Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama 109kemampuan siswa dalam menulis naskah dramamasih rendah sehingga memang perlu ditingkatkan.Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan tindakanpenelitian berupa penggunaan media filmdrama dan strategi episode khayal dalam pembelajaranmenulis naskah drama. Hasil pembelajaranpada siklus I menunjukkan adanya perkembangankondisi kemampuan siswa dari tahap prasiklus.Pada Siklus I terdapat 17 orang siswa (70,83%)yang nilainya mencapai KKM, sedangkan siswayang nilainya belum mencapai KKM adalah 7 orang(29,16%). Hal ini menunjukkan adanya kenaikanjumlah siswa yang nilainya mencapai KKM, yaitudari 66,66% menjadi 70,83%. Nilai rata-rata padasiklus II adalah 70,83. Nilai tertinggi yang dicapaisiswa, yaitu 93,33 sedangkan nilai terendah adalah60,00. Dengan demikian ketuntasan belajar padasiklus I mencapai 70,83%.Hasil pengamatan observer menunjukkanbahwa 13 indikator proses pembelajaran (65%)dapat dilakukan oleh guru dengan sangat baik, 4indikator (20%) dapat dilakukan dengan baik, dan 3indikator (15%) cukup. Adapun aktivitas siswa, sebanyak4 indikator (28,57%) sangat baik, 7 indikator(50%) baik, 3 indikator (21,42%) cukup. Sebanyak 4orang siswa (16,66%) telah mencapai nilai sesuaidengan KKM. Rata-rata nilai akhir siklus I adalah78,60 dan 17 orang siswa (70,83%) telah mencapainilai sesuai dengan KKM. Kekurangan naskah dramakarya siswa umumnya terdapat pada deskripsilatar, kejelasan dan kemenarikan konflik, dan penulisanteks sampingan (petunjuk pemanggungan).Walaupun terjadi peningkatan jumlah siswa yangnilainya mencapai KKM, peningkatan nilai rata-rata,dan peningkatan prosentase ketuntasan belajar,pada siklus I, namun hal tersebut belum mencapaiindikator kinerja penelitian, yaitu ketuntasan belajarmencapai 85%. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkandengan tindakan pada siklus II.Hasil pembelajaran menulis naskah dramapada siklus II menunjukkan bahwa jumlah siswayang nilainya mencapai KKM, yaitu 21 orang(87,5%), sedangkan siswa yang nilainya belummencapai KKM adalah 3 orang (12,5%). Nilai tertinggiyang dicapai oleh siswa masih sama dengannilai tertinggi pada siklus I, yaitu 93,33. Nilai terendahsiswa adalah 66,66 dan nilai rata-rata siswa,yaitu 81,38. Ketuntasan belajar yang dicapai padasiklus II adalah 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwakegiatan pembelajaran telah melampaui indikatorkinerja penelitian yang ditetapkan, yaitu 85% siswamencapai KKM.Pencapaian indikator kinerja penelitian takterlepas dari upaya yang dilakukan oleh guru sebagaipengajar dalam meningkatkan prestasi belajarsiswa. Hasil pengamatan observer menunjukkanbahwa kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaranmenulis naskah drama juga mengalamipeningkatan. Hal ini terlihat dalam Tabel 5 berikut.Tabel 5. Perkembangan Kinerja Guru dalam PembelajaranSkala PenilaianIndikatorNoSangat baik Baik Cukup KurangKegiatanS-I S-II S-I S-II S-I S-II S-I S-II1 Persiapan 100% 100% - - - - - -2 Pendahuluan 80% 80% 20% 20% - - - -3 Kegiatan Inti 62,5% 87,5% 25% 12,5% 12,5% - - -4 Penutup - 100% 33,33% - 66,66% - - -Keterangan: S-I= Siklus I, S-II= Siklus IISebelum melaksanakan tindakan, guru telahmelakukan persiapan, yaitu menentukan materi,menyiapkan desain dan skenario, media pembelajaran,dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP). Hasil pengamatan observer menunjukkanbahwa empat indikator persiapan (100%) dapatdilaksanakan dengan sangat baik pada siklus I dansiklus II.
110 METODIKA Volume 1 Nomor 3Indikator kegiatan persiapan yang dilakukanoleh guru tersebut pada dasarnya merupakan pelaksanaandari langkah-langkah/ prosedur pembelajaran,yang telah ditetapkan dalam prosedur penelitianyang diambil dari Insico (2011), yaitu LangkahPersiapan Guru, pertama-tama guru harusmempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu,kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapaitujuan pengajaran yang diharapkan.Selain melakukan persiapan, guru juga melaksanakankegiatan pendahuluan pembelajaran.Dalam kegiatan pendahuluan, guru mengelolakelas, menyampaikan apersepsi, menginformasikanKD, dan tujuan pembelajaran, menjelaskan kegiatanpembelajaran, serta membimbing siswauntuk membentuk kelompok. Hasil pengamatanobserver menunjukkan bahwa empat dari limaindikator kegiatan pendahuluan (80%) dilaksanakanoleh guru dengan sangat baik dan satu indikator(20%) dilaksanakan dengan baik pada siklus I dansiklus II.Tabel tersebut juga menunjukkan bahwadalam kegiatan pendahuluan pembelajaran siklus Idan siklus II kondisi kinerja guru sama. Sebanyak80% kegiatan pendahuluan dinilai sangat baik dan20% kegiatan pendahuluan dinilai baik. Kegiatanpendahuluan yang dinilai sangat baik meliputikegiatan pengelolaan kelas, penyampaian apersepsi,penginformasian KD dan tujuan pembelajaran,dan penjelasan kegiatan pembelajaran.Kegiatan pendahuluan yang dinilai baik oleh observeradalah aktivitas guru dalam membimbing siswauntuk membentuk kelompok.Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendahuluanpembelajaran tersebut pada dasarnya merupakanpelaksanaan langkah ke-2 pemanfaatanmedia film yang disampaikan Insico(2011), yaitumempersiapkan kelas. Audien dipersiapkan terlebihdahulu supaya mereka mmendapat jawaban ataspertanyaan yang timbul dalam pikiran merekasewaktu menyaksikan film tersebut.(1)(2)(3)Gambar 1. (1) Siswa antusias menyimakfilm drama, (2) Siswa berdiskusi menyusun naskahdrama, (3) Siswa mentampaikan presentasiSetelah melakukan kegiatan pendahuluan,guru melaksanakan kegiatan inti pembelajaran.Dalam kegiatan inti, guru menyajikan model penulisandrama, menayangkan film drama, memotivasisiswa untuk menyimak tayangan film, membimbingsiswa untuk memahami isi film, dan membimbingsiswa menyusun episode khayal. Selain ituguru juga membimbing siswa untuk menyampaikantanggapan terhadap naskah drama karya temannyadan memberikan penguatan. Hasil pengamatanobserver menunjukkan bahwa 5 dari 8 indikator kegiataninti pembelajaran (62,5%) dilaksanakan olehguru dengan sangat baik. Sebanyak 2 indikator ke-