undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang ...
undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang ...
undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pasal 197<br />
Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195 dan Pasal 196<br />
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.<br />
Pasal 198<br />
(1) Apabila terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar<br />
kabupaten/kota dalam satu provinsi, Gubernur menyelesaikan perselisihan dimaksud.<br />
(2) Apabila terjadi perselisihan antarprovinsi, antara provinsi dan kabupaten/kota di<br />
wilayahnya, serta antara provinsi dan kabupaten/kota di luar wilayahnya, Menteri Dalam<br />
Negeri menyelesaikan perselisihan dimaksud.<br />
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bersifat final.<br />
BAB X<br />
KAWASAN PERKOTAAN<br />
Pasal 199<br />
(1) Kawasan perkotaan dapat berbentuk :<br />
a. Kota sebagai daerah otonom;<br />
b. bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan;<br />
c. bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan langsung dan memiliki ciri<br />
perkotaan.<br />
(2) Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikelola oleh<br />
pemerintah kota.<br />
(3) Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikelola oleh daerah<br />
atau lembaga pengelola yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada pemerintah<br />
kabupaten.<br />
(4) Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dalam hal penataan<br />
ruang dan penyediaan fasilitas pelayanan umum tertentu dikelola bersama oleh daerah<br />
terkait.<br />
(5) Di kawasan perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan,<br />
pemerintah daerah yang bersangkutan dapat membentuk badan pengelola<br />
pembangunan.<br />
(6) Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan,<br />
pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan<br />
masyarakat.<br />
(7) Ketentuan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat<br />
(6) ditetapkan dengan Perda dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.<br />
BAB XI<br />
DESA<br />
Bagian Pertama<br />
Umum<br />
160