02.06.2013 Views

Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi

Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi

Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 10 Bagaimana kita mengukur <strong>dan</strong> memantau degradasi hutan?<br />

seperti penebangan pohon, pengumpulan kayu bakar, penggembalaan,<br />

<strong>dan</strong> kebakaran. Apabila wilayah hutan dikelompokkan berdasar penyebab<br />

degradasinya, maka ada kemungkinan untuk, misalnya, tahu berapa banyak<br />

kayu yang diambil pada kurun waktu tertentu <strong>dengan</strong> cukup akurat.<br />

Tabel 10.1 menggambarkan perbandingan antara metode perbandingan stok<br />

<strong>dengan</strong> metode tambah-kurang. Kedua metode tersebut dapat digunakan<br />

untuk mengkaji degradasi hutan sesuai pedoman IPCC Tier 2 <strong>dan</strong> Tier 3.<br />

Pemilihan metode akan ditentukan oleh ketersediaan data <strong>dan</strong> sumber daya<br />

yang diperlukan untuk mengumpulkan data tambahan yang diperlukan<br />

(GOFC-GOLD 2008). Negara yang mengalami degradasi hutan cukup besar<br />

mungkin ingin mengembangkan basis data <strong>dan</strong> modelnya sendiri untuk<br />

tingkat nasional <strong>dan</strong> lokal agar dapat menerapkan metode tambah-kurang<br />

untuk memperkirakan perubahan emisi di berbagai pool karbon. Perkiraan<br />

oleh Hardcastle <strong>dan</strong> Baird (2008) menunjukkan bahwa penambahan degradasi<br />

ke dalam kerangka laporan Tier 3 akan menambah biaya sebesar 10% untuk<br />

Republik Demokratik Kongo <strong>dan</strong> 11% untuk Indonesia serta 13% bagi Brasil.<br />

Persentase penambahan juga cukup mirip untuk biaya operasional. Namun<br />

perhitungan ini berasumsi bahwa negara-negara tersebut sudah menerapkan<br />

Tier 3 <strong>dan</strong> oleh karenanya telah memiliki sistem penarikan sampel yang baik<br />

(minimum meliputi 3% permukaan lahan <strong>dan</strong> mencakup 6 strata).<br />

10.4 Dampak terhadap biaya dibagi berbagai<br />

negara<br />

Biaya yang dikeluarkan untuk pengukuran <strong>dan</strong> pemantauan degradasi<br />

hutan berbeda untuk satu negara <strong>dengan</strong> negara yang lainnya, <strong>dan</strong> hal ini<br />

dipengaruhi oleh:<br />

• Luasnya tutupan hutan<br />

• Tingkat keragaman hutan (contohnya, jenis hutan di Republik Demokratik<br />

Kongo hanya satu macam, se<strong>dan</strong>gkan Indonesia <strong>dan</strong> Meksiko memiliki<br />

empat jenis ekotipe hutan atau bahkan lebih)<br />

• Pilihan tier yang digunakan untuk penghitungan karbon.<br />

Hutan di berbagai negara berada di titik yang berbeda dalam kurva transisi<br />

hutan (Gambar 10.1), <strong>dan</strong> hal ini mencerminkan perubahan keuntungan<br />

yang ada di sektor pertanian <strong>dan</strong> kehutanan (Angelsen 2007). Akibatnya,<br />

degradasi lebih penting untuk negara tertentu. Sebagai contoh, suatu<br />

negara bisa berhasil menghambat laju deforestasi tetapi tetap mengalami<br />

pengurangan biomassa dari sisa hutan yang ada. Dengan demikian, kondisi<br />

hutan suatu negara akan mempengaruhi tingkat investasi yang akan disalurkan<br />

untuk sistem penghitungan degradasi hutan serta <strong>pilihan</strong> sistem pemantauan<br />

<strong>dan</strong> pengukuran.<br />

113

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!