putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang
putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang
putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU<br />
Diunduh dari laman : www.dkpp.go.id<br />
persidangan berpendapat bahwa Para Teradu terbukti telah bersikap hati-hati dalam<br />
mengambil keputusan mengenai status Jonas Salean.<br />
KPU Kota Kupang diwakili Marianus Minggo, Lodowyk Fredrik, dan Deki Ballo<br />
pada tanggal 27-30 September 2016 telah melakukan konsultasi mengenai persoalan<br />
tersebut ke KPU RI, Menkumham c.q. Dirjen Perundang-undangan dan Mendagri c.q.<br />
Dirjen Otda. Berikutnya, pada tanggal 19-21 Oktober 2016 Teradu Lodowyk Fredrik dan<br />
Teradu Deki Ballo, didampingi Komisioner KPU Provinsi NTT kembali melakukan<br />
konsultasi ke KPU RI dan Bawaslu RI. Berdasarkan hasil kosultasi diperoleh kesimpulan<br />
bahwa Petahana yang telah melakukan mutasi dapat terbebas dari sanksi sebagaimana<br />
termuat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 apabila mendapat ijin tertulis<br />
dari Mendagri atau mencabut/mengembalikan pejabat yang telah dilantik ke posisi<br />
semula. Selain itu, Para Teradu juga memertimbangkan surat KPU RI Nomor<br />
573/KPU/X/2016 Tentang Penjelasan Ketentuan Larangan Penggantian Pejabat<br />
dan/atau Penggunaan Wewenang Oleh Bakal Calon Berstatus Petahana, Rekomendasi<br />
Panwaslu Nomor 87/Panwas-KK/X/2016, dan Surat Edaran Bawaslu RI Nomor<br />
0649/K.Bawaslu/PM.06.00/X/2016. Para Teradu dalam persidangan terbukti menaati<br />
ketentuan peraturan perundang-undangan yang antara lain mewajibkan KPU Kota<br />
Kupang untuk menindaklanjuti rekomendasi dan melaksanakan Putusan sengketa<br />
Pemilihan yang dikeluarkan oleh Panwaslu Kota Kupang. Oleh karena itu, dalil Pengadu<br />
I yang menyatakan Teradu IX, X, XI, XII, dan XIII melanggar ketentuan Pasal 10 huruf j,<br />
Pasal 11 huruf a, huruf c, dan huruf d adalah tidak beralasan;<br />
Mengenai pokok pengaduan Pengadu II yang mendalilkan Teradu XIV, XV, dan<br />
XVI bersikap tidak konsisten terkait isi rekomendasi sebagaimana termuat dalam Surat<br />
Panwaslu Kota Kupang Nomor 87/Panwaslu-KK/X/2016 tanggal 22 Oktober 2016<br />
dengan amar Putusan Sengketa Nomor 01/Prm/JR/X/2016 tanggal 7 November 2016,<br />
DKPP menilai bahwa sikap Teradu XIV dan Teradu XV yang berbeda dengan Teradu XVI<br />
sama-sama memiliki alasan yang dapat diterima secara etika. Sikap Teradu XIV dan XV<br />
yang meyakini bahwa Surat Edaran hanya mengikat secara internal dan tidak dapat<br />
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan di satu sisi, dan pengutipan isi poin 6<br />
Surat Edaran Bawaslu Nomor 0649/K.Bawaslu/PM.06.00/X/2016 dalam Rekomendasi<br />
Nomor 87/Panwaslu-KK/X/2016 dan Berita Acara Pleno Musyawarah Panitia Pemilihan<br />
Walikota dan Wakil Walikota Kupang Nomor 09/Panwas/KK/X/2016 di sisi yang lain<br />
menunjukkan sikap konsisten Teradu XIV dan XV mengenai kepatuhan pada ketentuan<br />
peraturan perundang-undangan sekaligus penghormatan terhadap atasan. Begitupun<br />
sikap Teradu XVI yang secara tegas mematuhi perintah atasan dan tetap hadir dalam<br />
Sidang Pembacaan Putusan Sengketa meskipun sikap dan pendapatnya tidak<br />
terakomodasi dalam keputusan lembaga Panwaslu Kota Kupang menunjukkan<br />
Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.<br />
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 31922450, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id