Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Assalamu’alaikum waråhmatullåh wabaråkatuh<br />
Saya seorang pria yang sudah beristri. Banyak pekerjaan dilakukan di<br />
luar rumah. Ketika pulang atau libur saya optimalkan bercengkerama dengl<br />
gan istri. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan terkait dengan batal<br />
tidaknya puasa. Dalam bulan Råmadhån kadang-kadang saya kebablasan.<br />
Pernah karena mencium istri tanpa terasa menjadi memeluknya. Apakah<br />
batal puasa saya karena perbuatan saya tersebut? Terus kalau seorang pria<br />
bersetubuh/menggauli istri tanpa berjima’ apakah juga membuat puasanya<br />
menjadi batal? Atas perhatian dan jawabannya diucapkan terima kasih.<br />
Wassalamu’alaikum waråhmatullåh wabaråkatuh<br />
Abdullåh, Bumi Allåh<br />
Jawaban:<br />
Wa’alaikumus salam waråhmatulllåh<br />
wabaråkatuh<br />
Alhamdulillahi råbbil `alamin.<br />
Shålawatullåhi wa salamuhu ‘ala<br />
nabiyyinal mushtåfa muhammadin<br />
wa ‘ala alihi wa ash-habihi ajma`in.<br />
Wa ba’du.<br />
Syahwat manusia, menurut<br />
konsep Islam, meml a n g t i d a k s<br />
selayaknya diml<br />
a t il<br />
tikan. Karena<br />
i t u<br />
Islam tidl<br />
ak m<br />
mengenal ajaran selibat atau kerahl<br />
hiban. Umat Islam tidak diperkenl<br />
nankan menjadi rahib, tapi dituntut<br />
menjadi råbbani, anak manusia yang<br />
mampu berlaku taat kepada Allåh,<br />
termasuk dalam mengelola syahwat<br />
pada jalan yang dibenarkan syariat.<br />
Piranti untuk mengelola syahwat<br />
di antaranya adalah menikah dan<br />
berpuasa.<br />
Karena itu salah satu hikmah<br />
yang bisa dipetik dari kegiatan puasa<br />
Råmadhån adalah menjinakkan nafsu<br />
syahwat. Kita diperintahkan pada<br />
saat-saat itu untuk menahan segala<br />
nafsu dan dorongan syahwat dengan<br />
tidak makan, tidak minum, tidak<br />
berhubungan seksual, dan tidak<br />
melakukan hal-hal yang keji dan<br />
mungkar. Sungguh celaka<br />
kalau justru pada saat yang<br />
semulia itu malah melakukl<br />
kan hubungan seksual di<br />
siang hari.<br />
Sedangkan<br />
Vol.III/<strong>No.10</strong> | September-Oktober 2007 / Ramadhan-Syawwal 1428<br />
hubungan seksual suami istri tentu<br />
membatalkan puasa. Bila dikerjakan<br />
pada saat puasa Råmadhån, selain<br />
membayar qådhå` puasa juga diwajl<br />
jibkan membayar kafarah (denda).<br />
Hubungan seksual di siang hari bulan<br />
Råmadhån termasuk perbuatan yang<br />
merusak kesucian Råmadhån itu. Larl<br />
rangan melakukan hubungan seksual<br />
disiang hari dalam bulan Råmadhån<br />
ini didasarkan pada firman Allåh ,<br />
“Dihalalkan bagi kamu pada<br />
malam hari bulan puasa bercampur<br />
dengan isteri-isteri kamu; mereka<br />
adalah pakaian bagimu, dan kamuppun<br />
adalah pakaian bagi mereka.<br />
Allah mengetahui bahwasanya kamu<br />
tidak dapat menahan nafsumu, karena<br />
itu Allah mengampuni kamu dan<br />
memberi ma'af kepadamu. Maka<br />
sekarang campurilah mereka dan<br />
ikutilah apa yang telah ditetapkan<br />
Allah untukmu, dan makan minumllah<br />
hingga terang bagimu benang<br />
putih dari benang hitam, yaitu fajar.<br />
Kemudian sempurnakanlah puasa<br />
itu sampai (datang) malam, (tetapi)<br />
janganlah kamu campuri mereka itu,<br />
sedang kamu beri'tikaf dalam masjid.<br />
Itulah larangan Allah, maka janganlah<br />
kamu mendekatinya. Demikianlah<br />
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya<br />
kepada manusia, supaya mereka<br />
bertakwa.” (Al-Baqåråh:187)<br />
Karena itu hukumannya tidak<br />
hanya mengganti/mengqådhå` puasa<br />
di hari lain, tetapi harus membayar<br />
denda/kafarah sebagai hukuman dari<br />
merusak kesucian bulan Råmadhån.<br />
51