Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
F a t w a<br />
Fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah v dalam kitab<br />
Haqiqatus Shiyam.<br />
Tanya:<br />
Apakah seseorang yang mulai<br />
bersafar pada pertengahan hari boleh<br />
berbuka?<br />
Jawab:<br />
Ada dua pendapat yang masyhur<br />
mengenai masalah ini. Keduanya<br />
dari Imam Ahmad. Yang paling benar<br />
adalah diperbolehkan berbuka ketika<br />
safar di pertengahan hari (misalnya<br />
sejak fajar berpuasa, kemudian<br />
pertengahan hari baru melakukan<br />
safar, red. ). Hal ini tertera dalam kitabkitab<br />
Sunan. Para sahabat berbuka<br />
bila keluar safar pada pertengahan<br />
hari dan disebutkan bahwa yang<br />
demikian itu sunnah yang dikerjakan<br />
Nabi . Dalam sebuah hadits disebl<br />
butkan bahwa Nabi berniat puasa<br />
waktu safar. Kemudian beliau dijamu<br />
dan beliau makan. Para sahabat<br />
melihat beliau.<br />
Sedangkan apabila seorang tiba<br />
di tempat tujuan pada pertengahan<br />
hari, para ulama masih berselisih<br />
pendapat dalam menentukan kewajl<br />
jiban berpuasa. Akan tetapi dia wajib<br />
mengqådhå baik berpuasa atau<br />
tidak. Orang yang sering bepergian<br />
ke suatu tempat tertentu boleh berbl<br />
buka seperti pedagang yang pergi ke<br />
kota lain, tukang pos yang bepergian<br />
untuk kemaslahatan kaum muslimin<br />
dan lain-lain. Sedangkan orang yang<br />
bepergian jauh dengan naik kapal<br />
besar ditemani istrinya, membawa<br />
perbekalan lengkap dan dia terusmenerus<br />
demikian maka dia tidak<br />
boleh mengqashar shålat maupun<br />
berbuka puasa.<br />
Orang-orang pedalaman seperti<br />
Badui Arab, Turki dan selainnya<br />
yang bermukim pada musim panas<br />
di suatu tempat, bila mereka dalam<br />
perjalanan dari tempat musim dingl<br />
gin ke tempat musim panas atau<br />
sebaliknya, maka boleh mengqashar<br />
shålat. Sedangkan bila telah singgah<br />
di tempat musim dingin atau tempat<br />
musim panas tidak boleh berbuka<br />
dan mengqashar shålat. <br />
Tanya:<br />
Ada seseorang yang safar di bulan<br />
Råmadhån tidak merasa lapar, haus<br />
maupun lelah. Mana yang lebih utama<br />
baginya, puasa atau tidak?<br />
Jawab:<br />
Menurut ijma' lebih utama berbl<br />
buka meskipun dia tidak merasa<br />
berat, tetapi kalau mau berpuasa<br />
juga diperbolehkan. Ada sebagian<br />
ulama mengatakan tidak berpahala<br />
bila tetap berpuasa saat safar. <br />
Tanya:<br />
A d a s e o r a n g i m a m m a s j i d<br />
bermadzhab Hanafi menyebutkan, dia<br />
membaca kitab bahwa bila seseorang<br />
berpuasa di bulan Råmadhån tidak<br />
berniat pada akhir waktu Isya' atau<br />
Vol.III/<strong>No.10</strong> | September-Oktober 2007 / Ramadhan-Syawwal 1428<br />
47