04.05.2013 Views

Kelas 8 – Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas 8 – Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas 8 – Ilmu Pengetahuan Alam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tanda-tanda makanan yang mengalami pembusukan atau<br />

kerusakan dapat dilihat secara fisik pada makanan tersebut. Misalnya,<br />

berbau busuk, berlendir, berubah warna, terjadi penggumpalan (pada<br />

susu), berbau tengik, dan terbentuk gas. Pada makanan dalam<br />

kaleng, proses kerusakan makanan di dalamnya dapat dilihat dari<br />

bentuk fisik kalengnya. Jika kaleng terlihat menggelembung berarti<br />

terbentuk gas dalam kaleng itu. Hal ini menunjukkan bahwa makanan<br />

dalam kaleng itu sudah rusak atau busuk.<br />

Mengeringkan makanan berarti mengurangi kadar air<br />

dalam makanan itu sehingga makanan menjadi lebih awet. Cara<br />

mengeringkan dapat dilakukan dengan menjemur di bawah sinar<br />

matahari atau menggunakan alat pengering. Misalnya, pada<br />

pembuatan ikan kering tawar dan kerupuk udang yang dikeringkan<br />

dengan bantuan panas matahari, sedangkan pengeringan gabah atau<br />

beras dan kue kering dilakukan dengan menggunakan alat pengering<br />

listrik.<br />

Mengawetkan makanan dengan membubuhi garam biasanya<br />

dilanjutkan dengan mengeringkannya. Cara ini berarti menambahkan<br />

garam pada makanan itu sehingga dapat membunuh bakteri dan<br />

jamur serta menyerap air dari dalam makanan tersebut. Air yang<br />

diserap garam, kemudian dikeringkan oleh sinar matahari. Proses<br />

pengawetan makanan dengan cara ini dapat dilihat pada pembuatan<br />

ikan asin.<br />

Mengawetkan dengan cara pengasapan berarti mengalirkan<br />

asap kayu bakar atau bahan bakar tumbuhan lain pada makanan.<br />

Asap akan menghalangi proses pembusukan bakteri bahkan dapat<br />

membunuh bakteri. Misalnya, pembuatan ikan asap dan pengasapan<br />

pada jagung untuk disimpan agar awet.<br />

Mengawetkan dengan membekukan makanan berarti membuat<br />

suhu makanan menjadi rendah sehingga bakteri pembusuk tidak<br />

dapat bekerja. Pembekuan dapat dilakukan dengan cara<br />

a. memasukkan makanan (mentah atau matang) ke dalam lemari<br />

pendingin (kulkas);<br />

b. merendam makanan dalam es, seperti yang sering dilakukan para<br />

nelayan dengan cara merendam ikan dalam es agar tetap segar.<br />

Proses mengawetkan makanan dengan cara membuat manisan<br />

sebenarnya sama seperti mengasinkan, tetapi garam diganti gula.<br />

Kemudian, dikeringkan dengan menjemur atau dengan alat listrik.<br />

Gula yang digunakan dapat berupa gula pasir atau gula merah (kelapa<br />

atau aren). Sifat gula sama seperti garam, yaitu mengikat air dalam<br />

makanan sehingga bakteri tidak dapat bekerja dengan baik.<br />

Contohnya, manisan buah, seperti, mangga, pala, dan anggur.<br />

Mengawetkan dapat juga menggunakan larutan cuka 25%.<br />

Pengawetan dengan cara ini sering disebut asinan. Contohnya, asinan<br />

tahu, sayur-mayur, buah, dan acar wortel atau ketimun.<br />

Gambar 12.10 Jemur<br />

Kerupuk<br />

Sumber Gambar:<br />

www.suarantb.com<br />

Gambar 12.11 Ikan Asin<br />

Sumber Gambar :<br />

http://www.gambarpanjang.<br />

com/galleryhtm<br />

Gambar 12.12 Pembekuan<br />

Makanan<br />

Sumber Gambar:<br />

http://bp1.biogas.com<br />

Gambar 12.13 Contoh<br />

Manisan Buah<br />

Sumber Gambar<br />

http://www.tokoindonesia.<br />

de/catalog/index.php<br />

Bahan Kimia dalam Bahan Makanan<br />

163

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!