25.01.2017 Views

putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang

putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang

putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU<br />

Diunduh dari laman : www.dkpp.go.id<br />

(3) Setelah mencermati uraian di atas, Teradu XV perlu jelaskan mengapa<br />

Pengadu II mengatakan bahwa ada inkonesistensi sikap dan keputusan<br />

Panwaslu Kota terhadap Rekomendasi Pelanggaran Administratif dan<br />

Keputusan Sengketa Pemilihan.<br />

a. Bahwa tidak ada inkonsistensi sikap dalam memberikan rekomendasi<br />

pelanggaran administratif dan mengeluarkan Keputusan Sengketa<br />

Pemilihan. Pada rekomendasi panwaslu Kota Kupang secara eksplisit<br />

dikatakan bahwa Jonas Salean sebagai bakal calon walikota telah<br />

melanggar Pasal 71 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016.<br />

Oleh karena itu, Panwaslu Kota Kupang meminta KPU Kota Kupang<br />

untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran itu sesuai dengan peraturan<br />

perundang-undangan yang berlaku. Memang terdapat kutipan Surat<br />

Edaran Bawaslu dalam rekomendasi itu, namun Teradu XV tahu bahwa<br />

Surat Edaran itu bukan sebuah norma hukum baru. Dengan kata lain,<br />

Surat Edaran Bawaslu bukan merupakan sebuah peraturan perundangundangan;<br />

Bahwa benar, dalam rekomendasi itu, Panwaslu mengutip butir keenam<br />

dari Surat Edaran Bawaslu RI. Bagi Panwaslu, surat ini terikat secara<br />

internal. Karena itu, mengutip kembali poin Surat Edaran itu dalam<br />

Rekomendasi adalah sebuah bentuk ketaatan dan kepatuhan kami<br />

terhadap hierarki yang lebih tinggi. Namun, KPU Kota Kupang malah<br />

menjadikan Surat Edaran Bawaslu RI ini dasar menetapkan Jonas<br />

Salean sebagai Calon Walikota. Padahal, Surat Edaran itu bukanlah<br />

sebuah produk peraturan perundang-undangan;<br />

b. Bahwa kemudian dalam Sengketa Pemilihan, Panwaslu Kota Kupang<br />

memutuskan untuk membatalkan SK pencalonan Jonas Salean sebagai<br />

Walikota untuk menegaskan bahwa Dasar Utama Rujukan Panwaslu<br />

dalam mengambil keputusan<br />

adalah peraturan perundang-undangan<br />

yang lebih tinggi, dalam hal ini Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016<br />

dan Perbawaslu Nomor 10 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian<br />

Sengketa Pemilihan. Jadi, sebenarnya tidak ada inkonsistensi sikap<br />

Panwaslu dalam menegakan aturan. Karena Panwaslu, yang nota bene<br />

adalah wasit, telah berkomitmen untuk berlaku secara jujur dan adil<br />

dengan berpihak pada hukum sebagai Panglima Tertinggi untuk<br />

menegakan aturan;<br />

c. Teradu XV menilai bahwa apa yang Panwaslu Kota Kupang lakukan ini<br />

sudah sesuai dengan tugas, kewenangan dan kewajiban sebagaimana<br />

Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.<br />

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 31922450, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!