26.11.2014 Views

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Disebutkan dalam sebuah doa<br />

yang ma’tsur:<br />

”Ya Allåh, tunjukkanlah kepadaku<br />

yang benar adalah benar, dan berikkanlah<br />

kepadaku kemampuan untuk<br />

mengikutinya. Dan tunjukkanlah<br />

kepadaku bahwa yang batil adalah<br />

batil, dan berikanlah kepadaku<br />

kemampuan untuk menjauhinya,<br />

serta janganlah Engkau menjadikannnya<br />

samar atasku lalu aku menjadi<br />

tersesat”.<br />

• Ketiga: Siswa harus memiliki<br />

agama yang dapat melindungi dan<br />

membentengi dirinya dari kekufuran<br />

dan kefasikan. Orang yang lemah<br />

agamanya tidak mungkin akan<br />

selamat bermukim di sana, kecuali<br />

bila Allåh menghendakinya. Hal itu<br />

dikarenakan kuatnya berbagai serl<br />

rangan dan lemahnya perlawanan.<br />

Sarana-sarana kekufuran dan kefl<br />

fasikan di sana sangat kuat, banyak<br />

dan bermacam-macam, dan bila<br />

hal itu menimpa obyek yang lemah<br />

perlawanannya, maka sudah tentu<br />

memberikan pengaruh.<br />

• Keempat: Ilmu yang dipelajari di<br />

sana harus benar-benar dibutuhkan,<br />

yang mana mempelajari ilmu tersebl<br />

but akan membawa kemaslahatan<br />

bagi kaum muslimin, sementara di<br />

negeri-negeri kaum muslimin tidak<br />

terdapat sekolahan-sekolahan yang<br />

setara dengan sekolahan tersebut.<br />

Bila ilmu-ilmu tersebut hanya ilmuilmu<br />

keutamaan (tambahan) saja<br />

yang tidak mengandung kemaslahl<br />

hatan bagi kaum muslimin atau bila<br />

di negara-nagara Islam saja terdapat<br />

sekolahan yang setara, maka dia<br />

tidak boleh bermukim di negara<br />

kafir karena tujuan tersebut. Sebab,<br />

dengan bermukimnya mereka akan<br />

membahayakan agama, akhlak dan<br />

menghambur-hamburkan harta yang<br />

banyak tanpa ada manfaatnya.<br />

• Keenam: Bermukim untuk<br />

menetap, ini lebih berbahaya dari<br />

yang sebelumnya, karena akan<br />

mengakibatkan terjadinya berbagai<br />

kerusakan disebabkan oleh adanya<br />

hubungan sosial yang sempurna<br />

dengan orang-orang kafir, dan ia<br />

akan punya perasaan bahwa dirinya<br />

adalah sebagai salah satu warga negal<br />

ara yang komitmen terhadap tuntutl<br />

tan nasionalisme, seperti kecintaan,<br />

kesetiaan dan dapat memperbanyak<br />

jumlah orang-orang kafir. Keluargal<br />

anya akan terdidik di tengah-tengah<br />

orang-orang kafir, sehingga ia akan<br />

mengambil moral dan adat-istiadat<br />

mereka. Bahkan, boleh jadi ia akan<br />

meniru-niru mereka dalam masalah<br />

aqidah (ideology) dan peribadahan.<br />

Oleh karena itu, diriwayatkan dalam<br />

sebuah hadits bahwa Nabi bersl<br />

sabda:<br />

”Barang siapa berkumpul dengan<br />

orang musyrik dan tinggal bersammanya,<br />

maka dia sepertinya”.<br />

Hadits ini, walaupun sanadnya<br />

dhå’if (lemah) tetapi mengandung<br />

pengertian yang dapat diterima oleh<br />

akal mengingat bahwa hidup berdl<br />

dampingan itu akan mengakibatkan<br />

adanya saling membentuk satu sama<br />

lain. Diriwayatkan dari Qåis bin Abi<br />

Hazim, dari Jarir bin ‘Abdullah ,<br />

bahwa Nabi bersabda:<br />

”Aku berlepas diri dari setiap muslim<br />

yang tinggal diantara orang-orang<br />

musyrik”. Mereka (para shahabat)<br />

bertanya: ”Wahai Rasulullah, kenapa<br />

demikian?”. Beliau menjawab: ”Tidak<br />

terlihat api (perbedaan) keduanya”.<br />

(Abu Dawud dan Tirmidzi).<br />

Kebanyakan para perawinya<br />

meriwayatkan secara mursal dari<br />

Qåis bin Abu Hazim dari Nabi .<br />

Tirmidzi menuturkan: “Aku mendenggar<br />

Muhammad -maksudnya imam<br />

Bukhåri- berkata bahwa yang benar,<br />

hadits Qåis dari Nabi ini adalah<br />

mursal”.<br />

Bagaimana mungkin jiwa seorang<br />

mukmin akan menjadi baik bila tinggl<br />

gal di negara-negara kafir yang di<br />

dalamnya dipublikasikan syi’ar-syi’ar<br />

kekafiran, berhukum kepada selain<br />

Allåh dan Rasul-Nya sedangkan<br />

dia melihat dengan kedua matal<br />

anya sendiri dan mendengar dengan<br />

kedua telinganya sendiri, lalu ia rela<br />

dengan itu semua. Bahkan ia menisbl<br />

batkan dirinya berasal dari negara<br />

kafir itu dan tinggal di dalamnya<br />

bersama keluarga dan anak-anaknya<br />

serta merasa tentram di dalamnya<br />

sebagaimana merasa tentram tinggal<br />

di negara-negara kaum muslimin.<br />

Padahal di dalam negeri kafir tersebl<br />

but terdapat bahaya yang besar bagi<br />

dirinya, keluarga dan anak-anaknya<br />

berkenaan dengan agama dan<br />

akhlak-akhlak mereka.<br />

[Al-Majmu’ al-Tsamin: 1/50-51.<br />

Dikeluarkan oleh Komisi Tetap untuk<br />

Penelitian Ilmiah dan Fatwa]<br />

Catatan:<br />

a al-Mujadilah: 22<br />

b al-Maidah: 51-52<br />

c al-Nisa’: 97<br />

d al-An‘am: 108<br />

Vol.III/<strong>No.10</strong> | September-Oktober 2007 / Ramadhan-Syawwal 1428<br />

61

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!