02.07.2013 Views

biologi 3

biologi 3

biologi 3

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2. Bayi Tabung<br />

Bagi pasangan suami istri yang tak kunjung dikaruniai anak, program<br />

bayi tabung ini tentu sangat membantu. Terlebih di masyarakat masih<br />

tertanam kuat bahwa perkawinan tanpa anak dikatakan tidak sempurna.<br />

Tidak jarang berbagai masalah akan muncul karena alasan yang satu itu, tetapi<br />

tidak jarang masyarakat yang berpendapat tidak setuju dengan program bayi<br />

tabung ini. Hal tersebut dapat dimengerti sebab dikhawatirkan sel telur<br />

maupun sel sperma tidak berasal dari pasangan suami istrinya yang<br />

sebenarnya, melainkan sperma dari donor. Dari segi agama tentu hal ini tidak<br />

dibenarkan.<br />

Walaupun dirasakan manfaatnya, program ini masih menimbulkan<br />

perdebatan. Perdebatan ini terfokus pada segi agama, etika, legalitas dan<br />

sosial, baik menyangkut prosedur maupun produk yang dihasilkan. Sebagian<br />

kelompok agamawan menolak “fertilitas in vitro” pada manusia karena<br />

dianggap mempermainkan Tuhan sebagai sang pencipta. Hal ini dapat<br />

dimengerti sebab dikhawatirkan sel telur maupun sperma tidak berasal dari<br />

pasangan suami istri yang sebenarnya. Sperma bisa saja dari donor (bank<br />

sperma). Dari segi agama tentu hal ini tidak dapat dibenarkan karena individu<br />

baru tersebut dapat kehilangan nasabnya (keutuhan keturunannya).<br />

Di Indonesia sendiri sebenarnya program bayi tabung ini diatur<br />

berdasarkan undang-undang, yaitu UU No. 23/1992, tentang kesehatan.<br />

Undang-undang ini menjelaskan pelaksanaan program bayi tabung harus<br />

dilakukan sesuai dengan norma hukum, agama, kesusilaan, dan kesopanan.<br />

UU ini juga mengatur bahwa dalam pelaksanaan program bayi tabung di<br />

Indonesia tidak diizinkan menggunakan rahim milik wanita yang bukan<br />

istrinya.<br />

Selain Undang-undang di atas, program bayi tabung di Indonesia, saat<br />

ini juga mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan RI No.73/Menteri Kes/<br />

Per/11/1999 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi<br />

Buatan. Peraturan ini mengatur penyelenggaraan teknologi reproduksi buatan<br />

hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas A, B dan<br />

Rumah Sakit Umum Swasta kelas utama. Penyelenggaraan penelitian dan<br />

pengembangan teknologi reproduksi buatan hanya dapat dilakukan oleh<br />

Rumah Sakit Umum yang menyelenggarakan teknologi reproduksi buatan.<br />

Rumah Sakit yang diberi izin penyelenggaraan dan pelayanan, penelitian<br />

dan pengembangan adalah RSUP Cipto Mangunkusumo, RSAB Harapan Kita,<br />

RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Dalam pasal 4 disebutkan pelayanan teknologi<br />

reproduksi buatan hanya dapat diberikan kepada pasangan suami istri yang<br />

terikat perkawinan yang sah dan sebagai upaya akhir untuk memperoleh<br />

keturunan.<br />

Bioteknologi 259

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!