26.11.2014 Views

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

Fatawa Vol.3 No.10 - Free Download Islamic Files

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Fatwa Ulama<br />

Tentang kafarah bagi orang yang<br />

melakukan jima’ di siang Råmadhån<br />

ada sebuah fatwa dari Syaikh Muqbil<br />

bin Hadi al-Wadi’i dari Yaman. Beliau<br />

pernah ditanya tentang masalah ini.<br />

Berikut pertanyaan dari penanya dan<br />

fatwa beliau.<br />

Tanya:<br />

Apa kewajiban kafarah bagi seorang<br />

pria yang menyetubuhi istrinya di<br />

siang hari bulan Råmadhån?<br />

Jawaban:<br />

Ada dua hadits dari Aisyah dan Abu<br />

Huråiråh h, keduanya tercatat dalam<br />

kitab Shåĥiĥ Bahwasanya salah seorang<br />

laki-laki datang menemui Råsulullåh e<br />

dan berkata, "Wahai Råsulullåh aku<br />

telah binasa!’ Kemudian Råsulullåh<br />

bersabda, "Apa yang telah membuatmu<br />

binasa?’ Lelaki tersebut menjawab,<br />

‘Aku telah menyetubuhi istriku di<br />

siang hari dalam bulan Råmadhån!’<br />

Dalam hadits Abu Huråiråh, berkata<br />

seorang laki-laki, "Wahai Råsulullåh<br />

aku telah binasa!’ Beliau berkata,<br />

‘Apa yang telah membuat engkau<br />

binasa?’ Kemudian dia menjawab,<br />

"Aku telah menyetubuhi istriku di<br />

siang hari bulan Ramadhan." Beliau<br />

berkata, ‘Apakah engkau punya budak<br />

untuk dimerdekakan?’ Dia menjawab,<br />

‘Tidak.’ Råsulullåh bersabda, ‘Apakah<br />

engkau mampu untuk berpuasa selama<br />

dua bulan berturut-turut?’ Lelaki<br />

tersebut menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian<br />

Råsulullåh bersabda lagi, ‘Apakah<br />

engkau mampu untuk memberi<br />

makan kepada 60 orang miskin?’ Dia<br />

menjawab, ‘Tidak juga.’ Kemudian<br />

lelaki tersebut duduk. Sesaat kemudian<br />

Råsulullåh mendatanginya sambil<br />

membawa satu karung tamr (kurma<br />

kering) lantas bersabda, ‘Ambillah ini,<br />

kemudian sedekahkanlah!’ Laki-laki<br />

tersebut masih menjawab, ‘Wahai<br />

Råsulullåh, rasanya tidak ada yang<br />

lebih fakir dari aku —demi Allåh—<br />

di antara dua kota Madinah ini.’<br />

Råsulullåh tersenyum seraya berkata,<br />

‘Ambillah ini! Kemudian berikan<br />

kepada keluargamu untuk dimakan!"<br />

Atau dengan maknanya yang<br />

seperti ini.<br />

Karena itu apabila didapatkan<br />

seorang budak hendaklah pria itu<br />

memerdekakannya. Jika tidak memiliki<br />

budak baru beralih pada puasa dan<br />

tidak boleh langsung memilih untuk<br />

memberikan makanan jika dia mampu<br />

melakukan puasa tersebut. Karena<br />

sesungguhnya memberikan makanan<br />

ini sangat mudah bagi orang-orang<br />

yang kaya, sedangkan berpuasa<br />

selama dua bulan berturut-turut jelas<br />

mengandung masyaqqah (kesulitan/<br />

keberatan).<br />

[Bulughul Maråm min <strong>Fatawa</strong>sh<br />

Shiyam]<br />

Vol.III/<strong>No.10</strong> | September-Oktober 2007 / Ramadhan-Syawwal 1428<br />

53

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!