26.11.2014 Views

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

a k h l a k<br />

mar memaafkan terhadap sesama?<br />

Menghadaplah kepada Rabb kalian,<br />

dan ambillah pahala-pahala kalian.<br />

Sudah menjadi keharusan bagi setiap<br />

muslim yang gemar memberi maaf<br />

untuk masuk ke dalam surga.’” e<br />

6. Hadits:<br />

“Pergi lah kalian. Orang tersebut hanya bertanya apakah<br />

aku gila, lalu aku menjawab tidak.”<br />

“Tidaklah berkurang harta seseorang<br />

itu karena dikeluarkan untuk seddekah,<br />

dan tidaklah Allåh menambbahkan<br />

kepada orang yang pemaaf<br />

kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang<br />

itu merendahkan hati karena<br />

Allåh kecuali (kedudukannya) akan<br />

diangkat oleh Allåh I.” f<br />

Mutiara Salafush Shalih<br />

Orang-orang terdahulu yang<br />

dekat dengan kehidupan Råsulullåh<br />

banyak yang berhasil belajar<br />

kepada perilaku beliau, langsung<br />

maupun tidak. Merekalah bagian<br />

dari para salafush shalih yang banyak<br />

meninggalkan kilau mutiara perilaku<br />

yang mulia. Berikut beberapa di<br />

antaranya:<br />

1. Dari Umar bin al-Khaththab<br />

, beliau berkata, “Barangsiapa<br />

yang bertakwa kepada Allah, dia<br />

tidak akan melampiaskan kemarahal<br />

annya, dan barangsiapa yang takut<br />

kepada Allåh, dia tidak akan berbuat<br />

semaunya. g<br />

2. Suatu ketika ada seorang<br />

laki-laki mencaci-maki Ibnu Abbas.<br />

Setelah laki-laki itu menuntaskan<br />

caciannya, Ibnu Abbas berkata,<br />

“Wahai Ikrimah h , coba tanyakan<br />

kepada lelaki itu, apakah dia punya<br />

kebutuhan sehingga kita bisa membl<br />

bantunya?” Mendengar hal itu, lelaki<br />

tersebut kemudian tertunduk malu. i<br />

3. Salah seorang budak Abu<br />

Dzar datang kepadanya dengan<br />

membawa seekor kambing yang<br />

telah dipatahkan kakinya. Abu<br />

Dzar lantas bertanya kepadanya,<br />

“Siapakah yang telah mematahkan<br />

kaki kambing ini?” Budak tersebut<br />

menjawab, “Aku yang telah mematl<br />

tahkannya dengan sengaja agar engkl<br />

kau marah kemudian memukulku sehl<br />

hingga engkau berdosa karena itu.”<br />

Mendengar jawaban budak tersebut,<br />

Abu Dzar pun berkata, “Sungguh aku<br />

akan membuat marah setan yang<br />

telah mendorongmu membangkitkan<br />

kemarahanku.” Kemudian Abu Dzar<br />

memerdekakan budak tersebut. j<br />

4. Ada seseorang yang mencl<br />

caci-maki ‘Adi bin Hatim, sedangkan<br />

Adi hanya diam saja. Setelah orang<br />

tersebut merampungkan caciannya,<br />

‘Adi berkata, “Jika memang masl<br />

sih ada pada dirimu bahan untuk<br />

mencaci, segera dihabiskan saja<br />

semuanya sebelum para pemuda<br />

datang ke sini. Karena mereka tidak<br />

akan terima jika mereka menyaksikl<br />

kan pemimpinnya dicaci maki.” k<br />

5. Umar bin Abdul Aziz pada<br />

suatu malam memasuki sebuah<br />

masjid. Tanpa sengaja ia menginjak<br />

kaki seseorang yang sedang tidur<br />

di dalamnya. Kontan orang itu pun<br />

terbangun dan berkata dengan nada<br />

emosi, “Apakah kamu ini gila?” Bel<br />

liau menjawab, “Tidak.” Beberapa<br />

pengawal beliau bermaksud memukl<br />

kul orang tersebut, tetapi dicegah<br />

oleh beliau seraya berkata, “Pergil<br />

lah kalian. Orang tersebut hanya<br />

bertanya apakah aku gila, lalu aku<br />

menjawab tidak.”<br />

6. Ada seorang laki-laki datang<br />

menemui Ali Zainal Abidin lalu<br />

mencacinya. Maka bangkitlah muridmurid<br />

beliau bermaksud memukul<br />

laki-laki tersebut, tetapi beliau melarl<br />

rang mereka. Kemudian beliau mendl<br />

datangi orang tersebut dan berkata,<br />

“Keburukan yang ada pada diriku<br />

masih sangat banyak yang tidak<br />

engkau ketahui. Apakah engkau<br />

mempunyai kebutuhan yang bisa<br />

aku bantu?” Lalu beliau memberinya<br />

uang 1.000 dirham. Orang itu pun<br />

menjadi malu dan berkata, “Aku<br />

bersaksi bahwa engkau benar-benar<br />

keturunan Rasulullah .”<br />

7. Salim bin Abdullah bin Umar<br />

suatu ketika melakukan umrah. Ketl<br />

tika berada di Mina, karena amat<br />

sesaknya manusia, ada seseorang<br />

yang terdesak oleh beliau. Orang<br />

itu pun menjadi emosi lalu berkata,<br />

“Aku sangat yakin pasti kamu ini<br />

manusia yang sangat buruk.” Salim<br />

menukas, “Betul, dan tidak ada yang<br />

tahu tentang diriku kecuali kamu.” l<br />

8. Ibnu Qayyim al-Jauziah<br />

berkata, “Dermawan itu ada sepul<br />

luh tingkatan.” Lalu beliau menyebl<br />

butkannya satu per satu sampai<br />

pada tingkatan yang ketujuh beliau<br />

berkata, “Dan yang ketujuh adalah<br />

dermawan dengan kehormatan diri<br />

sebagaimana kedermawanan Abu<br />

Dhomdhom, salah seorang sahabat<br />

Nabi . Abu Dhomdhom apabila<br />

datang waktu pagi beliau berdoa,<br />

‘Ya Allah, aku tidak mempunyai<br />

harta yang bisa aku sedekahkan,<br />

akan tetapi aku hanya mempunyai<br />

26 Vol.III/<strong>No.10</strong> | September-Oktober 2007 / Ramadhan-Syawwal 1428

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!