Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
itu Abdullah bin Abu Umayyah dan<br />
Abu Jahal berada di sisinya. Beliau<br />
bersabda kepadanya, ‘Wahai pammanku,<br />
ucapkanlah La Ilaha IllAllåh,<br />
suatu kalimat yang dapat aku jadikan<br />
bukti untukmu di hadapan Allåh.’<br />
Disambut oleh Abdullah bin Abu<br />
Umayyah dan Abu Jahal, ‘Apakah<br />
engkau, wahai Abu Thalib, membl<br />
benci agama Abdul Muththalib?’<br />
Lalu Nabi mengulangi sabdanya<br />
lagi, akan tetapi mereka berdua pun<br />
mengulang kata-katanya itu. Kata<br />
akhir yang diucapkannya bahwa dia<br />
tetap di atas agama Abdul Muththalib<br />
dan enggan mengucapkan la ilaha<br />
illallåh. Kemudian Nabi bersabda,<br />
‘Sungguh, akan aku mintakan amppunan<br />
untukmu selama aku tidak<br />
dilarang.’ Lalu Allåh menurunkan<br />
firman-Nya,<br />
<br />
<br />
‘Tiadalah sepatutnya bagi Nabi<br />
dan orang-orang yang beriman<br />
memintakan ampun (kepada Allåh)<br />
bagi orang-orang musyrik walaupun<br />
orang-orang musyrik itu adalah kaum<br />
kerabat(nya), sesudah jelas bagi merreka<br />
bahwa orang-orang musyrik itu<br />
adalah penghuni neraka Jahannam.’<br />
(Al-Taubah:113).<br />
Hidayah Allåh dan Hidayah Råssulullåh<br />
<br />
Terdapat sejumlah faedah yang<br />
bisa dipetik dari firman Allåh <br />
dan hadits Rasulullah di atas. Di<br />
antaranya:<br />
Dalam kitab Fath al-Majid, Syaikh<br />
Abdurrahman bin Hasan Alu al-<br />
Syaikh menukil perkataan Ibnu<br />
Katsir rahimahullah tentang tafsir<br />
ayat ini, “Allåh berfirman kepada<br />
rasul-Nya, ‘Sesungguhnya engkau,<br />
wahai Muhammad, tidak akan dapat<br />
memberi hidayah kepada orang yang<br />
engkau kasihi,’ Artinya, (memberi<br />
hidayah/petunjuk) itu bukan urusl<br />
sanmu, akan tetapi kewajibanmu<br />
hanya lah menyampaikan, dan Allåh<br />
akan memberi hidayah kepada siapa<br />
yang Dia kehendaki. Dialah yang<br />
memiliki hikmah yang mendalam<br />
dan hujjah yang mengalahkan. Ini sebl<br />
bagaimana firman Allåh , ‘Bukanllah<br />
kewajibanmu menjadikan mereka<br />
mendapat hidayah, akan tetapi Allåhlah<br />
yang memberi hidayah (memberi<br />
taufiq) kepada siapa yang Dia kehenddaki.’<br />
(Al-Baqarah:272). Begitu juga<br />
firman-Nya, ‘Dan sebahagian besar<br />
manusia tidak akan beriman walauppun<br />
kamu sangat menginginkannya.’<br />
(Q.S. Yusuf:103).”<br />
Dalam kitabnya at-Tamhid li<br />
Syarh Kitab at-Tauhid, Syaikh Shalih<br />
bin Abdul Aziz Alu asy-Syaikh berkl<br />
kata, “Hidayah yang Allåh nyatakan<br />
tidak dimiliki oleh Rasulullah di<br />
sini adalah hidayah berupa taufik,<br />
ilham yang khusus, dan bantuan<br />
yang khusus. Hidayah inilah yang<br />
disebut oleh ulama sebagai hidayah<br />
taufik dan ilham. Yaitu, Allåh menjl<br />
jadikan dalam hati seorang hamba<br />
bantuan khusus untuk menerima<br />
petunjuk; bantuan yang tidak Dia<br />
berikan kepada orang selainnya.<br />
Jadi, taufik adalah bantuan khusus<br />
dari Allåh kepada orang yang Dia<br />
inginkan, di mana orang tersebut<br />
akan menerima petunjuk dan berl<br />
usaha meraihnya. Maka, memasukkl<br />
kan hidayah ini dalam hati seseorang<br />
bukanlah tugas Rasulullah , karena<br />
hati hamba berada di tangan Allåh;<br />
Dia yang membolak-baliknya sekehl<br />
hendak-Nya. Sampai-sampai orang<br />
yang paling beliau cintai sekalipun,<br />
tidak mampu beliau jadikan seorang<br />
muslim yang mau menerima petunjl<br />
juk. Abu Thalib adalah kerabat Nabi<br />
yang banyak berjasa kepada beliau,<br />
namun meskipun begitu beliau tidak<br />
mampu memberinya hidayah taufik.<br />
Jadi, hidayah yang Allåh nafikan<br />
dalam ayat di atas adalah hidayah<br />
taufik ini.<br />
Adapun jenis hidayah yang kedua<br />
yang berkaitan dengan hamba yang<br />
mukallaf adalah hidayah penjelasan<br />
dan bimbingan. Hidayah jenis ini<br />
adalah hidayah yang Allåh tetapkan<br />
ada pada Nabi secara khusus,<br />
seluruh nabi dan rasul, dan setiap<br />
dai yang menyeru manusia kepada<br />
Allåh. Allåh berfirman,<br />
<br />
<br />
“Sesungguhnya engkau (Muhammmad)<br />
hanyalah seorang pemberi<br />
peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum<br />
ada orang yang memberi hidayah.”<br />
(Al-Ra‘d:7).<br />
Dan Dia berfirman tentang diri<br />
Nabi Muhammad ,<br />
<br />
<br />
<br />
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammmad)<br />
benar-benar memberi hidayah<br />
kepada jalan yang lurus, (yaitu) jalan<br />
Allåh.” (Al-Syura:52-53).<br />
Makna “engkau memberi hiddayah”<br />
di sini adalah engkau membl<br />
beri petunjuk dan bimbingan ke jalan<br />
yang lurus dengan beragam petunjuk<br />
dan bimbingan yang paling manjur<br />
yang dikuatkan dengan sejumlah<br />
mukjizat dan bukti yang menunjukkl<br />
kan kejujuran dan kebenaran beliau<br />
sebagai seorang pemberi petunjuk<br />
dan bimbingan.<br />
Jadi, hidayah yang ditiadakan<br />
dalam ayat ini adalah hidayah taufik.<br />
Ini berarti bahwa manfaat dan mencl<br />
cari manfaat dalam tuntutan-tuntutan<br />
yang penting ini wajib ditujukan<br />
hanya kepada Allåh. Sedangkan<br />
Muhammad dengan keagungan<br />
Vol.III/<strong>No.10</strong> | September-Oktober 2007 / Ramadhan-Syawwal 1428<br />
13