teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk
teknik pembibitan tanaman dan produksi benih jilid 2 smk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
anyak dapat dimanfaatkan teknologi<br />
kultur jaringan. Gati et al. (1991)<br />
telah mendapatkan metode<br />
perbanyakan cepat <strong>tanaman</strong> rami.<br />
Penggunaan BA 0,50 mg/l<br />
menghasilkan tunas yang lebih<br />
banyak daripada perlakuan lainnya.<br />
Namun tunas menunjukkan gejala<br />
vitrifikasi, yang dapat menurunkan<br />
keberhasilan dalam tahap<br />
aklimatisasi.<br />
Untuk itu dicoba formulasi lain<br />
yaitu kombinasi BA dengan 2-IP,<br />
dengan formulasi tersebut biakan<br />
tumbuh lebih tegar, daun lebih hijau<br />
<strong>dan</strong> lebih lebar. Hartman <strong>dan</strong> Kester<br />
(1983) menyatakan bahwa penggunaan<br />
zat pengatur tumbuh dari<br />
golongan yang sama pada waktu<br />
yang bersamaan pada sebagian<br />
<strong>tanaman</strong> nyata lebih baik<br />
dibandingkan perlakuan tunggal.<br />
7) Jati (Tectona grandis)<br />
Jati merupakan salah satu<br />
komoditas kayu yang berharga di<br />
daerah tropis. Kebutuhan kayu jati<br />
semakin meningkat setiap tahunnya,<br />
sehingga berbagai negara produsen,<br />
di antaranya Indonesia berusaha<br />
mengembangkan <strong>tanaman</strong> jati dalam<br />
skala luas. Untuk mendukung<br />
program tersebut dicoba<br />
perbanyakan secara in vitro melalui<br />
jalur embriogenesis somatik. Melalui<br />
cara tersebut, biji unggul hasil<br />
persilangan terkendali dapat<br />
diperbanyak secara cepat dari sel<br />
somatik, sehingga bibit dapat<br />
di<strong>produksi</strong> dengan jumlah yang tidak<br />
terbatas. Di masa mendatang<br />
embriosomatik pada <strong>tanaman</strong><br />
tahunan berkayu, banyak menarik<br />
perhatian untuk <strong>produksi</strong> <strong>benih</strong><br />
sintetis (artificial seed). Pada program<br />
perbaikan <strong>tanaman</strong>, melalui DNA<br />
rekombinan, penggunaan struktur<br />
embriosomatik lebih disukai karena<br />
dapat berasal dari satu sel. Demikian<br />
pula untuk penyimpanan <strong>benih</strong> dalam<br />
jangka pendek <strong>dan</strong> panjang, embrio<br />
somatik dianggap sebagai bahan<br />
<strong>tanaman</strong> yang ideal untuk disimpan<br />
mengingat strukturnya yang bipolar,<br />
sehingga selalu siap diregenerasi<br />
membentuk langsung <strong>benih</strong> somatik<br />
(Mariska, 1996).<br />
Dari berbagai formulasi media<br />
yang diuji, persentase keberhasilan<br />
pembentukan embriosomatik paling<br />
tinggi berasal dari media MS + 2,40-D<br />
2 mg/l + BA 0,20 mg/l + ABA 2 mg/l +<br />
KCl 22,36 mg/l. Penambahan KCl ke<br />
dalam media dapat meningkatkan<br />
keberhasilan, di samping itu pada<br />
media yang sama struktur<br />
embriosomatik globular dapat<br />
berkembang membentuk struktur<br />
torpedo. Struktur tersebut siap untuk<br />
dikecambahkan pada media baru.<br />
Tanpa KCl, struktur globular tidak<br />
mampu membentuk struktur yang<br />
bipolar. Pada formulasi media lain<br />
eksplan, jaringan daun muda dari<br />
biakan in vitro di samping membentuk<br />
struktur globular, juga membentuk<br />
kalus yang tumbuh dengan cepat.<br />
Di samping itu embriosomatik yang<br />
terbentuk cenderung mengkalus<br />
kembali bila tidak di subkultur pada<br />
media lain. Percobaan ini masih<br />
memerlukan waktu lama untuk<br />
mengetahui metode yang diperoleh<br />
dapat diulang serta mendapatkan<br />
struktur embriosomatik yang dapat<br />
dikecambahkan membentuk <strong>benih</strong><br />
somatik. Faktor pertunasan pada<br />
<strong>tanaman</strong> tahunan (terutama tahunan<br />
berkayu) relatif masih rendah. Tunas<br />
328