05.05.2015 Views

Wajah Baru Agrarische Wet.pdf - Elsam

Wajah Baru Agrarische Wet.pdf - Elsam

Wajah Baru Agrarische Wet.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2) perumusan tindak pidana harus dilakukan secara teliti<br />

dalam menggambarkan perbuatan yang dilarang (precision<br />

principle).<br />

Sementara apabila dilihat dari perumusan unsur-unsur delik<br />

dalam Pasal 21 UU Perkebunan dengan ancaman pidana 2 (dua) tahun<br />

6 (enam) bulan sampai 5 (lima) tahun sebagaimana dinyatakan dalam<br />

Pasal 47 UU Perkebunan, perumusan larangan dalam Pasal 21 UU<br />

Perkebunan tidak memenuhi syarat-syarat kriminalisasi karena:<br />

Pertama, tidak efektif pelaksanaannya, karena yang dilarang adalah<br />

masalah perjuangan masyarakat atau kelompok masyarakat untuk<br />

mempertahankan hak milik demi mengembangkan dirinya dengan<br />

bersandarkan pada lahan atau tanah yang biasanya menjadi sengketa<br />

dengan perusahaan perkebunan. Kedua, perumusannya sangat sumir,<br />

karena mendasarkan pada penafsiran atas kegiatan yang dianggap<br />

“merintangi dan menggangu jalannya usaha perkebunan”. Hal ini merupakan<br />

sesuatu yang tidak pasti karena tergantung pihak mana yang<br />

menafsirkan dan akan menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok<br />

minoritas atau kelompok rentan.<br />

Oleh karenaya ketentuan Pasal 21 dan Pasal 47 ayat (1) dan (2)<br />

UU nyata-nyata mencerminkan pembedaan kedudukan dan<br />

perlakuan (unequal treatment), ketidakadilan (injustice), ketidakpastian<br />

hukum (legal uncertainty), dan bersifat diskriminatif terhadap<br />

masyarakat lokal dan petani yang lahannya berdekatan dengan<br />

perusahaan perkebunan. Seperti yang dialami para pemohon, karena<br />

dengan adanya ketentuan ini setiap tindakan yang dilakukan dalam<br />

rangka mempertahankan dan memperjuangkan hak-haknya serta<br />

membela hak-haknya secara sewenang-wenang dapat<br />

dikualifikasikan sebagai perbuatan “merintangi dan menggangu jalannya<br />

usaha perkebunan.” Padahal menuntut suatu hak baik individu maupun<br />

kolektif dijamin oleh berbagai perundang-undangan termasuk UUD<br />

1945, sehingga mengakibatkan dilanggarnya jaminan kepastian<br />

hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945.<br />

73 95

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!