05.05.2015 Views

Wajah Baru Agrarische Wet.pdf - Elsam

Wajah Baru Agrarische Wet.pdf - Elsam

Wajah Baru Agrarische Wet.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

oleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan hak asasi<br />

kemanusiaan itu. Sebagai negara hukum, maka konsekuensinya<br />

segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara<br />

harus pula berdasarkan dan diatur oleh hukum. Kewenangan<br />

penguasa dan organ-organ negara sangat dibatasi kewenangan<br />

perseorangan dalam negara, yang berupa hak asasi manusia. Hal<br />

ini menegaskan bahwa hak asasi manusia merupakan unsur penting<br />

dalam sebuah negara hukum.<br />

Oleh karenanya, apabila ditinjau dari konsep negara hukum yang<br />

diuraikan di atas, substansi Pasal 21 Jo. Pasal 47 ayat (1) dan (2) UU<br />

Perkebunan, khususnya ketentuan Pasal 21 UU Perkebunan yang<br />

menyatakan, “Setiap orang dilarang melakukan tindakan yang berakibat<br />

pada kerusakan kebun dan/atau aset lainnya, penggunaan tanah perkebunan<br />

tanpa izin dan/atau tindakan lainnya yang mengakibatkan terganggunya usaha<br />

perkebunan”, tidak merefleksikan kerangka yang sudah digariskan<br />

dalam prinsip-prinsip negara hukum, yang mengharuskan setiap<br />

regulasi yang dibuat harus sesuai dengan asas legalitas dan<br />

perlindungan hak asasi manusia, karena tidak mencerminkan aturan<br />

yang jelas, mudah dipahami, dan dapat dilaksanakan secara adil<br />

(fair). Rumusan delik pemidanaan yang tidak jelas sangat berpotensi<br />

disalahgunakan secara sewenang-wenang, yang pada akhirnya<br />

akan melanggar hak asasi manusia yang seharusnya dilindungi<br />

negara.<br />

Ketidakjelasan dan sumirnya ketentuan Pasal 21 Jo. Pasal 47<br />

ayat (1) dan (2) UU Perkebunan merupakan bentuk pelanggaran<br />

atas negara hukum (the rule of law) yang mensyaratkan hukum harus<br />

jelas, mudah dipahami, dan dapat menegakan keadilan.<br />

Apabila dikaitkan dengan UU No. 10 Tahun 2004 tentang<br />

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, 58 Pasal 21 dan Pasal<br />

47 UU Perkebunan juga secara jelas telah menyalahi asas-asas<br />

58<br />

Sekarang sudah diganti dengan UU 12 tahun 2011. Meskipun dalam hirarki formal peraturan perundang-undangan<br />

ternasuk dalam kategori undang-undang, namun dalam pengertian susbtantif merupakan perpanjangan dari ketentuan<br />

Pasal 22 A UUD 1945, yang menyebutkan, “Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang<br />

diatur dengan undang-undang“.<br />

69 91

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!