02.07.2013 Views

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk

teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tanaman haplold dapat<br />

dikembangkan dengan menggunakan<br />

kultur in vitro anther <strong>dan</strong> pollen. Anther<br />

diperoleh dari tunas bunga <strong>dan</strong> dapat<br />

dikulturkan pada medium padat atau<br />

cair sehingga teradi embriogenesis.<br />

Selain itu pollen juga dapat diambil<br />

secara aseptik <strong>dan</strong> di-kulturkan pada<br />

medium cair.<br />

Proses perbanyakan <strong>tanaman</strong><br />

haploid dengan menggunakan gametofit<br />

jantan semacam ini disebut sebagai<br />

androgenesis. Ada dua macam<br />

androgenesis yaitu androgenesis<br />

langsung <strong>dan</strong> androgenesis tidak<br />

langsung. Androgenesis langsung<br />

adalah proses pembentukan plantlet<br />

haploid dengan melalui embriogenesis<br />

menggunakan kultur anther, se<strong>dan</strong>gkan<br />

pada androgenesis tidak langsung<br />

plantlet terbentuk melalui pembentukan<br />

kalus yang kemudian mengalami<br />

regenerasi menjail plantlet. Dari sisi<br />

pemuliaan <strong>tanaman</strong>, proses<br />

androgenesis langsung lebih disukai<br />

sebab androgenesis melalui<br />

pembentukan kalus dapat<br />

menyebabkan terjadinya variasi.<br />

Beberapa <strong>tanaman</strong> penting yang<br />

berhasil dikembangkan menjadi<br />

<strong>tanaman</strong> haploid dengan menggunakan<br />

tekmk kultur anther atau pollen.<br />

o. Variasi Somaklonal<br />

Perbanyakan <strong>tanaman</strong> secara in<br />

vitro secara teoritis akan menghasilkan<br />

<strong>tanaman</strong>-<strong>tanaman</strong> yang secara genetis<br />

seragam karena <strong>tanaman</strong> in vitro<br />

berkembang hanya melalui pembelahan<br />

sel secara mitotik. Meski-pun demikian<br />

banyak bukti menunjukkan bahwa<br />

dalam populasi <strong>tanaman</strong> yang<br />

dihasilkan secara in vitro, yaitu melalui<br />

kultur kalus, kultur sel, embriogenesis<br />

dari kultur <strong>dan</strong> embriogenesis somatik<br />

tidak langsung, terjadi variasi fenotipik<br />

<strong>dan</strong> ketidakstabilan kromosom. Larkin<br />

<strong>dan</strong> Scowcroft pada tahuri 1981<br />

menamakan variasi yang muncul dalam<br />

populasi <strong>tanaman</strong> hasil regenerasi in<br />

vitro tersebut se-bagai varlasi<br />

somaklonal.<br />

Sebaliknya, pada <strong>tanaman</strong> yang<br />

berasal dari kultur meristem tidak terjadi<br />

variasi semacam itu sehingga sistem<br />

kultur meristem banyak digunakan untuk<br />

propagasi klonal. Variasi somaklonal<br />

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu<br />

(1) organisasi sel yang digunakan<br />

sebagai sumber eksplan, (2) variasi<br />

pada jaringan sebagai sumber eksplan,<br />

(3) abnormalitas pembelahan sel secara<br />

in vitro.<br />

Organisasi sel mempunyai peranan<br />

penting dalam hal pemunculan variasi<br />

somaklonal. Telah diketahui bahwa<br />

hanya meristem yang dapat<br />

menghasilkan plantlet yang stabil<br />

secara genetis, se<strong>dan</strong>gkan<br />

perbanyakan meialui kalus<br />

meningkatkan kemungkinan tejadinya<br />

variasi somaklonal. Variasi yang<br />

terdapat pada sumber eksplan juga<br />

mempengaruhi, kemunculan, variasi<br />

somaklonal. Eksplan yang berasal dari<br />

sumber yang berbeda mempunyai<br />

variasi inheren sehingga dapat muncul<br />

sebagal variasi somaklonal.<br />

Dalam kultur in vitro terjadi<br />

pembelahan sel berulang-ulang yang<br />

dipengaruhi oleh zat pengatur<br />

pertumbuhan. Kombinasi yang tidak<br />

tepat dalam penggunaan zat pengatur<br />

pertumbuhan dapat menyebabkan<br />

terjadinya abnormalitas dalam<br />

pembelahan sel yang dapat muncul<br />

dalam bentuk perubahan jumlah <strong>dan</strong><br />

struktur kromosom. Selain faktor<br />

323

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!