teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
lain yang dilakukan adalah<br />
penetapan pH setelah media<br />
disterilkan dalam autoclave. Dalam<br />
wadah yang besar, media<br />
disterilkan <strong>dan</strong> kemudian dititrasi<br />
dengan Na0H/HC1 steril sampai<br />
pH yang diinginkan. Setelah itu<br />
media di-tuang ke dalam wadah<br />
kultur steril yang telah<br />
dipersiapkan di dalam laminar air<br />
flow cabinet; Cara ini juga diguna-<br />
}can pada penelitian yang<br />
menggunakan media dengan pH<br />
rendah untuk tujuan seleksi.<br />
Penambahan asam amino<br />
seringkali juga bersifat sehagai<br />
buffer organik. Penambahan<br />
KH2PO4 sendiri tidak efektif<br />
sebagai buffer. Banyak peneliti<br />
menyarankan untuk menambahkan<br />
KH2PO4 <strong>dan</strong> KH2PO4 dalam<br />
media, untuk tindak sebagai<br />
buffer.<br />
9.4 Beberapa Komposisi Media<br />
Pada umumnya media kultur<br />
jaringan dibedakan menjadi media<br />
dasar <strong>dan</strong> media perlakuan. Resep<br />
media dasar adalah resep<br />
kombinasi zat yang mengandung<br />
hara esensial (makro <strong>dan</strong> mikro),<br />
sumber energi <strong>dan</strong> vitamin. Dalam<br />
<strong>teknik</strong> kultur jaringan dikenal<br />
puluhan macam media dasar.<br />
Penamaan resep media dasar<br />
umumnya diambil dari nama<br />
penemunya atau peneliti yang<br />
menggunakan pertama kali dalam<br />
kultur khusus <strong>dan</strong> memperoleh<br />
suatu hasil yang panting artinya.<br />
Beberapa media.dasar yang<br />
banyak digunakan antara lain:<br />
Media dasar Murashige <strong>dan</strong><br />
Skoog (1962) yang dac,<br />
digunakan untuk hampir semua<br />
jenis kultur, terutama pada<br />
<strong>tanaman</strong> herbaceus.<br />
Media dasar B5 untuk kultur<br />
sel kedelai, alfafa, <strong>dan</strong> legume<br />
lain.<br />
Media dasar White (1934) yang<br />
sangat cocok kultur akar<br />
<strong>tanaman</strong> tomat<br />
Media dasar Vacin <strong>dan</strong> Went<br />
yang biasa digunaan untuk<br />
kultur jaringan anggrek.<br />
Media dasar Nitsch <strong>dan</strong> Nitsch<br />
yang biasa digunakan dalam<br />
kultur tepung sari (pollen)<br />
kultur sel.<br />
Media dasar Schenk <strong>dan</strong><br />
Hildebrandt (1972) yang cocok<br />
untuk kultur jaringan <strong>tanaman</strong><strong>tanaman</strong><br />
monokotil.<br />
Medium khusus <strong>tanaman</strong><br />
berkayu atau Woody Plant<br />
Medium (WPM).<br />
Media N6 untuk serealia<br />
terutama padi<br />
Dari sekian banyak media<br />
dasar yang paling sering <strong>dan</strong><br />
banyak digunakan adalah<br />
komposisi media dari Murashige<br />
<strong>dan</strong> Skoog. Ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g untuk<br />
kultur tertentu, kombinasi zat<br />
kimia dari Murashige <strong>dan</strong> Skoog<br />
masih tetap digunakan tetapi<br />
konsentrasi yang diubah. sebagai<br />
contoh media 1/2 MS, berarti<br />
konsentrasi persenyawaan yang<br />
digunakan adalah setengah<br />
konsentrasi Media HS.<br />
Larutan dibuat dalam bentuk<br />
larutan stok campuran. Biasanya<br />
larutan stok hara dibuat dalam<br />
beberapa macam <strong>dan</strong> diberi nama<br />
sebagai berikut :<br />
Larutan stok A untuk<br />
persenyawaan NH4NO3.<br />
Larutan stok B untuk<br />
Tehnik pem<strong>benih</strong>an Tanaman 357