05.05.2015 Views

undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang ...

undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang ...

undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

c. Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional yang dihasilkan dari<br />

penerimaan pungutan pengusahaan perikanan dan penerimaan pungutan hasil<br />

perikanan;<br />

d. Penerimaan pertambangan minyak yang dihasilkan dari wilayah daerah yang<br />

bersangkutan;<br />

e. Penerimaan pertambangan gas alam yang dihasilkan dari wilayah daerah yang<br />

bersangkutan;<br />

f. Penerimaan pertambangan panas bumi yang berasal dari penerimaan setoran<br />

bagian Pemerintah, iuran tetap dan iuran produksi yang dihasilkan dari wilayah<br />

daerah yang bersangkutan.<br />

(4) Daerah penghasil sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan<br />

oleh Menteri Dalam Negeri berdasarkan pertimbangan dari menteri teknis terkait.<br />

(5) Dasar penghitungan bagian daerah dari daerah penghasil sumber daya alam ditetapkan<br />

oleh Menteri Teknis terkait setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri.<br />

(6) Pelaksanaan ketentuan pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur<br />

lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.<br />

Pasal 161<br />

(1) DAU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 huruf b dialokasikan berdasarkan<br />

persentase tertentu dari pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan dalam APBN.<br />

(2) DAU untuk suatu daerah ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang menekankan<br />

pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan<br />

pemerintahan yang formula dan penghitungan DAU-nya ditetapkan sesuai Undang-<br />

Undang.<br />

Pasal 162<br />

(1) Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 huruf c<br />

dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu dalam rangka pendanaan pelaksanaan<br />

desentralisasi untuk:<br />

a. mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas<br />

nasional;<br />

b. mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu.<br />

(2) Penyusunan kegiatan khusus yang ditentukan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud<br />

pada ayat (1) huruf a dikoordinasikan dengan Gubernur.<br />

(3) Penyusunan kegiatan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan<br />

setelah dikoordinasikan oleh daerah yang bersangkutan.<br />

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai DAK diatur dengan Peraturan Pemerintah.<br />

Pasal 163<br />

(1) Pedoman penggunaan, supervisi, monitoring, dan evaluasi atas dana bagi hasil pajak, dana<br />

bagi hasil sumber daya alam, DAU, dan DAK diatur dalam Peraturan Menteri Dalam<br />

Negeri.<br />

(2) Pengaturan lebih lanjut mengenai pembagian dana perimbangan sebagaimana<br />

dimaksud dalam Pasal 157 huruf b ditetapkan dalam Undang-Undang <strong>tentang</strong><br />

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.<br />

151

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!