BUKU_RPI_1
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
agai berikut:<br />
L<br />
Dd …………….( Seyhan 1977 BPDAS Asahan Barumun 2006)<br />
A<br />
dimana :<br />
Dd = Drainage density/indeks kerapatan sungai (km/km 2 )<br />
L = jumlah panjang sungai termasuk panjang anak-anak sungai (km)<br />
A = luas DAS (km 2 )<br />
Adapun klasifikasi indeks kerapatan sungai tersebut adalah :<br />
1. Dd: < 0.25 km/km 2 : Rendah<br />
2. Dd: 0.25 - 10 km/km 2 : Sedang<br />
3. Dd: 10 - 25 km/km 2 : tinggi<br />
4. Dd: > 25 km/km 2 : sangat tinggi<br />
B. Jenis-Jenis dan Taksonomi Model<br />
Dalam analisis DAS, model hidrologi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu model<br />
“lumped” dan model “distributed”. Dalam model lumped, DAS dianggap menjadi satu<br />
kesatuan dan transformasi masukan (hujan) menjadi aliran permukaan (output) didasarkan<br />
pada konsep tersebut dan DAS diperlakukan sebagai himpunan parameter yang berperilaku<br />
seragam. Contoh model lumped ini adalah USLE, MUSLE, RUSLE, CREAMS dan<br />
GLEAMS. Pada model distributed, DAS dibagi menjadi grid yang masing-masing grid<br />
mempunyai parameter dan nilainya sendiri dan memperlakukan masing-masing komponen<br />
DAS sebagai komponen mandisi dengan sifatnya masing-masing. Contoh dari model<br />
distributed adalah WEPP, KINEROS, TOPOG, ANSWER dan SWAT.<br />
1. Model USLE, MUSLE dan RUSLE<br />
Metode yang paling banyak dan luas digunakan dalah USLE yang dikembangkan<br />
oleh Wischmeier and Smith (1978). Metode ini bertujuan untuk membandingkan erosi<br />
yang terjadi pada berbagai penggunaan lahan. Erosi dan aliran permukaan yang terukur<br />
hanya menggambarkan skala petak (Sutrisno et al., 2002). Faktor-faktor yang digunakan<br />
dalam perancangan model USLE tidak ada yang berorientasi pada kondisi geografis pada<br />
daerah tertentu secara langsung. Berdasarkan kelemahan model USLE tersebut maka secara<br />
konseptual model tersebut hanya dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan<br />
pemilihan tindakan konservasi tanah pada skala usaha tani (Widjajanto, 2006).<br />
Hasil-hasil penelitian pengujian model penduga erosi USLE baik yang dilakukan<br />
di Indonesia maupun di luar negeri seperti Afrika, Eropa, negara-negara Asia dan di<br />
Amerika Serikat itu sendiri, menunjukkan bahwa model penduga erosi USLE tidak<br />
dapat digunakan secara universal (Kurnia 1997) dan memberikan hasil pendugaan yang<br />
bias jika digunakan untuk memprediksi erosi DAS. Upaya untuk memperbaiki model<br />
USLE dikembangkan oleh William (1995) dengan Modified Universal Soil Lost Equation<br />
(MUSLE) berdasarkan perhitungan volume dan debit puncak aliran permukaan yang<br />
76 • Petunjuk Teknis Penentuan Luas Hutan Optimal Berbasis Respon Hidrologi