02.07.2013 Views

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dengan konsentrasi rendah, lebih<br />

balk daripada media dengan<br />

konsentrasi tinggi. Penemuan ini<br />

banyak diterapkan untuk tujuan<br />

menginduksi pembentukan akar<br />

pada pucuk-pucuk yang diperoleh<br />

melalui kultur in vitro. Media yang<br />

paling sering digunakan untuk<br />

induksi adalah media White.<br />

Kultur kalus berhasil<br />

dikembangkan pada tahun 1937.<br />

Kultur kalus tersebut, juga<br />

ditumbuhkan pada media dengan<br />

konsentrasi garam-garam yang<br />

rendah seperti dalam kultur akar.<br />

Nobecourt misalnya, pada tahun<br />

1937, menggunakan setengah<br />

konsentrasi dari larutan Knop yang<br />

biasa digunakan untuk hidroponik,<br />

untuk menumbuhkan kalus<br />

wortelnya (George & Sherrington,<br />

1984). Percobaan yang sangat penting<br />

yang dilakukan oleh<br />

Hildebrant <strong>dan</strong> grupnya pada tahun<br />

1946, telah menbawa perbaikan<br />

media untuk kultur jaringan tumor<br />

tembakau <strong>dan</strong> bunga matahari.<br />

Media Hildebrant dikembangkan<br />

dari media White.<br />

Dalam kultur jaringan tumor<br />

bunga matahari, ditemukan bahwa<br />

unsur makro yang dibutuhkan<br />

kultur tersebut, lebih tinggi dari<br />

pada yang dibutuhkan oleh kultur<br />

tembakau.<br />

Tanaman sumber eksplan<br />

untuk kultur jaringan<br />

Pemotongan daun dari <strong>tanaman</strong><br />

yang ditumbuhkan secara invitro,<br />

dilakukan dalam laminar<br />

flow cabinet<br />

Menyediakan potongan daun<br />

bahan transfeksi plasmid-bakteri<br />

dilakukan dalam laminar flow<br />

cabinet<br />

Serpihan daun dimasukkan<br />

dalam suspensi<br />

Agrobacterium tumifaciens<br />

Produksi kalus pada lempeng<br />

daun eksplan. Bagian berwarna<br />

hijau menunjukkan sel yang<br />

berhasil hidup dari agen<br />

penyeleksi<br />

Bagian batang yang terbentuk<br />

mulai memasuki media akar<br />

(RIM= root induction media<br />

Terjadi pertumbuhan akar<br />

<strong>dan</strong> batang secara ekstensif<br />

pada individu <strong>tanaman</strong> baru<br />

Simpan satu malam (fase<br />

stasioner) kultur Agrobacterium<br />

tumifaciens<br />

Lempengan daun bersatu dengan<br />

media callus (CIM= callus<br />

induction media) dalam kultur sel,<br />

dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya bakteri<br />

(berwarna putih) yang tumbuh<br />

pada sisi daun<br />

Terjadi rangsangan tumbuhnya batang<br />

pada daun eksplan, terjadi dalam<br />

kondisi a<strong>dan</strong>ya agen penyeleksi<br />

Akar mulai tumbuh pada<br />

media akar karena a<strong>dan</strong>ya<br />

agen seleksi<br />

Tanaman sempurna hasil<br />

proses transgenik baru telah<br />

berkembang dalam tabung<br />

Gambar 9.7.<br />

Proses <strong>produksi</strong> <strong>tanaman</strong> transgenik<br />

Level dari unsur P, Ca, Mg <strong>dan</strong><br />

S pada media untuk tumor<br />

matahari ini, ternyata sama dengan<br />

media untuk jaringan normal yang<br />

dikembangkan kemudian.<br />

Konsentrasi NO3 <strong>dan</strong> K + yang<br />

digunakan memang lebih tinggi<br />

dari media White, tetapi masih<br />

lebih rendah daripada media-media<br />

Tehnik pem<strong>benih</strong>an Tanaman 343

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!