Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
106<br />
<strong>Melangkah</strong> <strong>maju</strong> <strong>dengan</strong> <strong>REDD</strong> Isu, <strong>pilihan</strong> <strong>dan</strong> <strong>implikasi</strong><br />
pengurangan emisi yang konservatif dapat digunakan untuk pemberian kredit<br />
(Eliasch 2008).<br />
Dalam COP 15 di Kopenhagen tahun 2009, masyarakat internasional<br />
diharapkan menyetujui tahap pertama skema <strong>REDD</strong> <strong>dan</strong> menetapkan<br />
tanggung jawab negara berkembang (Stern 2008). Selanjutnya diperlukan suatu<br />
periode, misalnya 10 tahun, untuk membangun kelembagaan internasional<br />
yang efektif <strong>dan</strong> mendukung kerjasama, disamping pengembangan teknologi<br />
<strong>dan</strong> kapasitas nasional untuk pemantauan <strong>dan</strong> pengukuran yang hemat biaya<br />
untuk berbagai skala (lokal sampai nasional).<br />
Pada tahap ini, negara yang memiliki keterbatasan untuk menerapkan tier yang<br />
lebih tinggi dapat menggunakan Tier 1 disertai <strong>dengan</strong> estimasi kredit karbon<br />
secara konservatif. Program pengembangan kapasitas oleh negara-negara yang<br />
mampu menerapkan inventarisasi <strong>dengan</strong> Tier 2 <strong>dan</strong> bahkan Tier 3 diperlukan<br />
meningkatkan kemampuan teknis negara lainnya. Jalur yang akhirnya ditempuh<br />
skema <strong>REDD</strong>, <strong>dan</strong> bagaimana hal ini akan diintegrasikan ke dalam perjanjian<br />
iklim di masa mendatang masih belum begitu jelas. Apabila <strong>REDD</strong> menjadi<br />
bagian dari pasar karbon, maka diperlukan tingkat akurasi penghitungan yang<br />
lebih tinggi, mengingat pasar internasional ingin jaminan bahwa pengurangan<br />
emisi nyata terjadi. Salah satu tujuan bisa berupa menciptakan kebijakan<br />
yang mendukung evolusi menuju tier yang lebih tinggi yang menghasilkan<br />
pengukuran <strong>dengan</strong> akurasi lebih tinggi <strong>dan</strong> ketidakpastian yang lebih kecil.<br />
Bagi negara <strong>dengan</strong> struktur MRV yang lemah, proses transisi ini penting agar<br />
mereka tidak tersisih dari suatu mekanisme karena persyaratannya yang tinggi,<br />
sekaligus memberi kesempatan untuk meningkatkan metode <strong>dan</strong> struktur<br />
MRV yang ada.<br />
Cara lain mengatasi kelemahan kapasitas adalah <strong>dengan</strong> mendirikan<br />
lembaga internasional independen untuk memantau karbon untuk <strong>REDD</strong><br />
atau membangun kapasitas ini di lembaga yang sudah ada. Lembaga ini<br />
tidak dimaksudkan untuk menggantikan kerangka UNFCCC untuk MRV,<br />
melainkan untuk membangun sinergi untuk menghadapi masalah persyaratan<br />
pemantauan <strong>REDD</strong>. Sebagai contoh, negara yang tergabung dalam kelompok<br />
Komisi Kehutanan Afrika Tengah (Central African Forest Commission)<br />
membangun lembaga pemantauan regional yang disebut Pengawas Hutan<br />
Afrika Tengah (Central African Forest Watchdog). Pemantauan untuk pemberian<br />
kredit karbon harus akurat, obyektif <strong>dan</strong> andal. Apabila pemantauan<br />
diserahkan kepada masing-masing negara <strong>REDD</strong>, ada insentif untuk tidak<br />
obyektif (misalnya penggelembungan angka pengurangan emisi) supaya<br />
memperoleh keuntungan kredit karbon. Sistem validasi eksternal mencegah<br />
terjadinya penyalahgunaan semacam ini, meskipun akan menambah biaya<br />
transaksi. Pemantauan <strong>dan</strong> sertifikasi oleh pihak ketiga, dalam bentuk lembaga<br />
internasional untuk memantau karbon, mungkin merupakan alternatif yang<br />
lebih baik. Memusatkan tugas di tingkat internasional dapat memperkuat