25.01.2017 Views

putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang

putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang

putusanno.125.126.132145tahun2016_bawasluri_ntt_kupang

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU<br />

Diunduh dari laman : www.dkpp.go.id<br />

ayat (4), Pasal 10 huruf a dan huruf j, Pasal 11 huruf a, huruf c, dan huruf d, serta Pasal<br />

12 huruf a Kode Etik Penyelenggara Pemilu;<br />

[4.2.] Menimbang pengaduan Pengadu I pada pokoknya mendalilkan Teradu VI, VII, dan<br />

VIII berpihak, tidak jujur, dan melanggar asas kepastian hukum karena telah membuat,<br />

menandatangani, dan menerbitkan Surat Nomor 264/Bawaslu-Prov/NTT/XI/2016<br />

tanggal 11 November 2016 perihal Penerusan Pelanggaran Administrasi Pemilu Tindak<br />

Lanjut Surat Bawaslu RI Nomor 1151/K.Bawaslu/KP.04.01/XI/2016. Pengadu I<br />

mendalilkan Teradu VI, VII, dan VIII melanggar ketentuan Pasal 3 ayat (4), Pasal 10<br />

huruf a dan huruf j, Pasal 11 huruf a, huruf c, dan huruf d, serta Pasal 12 huruf a Kode<br />

Etik Penyelenggara Pemilu;<br />

[4.3.] Menimbang pengaduan Pengadu I pada pokoknya mendalilkan Teradu IX, X, XI,<br />

XII, dan XIII berpihak dan melanggar asas kepastian hukum karena telah menerbitkan<br />

Keputusan Nomor 44/Kpts/KPU-Kota.018.434078/2016 tentang Penetapan Pasangan<br />

Calon Walikota dan Wakil Walikota sebagai Peserta Pemilihan Walikota dan Wakil<br />

Walikota Kupang Tahun 2017. Melalui keputusan tersebut, Teradu IX, X, XI, XII, dan<br />

XIII meloloskan Bakal Calon Walikota Kupang Tahun 2017 Jonas Salean yang berstatus<br />

sebagai petahana, padahal yang bersangkutan secara nyata melanggar ketentuan Pasal<br />

71 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016;<br />

[4.4.] Menimbang jawaban dan keterangan Teradu I, II, III, IV, dan V yang pada<br />

pokoknya membantah dalil Pengadu I yang menyatakan Teradu I, II, III, IV, dan V<br />

berpihak, tidak jujur, dan melanggar asas kepastian hukum. Para Teradu mendalilkan<br />

bahwa Surat Edaran Nomor 0649/K.Bawaslu/PM.06.00/X/2016 perihal Pedoman<br />

Penanganan Pelanggaran Terkait Perbuatan Penggantian Pejabat Sebagaimana Diatur<br />

pada Pasal 71 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 diterbitkan sebagai respon atas<br />

permohonan konsultasi dari beberapa daerah antara lain Kabupaten Cilacap, Kota<br />

Kupang, Kabupaten Lembata, dan Kabupaten Boalemo. Penerbitan Surat Edaran<br />

tersebut juga dilakukan melalui Rapat Pleno yang diikuti oleh seluruh komisioner<br />

Bawaslu Republik Indonesia pada tanggal 18 Oktober 2016, sedangkan<br />

penandatanganan Surat Edaran dimaksud dilakukan oleh Teradu II atas nama Teradu I<br />

karena alasan urgensitas yang menuntut agar surat a quo diterbitkan segera, sementara<br />

Teradu I sedang tidak berada di Jakarta. Proses penandatanganan Surat Edaran<br />

tersebut telah sejalan dengan ketentuan Bab V Bagian A Peraturan Bawaslu Nomor 9<br />

Tahun 2015 tentang Tata Naskah Dinas Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan<br />

Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Panitia Pengawas<br />

Pemilihan Umum Kecamatan.<br />

Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.<br />

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 31922450, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!