apa sih yang lo rasain," k
- Page 203 and 204: "Gue tau kok lo mandang gue berbeda
- Page 205 and 206: "Masa? Emang keliatan ya di kamar g
- Page 207 and 208: "Yaelaah baru juga pipi. Lo terlalu
- Page 209 and 210: Gue bisa aja ungkapkan perasaan gue
- Page 211 and 212: "Ya udah kalo lo nggak mau nyanyi,
- Page 213 and 214: Akhirnya gue ambil gitar dari kamar
- Page 215 and 216: "Oke," kata gue. "Jadi bisa kita la
- Page 217 and 218: Gue tersenyum simpul. Lalu jari gue
- Page 219 and 220: "Kalo baju, harus dibeli satu set s
- Page 221 and 222: "Pas banget, gue lagi laper banget.
- Page 223 and 224: Part 32 "Emm, maaf yah tadi gue lup
- Page 225 and 226: "Pengen gue cepet-cepet pergi yah?"
- Page 227 and 228: "Yaelaah timbang pion kecil juga, d
- Page 229 and 230: Giliran Meva yang diam. Matanya tet
- Page 231 and 232: nanti dan bagaimana nasib gue setel
- Page 233 and 234: Suatu malam gue menemui Meva sedang
- Page 235 and 236: Meva mencibir. Gue ambil kaos dan c
- Page 237 and 238: Dia tampak berpikir sebentar lalu t
- Page 239 and 240: “Yah respek lo bagus kalo gitu.
- Page 241: Hmm… Lagi-lagi gue speechless.
- Page 245 and 246: "Enak ya kayaknya mudik?" kata dia.
- Page 247 and 248: Meva menggeleng. "Enggak juga," jaw
- Page 249 and 250: Gue mengangguk. "No problem." Gue m
- Page 251 and 252: Part 35 Gue langkahkan kaki menaiki
- Page 253 and 254: Ini malam Natal. Meva sedang memanj
- Page 255 and 256: Lalu gue ceritakan tentang penerban
- Page 257 and 258: Part 36 Gue sudah berkali-kali gant
- Page 259 and 260: "Enggak juga. Nyokap gue asli Padan
- Page 261 and 262: Gue mengangguk. Mencoba meminum teh
- Page 263 and 264: Meva menyerahkan gelas teh ke gue.
- Page 265 and 266: Meva sedang mengucek-ngucek mata di
- Page 267 and 268: "Denger gue dulu Vaa..." masih beru
- Page 269 and 270: "Maafin gue R..i...i...." ucap Meva
- Page 271 and 272: jadi hari istimewa lagi..." dia men
- Page 273 and 274: "Balik sekarang?" tanya gue. Meva b
- Page 275 and 276: Gue liat Meva lagi asyik memandang
- Page 277 and 278: Part 39 Malam itu gue terbangun set
- Page 279 and 280: "Oiya? Meskipun tanpa kado? Maaf, b
- Page 281 and 282: ini gue sisihkan duit gue biar pas
- Page 283 and 284: Malam ini lo udah melangkah satu pe
- Page 285 and 286: "Yah udah rada mendingan lah," gue
- Page 287 and 288: "Udah." "Makan?" "Udah." "Mandi?" "
- Page 289 and 290: "Eh mata lo sembab banget tuh..." M
- Page 291 and 292: Part 41 Satu hal yang unik, gue leb
- Page 293 and 294:
"Lo kayak yang baru ngekos aja pake
- Page 295 and 296:
"Pertanyaan lo aneh." "Enggak. Ini
- Page 297 and 298:
"Hei..hei...lo napa Va?" "Apa di su
- Page 299 and 300:
"Terus?" kata gue lagi. Datar. "Kok
- Page 301 and 302:
"Oooh..." Meva mengangguk pelan. "T
- Page 303 and 304:
mati." "Gitu gimana?" "Ya itu tadi.
- Page 305 and 306:
ketakutan yang nyata. Takut bahwa s
- Page 307 and 308:
Gue tersedak begitu mendengar ucapa
- Page 309 and 310:
tahun lebih awal bekerja di sana. T
- Page 311 and 312:
Meva menampar pipi kanan gue. "Udah
- Page 313 and 314:
Part 44 Gue baru beberapa langkah k
- Page 315 and 316:
Kami sampai di lantai atas. Sebagai
- Page 317 and 318:
lo?" "Maksud gue, dia itu siapa nya
- Page 319 and 320:
sesuatu yang seharusnya cuma ada di
- Page 321 and 322:
"Gue yang ngeluarin," kata gue boho
- Page 323 and 324:
"Begitulah." "Lo gimana? Kapan lo j
- Page 325 and 326:
"Oiya, kan lo bilang tadi bisa baca
- Page 327 and 328:
Part 46 Waktu bergulir begitu cepat
- Page 329 and 330:
"Ya seenggaknya sama gue laah. Masa
- Page 331 and 332:
"Hahaha. Insya Allah enggak. Gue ju
- Page 333 and 334:
Di suatu malam minggu yang cerah. W
- Page 335 and 336:
"Oke. Gue cuma beresin bekas bakar
- Page 337 and 338:
Kami bertiga diam. "Ya udah buat sa
- Page 339 and 340:
Part 48 "Kayaknya asyik ya kalo kit
- Page 341 and 342:
Indra tersenyum senang "Gue setuju
- Page 343 and 344:
Gue merasakan kebenaran dari penjel
- Page 345 and 346:
Part 49 Jumat sore di minggu yang s
- Page 347 and 348:
dipikulnya. Apa terlalu berat kepin
- Page 349 and 350:
Apa perpisahan ini terlalu berat bu
- Page 351 and 352:
Indra diam sejenak. "Gue," kata Ind
- Page 353 and 354:
"Mungkin saksi mata waktu malem itu
- Page 355 and 356:
Gue diam mendengarkan. Entah apa ya
- Page 357 and 358:
pelaku tabrakan itu udah mendapat b
- Page 359 and 360:
"Kapan lo nyusul Indra?" suara Meva
- Page 361 and 362:
"Lo kemana aja? Dari dulu kali, gue
- Page 363 and 364:
"Sama aja!" "Enggak, beda..." "Heeu
- Page 365 and 366:
Part 52 "Halo," setelah sepuluh men
- Page 367 and 368:
Hahaha...gue tertawa garing dalem h
- Page 369 and 370:
Kali ini butuh lima detik buat nger
- Page 371 and 372:
"Kita pernah kenal ya?" sahut Lisa.
- Page 373 and 374:
"Mau ke mana?" "Kan kita udah janji
- Page 375 and 376:
Suaranya cukup keras untuk didengar
- Page 377 and 378:
nada bicara yang lebih kalem. "Udah
- Page 379 and 380:
Part 54 "Ehem!" Meva muncul dari ta
- Page 381 and 382:
"Jadi apaan?" potong gue. "Bentar d
- Page 383 and 384:
"Kedengerannya tadi dia marah sama
- Page 385 and 386:
Dan akhirnya obrolan ditutup dengan
- Page 387 and 388:
Dengan hanya mengenakan celana kolo
- Page 389 and 390:
"Wuih! Pagi-pagi udah ada tamu beni
- Page 391 and 392:
"Hah? Eh, itu..apa yak...lo nggak b
- Page 393 and 394:
"Iya ini gue mau berangkat. Cewek g
- Page 395 and 396:
Gue tertawa lebar. Selama perjalana
- Page 397 and 398:
"Ada nggak??" Polisi itu makin tida
- Page 399 and 400:
Part 57 Ada sebuah cerita unik yang
- Page 401 and 402:
Meva membawa gue berdiri di beranda
- Page 403 and 404:
Gue terperangah. Jadi ini maksudnya
- Page 405 and 406:
"Ide bagus tuh," sahutnya. "Ya udah
- Page 407 and 408:
itu terjadi. Hahaha. Pokoknya mah g
- Page 409 and 410:
enggak dink. Indra dengan busana ko
- Page 411 and 412:
Part 59 Perjalanan menuju rumah mem
- Page 413 and 414:
Indra dengan mantap menjabat tangan
- Page 415 and 416:
"Kita ke dalem lagi yuk?" kata gue.
- Page 417 and 418:
Part 60 Gue diam sejenak dan mencob
- Page 419 and 420:
"Bukan, itu rokok Ri. Bego amat gue
- Page 421 and 422:
Meva mencibir. "Tapi kok ibu guru p
- Page 423 and 424:
"Ya udah ntar kita omongin lagi deh
- Page 425 and 426:
Gue menggeser kaca jendela di sampi
- Page 427 and 428:
Gue asal ngangguk aja. "Ah enggak a
- Page 429 and 430:
"Hayoo lagi ngomongin gue yak?" kat
- Page 431 and 432:
"Ya udah buruan cuci muka," lalu me
- Page 433 and 434:
mengeras, wajah yang keriput dan be
- Page 435 and 436:
Dia mengacuhkan Meva. Hati gue menc
- Page 437 and 438:
Part 63 Kalau ada yang bertanya, la
- Page 439 and 440:
"Oiya? Emang apa menu favorit lo?"
- Page 441 and 442:
juga sama-sama manusia? Kenapa mere
- Page 443 and 444:
katapun yang keluar, diam-diam gue
- Page 445 and 446:
"Orang utan sih lo. Di Kalimantan m
- Page 447 and 448:
"Hmm?" Meva menyentuh rambutnya. "B
- Page 449 and 450:
Meva senyum lebar "Mau balik ke Kar
- Page 451 and 452:
Part 65 "Duduk bentar lah gue puyen
- Page 453 and 454:
"Kalo gitu tukeran aja, gue yang ma
- Page 455 and 456:
"Yaa sapa tau lo butuh guru privat
- Page 457 and 458:
kurang lebih satu jam kami di situ
- Page 459 and 460:
Well layaknya kebanyakan orang yang
- Page 461 and 462:
Meva diam sebentar, menghela nafas
- Page 463 and 464:
"Itu hak lo," kata gue akhirnya. "T
- Page 465 and 466:
Part 68 Empat bulan sudah berlalu s
- Page 467 and 468:
"Ya ini, rajanya gue tutup pake men
- Page 469 and 470:
"Ya elo bawa Meva nya ke Amsterdam!
- Page 471 and 472:
Hmmm...catur dan Endless Love, dua
- Page 473 and 474:
Gue tetap terpaku di tempat gue. Me
- Page 475 and 476:
kamarnya, tapi gue urungkan niat gu
- Page 477 and 478:
"Ya udah skali-kali cuti kek?" sara
- Page 479 and 480:
"Oh...elo Va..." kata gue datar nya
- Page 481 and 482:
"Hah? Meva??" gue terlompat di temp
- Page 483 and 484:
"Ya nggak mungkin lah gue lupa. Gue
- Page 485 and 486:
Part 71 Meva nampaknya kelelahan. D
- Page 487 and 488:
"Tuh kan beneran nggak kreatip! Dig
- Page 489 and 490:
gue berdecak malas. "Aariiiii......
- Page 491 and 492:
ukuran jari telunjuk kaki gue yang
- Page 493 and 494:
"Ya palingan dia nyangka lo bebegig
- Page 495 and 496:
"Nggak papa," jawabnya. "Gue emang
- Page 497 and 498:
"Mmm...bukan mengabaikan sih," gue
- Page 499 and 500:
Senin pagi. Part 73 I don't like Mo
- Page 501 and 502:
"Halo?" "Ri, bisa ke tempat gue ben
- Page 503 and 504:
Setelah memastikan keadaan aman, or
- Page 505 and 506:
"Di kantor lah." "Kok gue berasa di
- Page 507 and 508:
"Hei hei hei..." Leo dari divisi Pu
- Page 509 and 510:
"Hebat! Darimana lo tau nama kita b
- Page 511 and 512:
-haha...- -kok 'haha' doang?- -haha
- Page 513 and 514:
Ah enggak! gue nya aja yang ke GR a
- Page 515 and 516:
"Ehem!" gue pandangi wajah gue di c
- Page 517 and 518:
Ya udahlah. Entar aja lah gue ngomo
- Page 519 and 520:
"Ehem..." Minum obat batuk woi! Men
- Page 521 and 522:
kayaknya gue bisa demam tujuh hari
- Page 523 and 524:
Masih sunyi. Apa gue berhasil? Muda
- Page 525 and 526:
"Nggak kok...tadi...tadi, gue cuma
- Page 527 and 528:
"No problem." Lisa menyeduh teh han
- Page 529 and 530:
kira." "Come on...gue tuh tau elo.
- Page 531 and 532:
"Gue justru salut kok." "... Gue pe
- Page 533 and 534:
Part 78 Minggu-minggu selanjutnya g
- Page 535 and 536:
-susah apanya? tinggal jalan semete
- Page 537 and 538:
"Ya makanya elo tuh cepet kesini co
- Page 539 and 540:
"Oke oke. Pertanyaan terakhir deh,"
- Page 541 and 542:
"Ya elo cari pacar lah biar ada yan
- Page 543 and 544:
"Kenapa yak gue tuh kayak dianggep
- Page 545 and 546:
"Lo itu yak...selalu memandang sesu
- Page 547 and 548:
Part 80 Senin pagi. Gue selalu ngga
- Page 549 and 550:
"Dasar anak onta," gerutu gue dalam
- Page 551 and 552:
"Karena...ya karena...nggak baik bu
- Page 553 and 554:
Loncat-loncat? sih?" "...Kumisnya s
- Page 555 and 556:
"Jangan lupa bungkukkin badan sambi
- Page 557 and 558:
"Eh gue baru sadar deh," kata gue.
- Page 559 and 560:
"Mau kemana emangnya?" "Ke Rumah Sa
- Page 561 and 562:
"Namanya bagus banget," komentar Me
- Page 563 and 564:
juga datang menjenguk, gue dan Meva
- Page 565 and 566:
"Kalo elo, apa yang lagi lo kumpuli
- Page 567 and 568:
"Lo mikirin nggak sih perasaan tuh
- Page 569 and 570:
yang bisa bikin gue ceria? Lawakann
- Page 571 and 572:
Gue diam. Pikiran gue melayang kemb
- Page 573 and 574:
"Enggak. Edisi terbaru aku beli." "
- Page 575 and 576:
"Kenapa daritadi liatin gue kayak g
- Page 577 and 578:
Nggak kurang dari dua menit kemudia
- Page 579 and 580:
Part 85 Enggak. Berulangkali gue be
- Page 581 and 582:
Suatu siang di pertengahan Januari
- Page 583 and 584:
“Gue mau beli motor Va…” gue
- Page 585 and 586:
“Gue berharap, seandainya gue pun
- Page 587 and 588:
Part 86 Nggak pernah ada yang bisa
- Page 589 and 590:
"Lo kenapa Va?" gue buka pintu kama
- Page 591 and 592:
"Takut apa?" "Gue masih takut ngade
- Page 593 and 594:
"......" ".........." "............
- Page 595 and 596:
"Udah balik sana ke kamar lo!" "Iya
- Page 597 and 598:
Meva duduk di sebelah gue dan menya
- Page 599 and 600:
"Iya lah pasti sedih. Gue ngerti ko
- Page 601 and 602:
Part 88 Gue pandangi lagi wajahnya
- Page 603 and 604:
Saat gue mengetikkan tiap SMS balas
- Page 605 and 606:
"Ri..." panggil Meva pelan tanpa te
- Page 607 and 608:
"Lo pasti punya alasan dong kenapa
- Page 609 and 610:
"......" "Gue cinta Meva, karena gu
- Page 611 and 612:
undingkan deh gimana baiknya. Gue y
- Page 613 and 614:
Part 90 "Woi kebo," Meva muncul di
- Page 615 and 616:
Gue taro gitar di lantai dan beranj
- Page 617 and 618:
"Enggak. Gue kan udah manis jadi ng
- Page 619 and 620:
Meva masuk ke kamarnya. Terdengar s
- Page 621 and 622:
"Saya samain aja deh mbak.." ucapny
- Page 623 and 624:
deh. Lumayan jauh memang dari Karaw
- Page 625 and 626:
"Jadi gini loh. Kadang, kita ngeras
- Page 627 and 628:
tajir. Yah gitu lah gue mah nggak a
- Page 629 and 630:
coba dapet gaji segitu dengan kerja
- Page 631 and 632:
Nada bicaranya lebih ringan dari ya
- Page 633 and 634:
Part 93 "Ciiieee! Yang abis malem m
- Page 635 and 636:
"Iya Mas. Maaf," kata gue halus. La
- Page 637 and 638:
"Ih ngapain gue kudu cemburu sama l
- Page 639 and 640:
"Yaah kalo gue emang pernah meluk l
- Page 641 and 642:
-duh elo tuh ganjen banget. banyak
- Page 643 and 644:
yah?" "Tumang tuh bukannya yang suk
- Page 645 and 646:
Gue kembali lagi dalam waktu kurang
- Page 647 and 648:
"Selamat paagiiii!!!" Part 95 Baru
- Page 649 and 650:
"Hay Rangga," tiba-tiba datang cowo
- Page 651 and 652:
Gue ke dispenser, niatnya mau nyedu
- Page 653 and 654:
Gue tertawa lagi. Dokter tadi bilan
- Page 655 and 656:
"Kalo gitu gue tidur aja deh." "...
- Page 657 and 658:
"Lagunya GNR yang 'Welcome To The J
- Page 659 and 660:
Watashi nimo ikiteyuku yuuki nga wa
- Page 661 and 662:
Gue yakin Tuhan menciptakan semuany
- Page 663 and 664:
pasar yang kenal nyokap gue. Bahkan
- Page 665 and 666:
Akhirnya gue bisa beli motor. Nggak
- Page 667 and 668:
"Hi Lis," balas gue. Gue duduk di k
- Page 669 and 670:
"......." Kami terdiam. Jadi nggak
- Page 671 and 672:
emas. Karirnya akan melaju cepat, g
- Page 673 and 674:
"Masa sih? Kok sampe segitunya ya g
- Page 675 and 676:
"Lo bilang ini adalah kesempatan em
- Page 677 and 678:
Gue langsung mandi terus beli nasi
- Page 679 and 680:
Gue amati lagi Meva dari atas ke ba
- Page 681 and 682:
dengan style 'asal-asalan'. Satu tu
- Page 683 and 684:
"Jadi...?" "Jadi apanya?" "Ya malem
- Page 685 and 686:
"Nggak gitu kok. Lo cantik. Gue ngg
- Page 687 and 688:
"Duh yak! Coba deh sekali-kali roma
- Page 689 and 690:
"Tapi nggak ada hujan yang nggak re
- Page 691 and 692:
Sesaat gue diam lalu tertawa kecil.
- Page 693 and 694:
"Mereka berdua adalah sepasang keka
- Page 695 and 696:
"Pasti indah yaaa..." gumamnya. Dia
- Page 697 and 698:
Part 103 Dan benar bahwa hidup mema
- Page 699 and 700:
Ah, senyum yang paling manis yang p
- Page 701 and 702:
"Gue serius Lis. Lo tau kan abis ma
- Page 703 and 704:
"Gue yakin lo baik-baik aja Ri," ka
- Page 705 and 706:
Jam dinding menunjukkan pukul seten
- Page 707 and 708:
"Eh, ternyata selain cantik, elo pi
- Page 709 and 710:
marah karena gue nggak segera ngasi
- Page 711 and 712:
"Ng...dateng jam berapa?" tanya gue
- Page 713 and 714:
"Kalian mau ke dokter kan?" kata Li
- Page 715 and 716:
"Ngapain liatin gue kayak gitu?" ta
- Page 717 and 718:
Part 106 Nggak ada yang aneh setela
- Page 719 and 720:
Sendok gue terhenti di depan mulut.
- Page 721 and 722:
mencibir lalu makan buburnya tanpa
- Page 723 and 724:
Part 107 - April 2004 "Udah lengkap
- Page 725 and 726:
gue. "Ah masa siih??" adik gue sene
- Page 727 and 728:
Dan dalam kesendirian malam itu gue
- Page 729 and 730:
Tapi cinta yang telah kau berikan p
- Page 731 and 732:
Part 108 Akan terasa sangat singkat
- Page 733 and 734:
membangun hidup di kampung halaman.
- Page 735 and 736:
Walaupun gue nggak liat, tapi dari
- Page 737 and 738:
Part 109 Gue buka mata gue perlahan
- Page 739 and 740:
"Ri, lo udah bangun! Syukurlah.." k
- Page 741 and 742:
Gue diam. Mendadak ingatan gue sepe
- Page 743 and 744:
"Tekanan darahnya rendah banget. La
- Page 745 and 746:
Part 110 "Selamat paaagiiiii!" nada
- Page 747 and 748:
"Abis ini minum obat yaah," kata Me
- Page 749 and 750:
gitu?? Kan masih banyak cara buat n
- Page 751 and 752:
Meva berdiri dan berjalan ke jendel
- Page 753 and 754:
nampak buram. Tapi ada yang aneh de
- Page 755 and 756:
gue nggak pernah takut sama yang na
- Page 757 and 758:
"Ri, Ri, udah lo jangan pikirin itu
- Page 759 and 760:
Part 112 "Oke itu hak lo Va," kata
- Page 761 and 762:
"Jangan bodoh," bisiknya pelan. "Lo
- Page 763 and 764:
Sangat jauh… "Astaghfirullahaladz
- Page 765 and 766:
Part 113 Dan waktu pun terus berput
- Page 767 and 768:
dalam rombongan yang berangkat ke J
- Page 769 and 770:
filosofi itu, biarlah tiap orang me
- Page 771 and 772:
lutut di atas tembok beranda, asyik
- Page 773 and 774:
"Yah ini kan demi masa depan lo sen
- Page 775 and 776:
"Eh kira-kira setelah gue wisuda na
- Page 777 and 778:
Part 115 Gue buka kedua mata gue. D
- Page 779 and 780:
Apinya semakin mendekati ujung. Gue
- Page 781 and 782:
Gue cuma terdiam. Dalam hati gue me
- Page 783 and 784:
Gue tersenyum kemudian mencoba peja
- Page 785 and 786:
"Eh, kok tumben lo ngopi Ri?" Meva
- Page 787 and 788:
"Gue pasti buktiin itu," ucapnya le
- Page 789 and 790:
kantongnya di lantai. Dia duduk di
- Page 791 and 792:
Bagian DUA Dan akhirnya hari itu pu
- Page 793 and 794:
Lihat ke langit luas Bersama musim
- Page 795 and 796:
"Hari ini gue bangga sama lo Va," b
- Page 797 and 798:
Bagian TIGA Suatu malam di awal Jan
- Page 799 and 800:
"Oma gue memang Oma terbaik yang pe
- Page 801 and 802:
Dan kami pun tertawa lepas. Malam i
- Page 803 and 804:
Entah berapa lama gue berdiri dalam
- Page 805 and 806:
kamar gue begitu sepi. Bukan hanya
- Page 807 and 808:
"Tapi sebelum pergi Meva bilang dia
- Page 809 and 810:
dapet atau lo bener-bener tinggalin
- Page 811 and 812:
“Apalagi gue Dul.” “Gue inget
- Page 813 and 814:
“…………” “… Dan gue,
- Page 815 and 816:
“Aaaaaaaaaaarrrrrrrrriiiiiiiiiiii
- Page 817 and 818:
“Kok kayaknya lo seneng banget ni
- Page 819 and 820:
Tapi semakin ke sini semakin jarang
- Page 821 and 822:
dan tertahan untuk menutupnya. “R
- Page 823 and 824:
Epilog #1 Suatu sore yang cerah di
- Page 825 and 826:
Nila menyodorkan tangannya dari bel
- Page 827 and 828:
“Ya udahlah dimana aja, asal maka
- Page 829 and 830:
Epilog #2 Gue mendehem pelan. Dia s
- Page 831 and 832:
Saat ini, kami berdiri di tempat da
- Page 833 and 834:
Kami lalu terdiam. “Dan sekarang,
- Page 835 and 836:
Epilog #3 “Kamu keliatan tua Ri,
- Page 837 and 838:
“Enggak. Terakhir kali ke sana ya
- Page 839 and 840:
Gue tarik napas panjang. “Tapi ak
- Page 841 and 842:
“Emang kamu udah lupa?” dia bal
- Page 843 and 844:
Lama kami terdiam. Waktu seperti be
- Page 845 and 846:
Seperti bunyi dering handphone. Dar
- Page 847 and 848:
Epilog #4 Gue juga tertawa. Betapa
- Page 849 and 850:
erdiri, gue juga berdiri. Rasanya i
- Page 851 and 852:
itulah gue sadar bahwa hidup kami s
- Page 853 and 854:
“Tapi,” kata Meva lagi. “Seka
- Page 855 and 856:
“So…” lanjutnya sambil melepa
- Page 857 and 858:
I'll be a fool for you I'm sure You