putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang
putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang
putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU<br />
Diunduh dari laman : www.dkpp.go.id<br />
Tahun 2016.” Kalimat ini seolah-olah menjadi pengecualian atas tindakan<br />
pelanggaran yang sudah terjadi. Jika demikian, maka norma hukum berupa<br />
larangan dan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 71 UU Nomor 10<br />
Tahun 2016 dapat dihapuskan/dihilangkan jika terjadi tindakan pembatalan<br />
mutasi sebelum penetapan calon. Menurut Teradu X ini adalah norma baru<br />
yang tidak terdapat dalam UU Nomor 10 Tahun 2016 khususnya Pasal 71<br />
ayat (2) yang mana pasal tersebut hanya menyebut pengecualian atas<br />
tindakan mutasi oleh petahana, yang tidak dapat disalahkan adalah kecuali<br />
mendapat izin tertulis dari Mendagri. Pengecualian yakni jika ada<br />
pembatalan SK mutasi hanya ada pada angka (6) Surat Edaran Bawaslu RI<br />
Nomor 0645/K.Bawaslu/PM.06.00/X/2016 tanggal 20 Oktober 2016 yang<br />
ditandatangani oleh Anggota Bawaslu RI, Nelson Simanjuntak, yang<br />
kemudian dikutip masuk ke dalam alinea ke-4 BA Pleno Panwaslu Kota<br />
Kupang. Padahal, dalam angka 2 Rekomendasi 87/Panwaslu-KK/X/2016<br />
jelas disebutkan telah terjadi pelanggaran administrasi oleh Jonas Salean<br />
sebagaimana diatur dalam Pasal 71 UU Nomor 10 Tahun 2016;<br />
(10) Dalam pertemuan koordinasi dengan KPU Provinsi NTT pada hari Minggu, 23<br />
Oktober 2016 sore itu akhirnya dibahas soal adanya “bukti baru” berupa SK<br />
pembatalan mutasi dan kaitannya dengan SE Bawaslu RI Nomor<br />
0645/K.Bawaslu/PM.06.00/X/2016 khususnya angka (6) yang menyatakan,<br />
“Dalam hal Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta<br />
Walikota dan Wakil Walikota menerbitkan keputusan baru yang<br />
mengembalikan pejabat yang dipindahkan kepada posisi semula maka<br />
perbuatan penggantian pejabat tersebut tidak termasuk dalam ketentuan<br />
sebagaimana diatur dalam Pasal 71 Undang Undang Nomor 1 Tahun 2015<br />
dan Pasal 71 Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016”. Penegasan KPU<br />
Provinsi NTT saat itu adalah, karena KPU Kota Kupang punya waktu 7<br />
(tujuh) hari untuk menyikapi rekomendasi Panwaslu Kota Kupang maka<br />
sebaiknya segera dibuatkan surat tertulis ke KPU RI melalui KPU Provinsi<br />
NTT agar mendapatkan petunjuk/penegasan secara tertulis;<br />
(11) Dalam rapat pleno penetapan calon secara tertutup pada hari Senin, 24<br />
Oktober 2016, KPU Kota Kupang menerima surat KPU RI Nomor<br />
573/KPU/X/2016 tertanggal 23 Oktober 2016, perihal Penjelasan Ketentuan<br />
Larangan Penggantian Pejabat dan/atau Penggunaan Wewenang oleh Bakal<br />
Calon Berstatus Petahana. Surat tersebut memberi panduan kepada KPU<br />
daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak 2017 tentang bagaimana<br />
menyikapi ketentuan Pasal 71 UU Nomor 10 Tahun 2016. Intinya adalah,<br />
Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.<br />
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 31922450, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id