08.08.2013 Views

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sa dan bernegara yang kondusif (Rakyat<br />

Merdeka, 1/10/ 2004). Dengan demikian,<br />

Depag dituntut bersifat proaktif<br />

dan responsif terhadap kegiatan yang<br />

dilakukan masyarakat, khususnya<br />

umat Islam dalam mengatasi problematika<br />

keagamaan dan keberagamaan<br />

tersebut.<br />

Pemberlakuan Kembali Sistem Keuangan<br />

Islam<br />

Salah satu kegiatan di masyarakat<br />

yang menuntut respon dan dijadikan<br />

perhatian Depag saat ini adalah gerakan<br />

untuk memberlakukan kembali sistem<br />

keuangan Islam. Sistem keuangan<br />

yang dimaksud adalah diberlakukannya<br />

kembali dinar (uang emas) dan dirham<br />

(uang perak). 1 Dinar merupakan<br />

emas seberat 4,25 gram dan dirham<br />

adalah perak seberat 3 gram. Kedua<br />

mata uang ini, di samping sebagai alat<br />

penyimpan nilai dan alat tukar dalam<br />

jual beli, juga penentu nisab zakat,<br />

hudud (batasan pemberlakuan<br />

hukuman), ongkos naik haji, dam (denda),<br />

dan sebagainya.<br />

Sosialisasi penggunaan kedua<br />

mata uang tersebut juga berlangsung<br />

bertepatan dengan periode Program<br />

100 hari pertama KIB (sejak 20 Oktober<br />

2004). Hal ini seperti melalui acara<br />

"Ceramah Ilmiah Dinar dan Dirham"<br />

yang diadakan Majelis Ulama Indonesia<br />

(MUI) Depok, 24 Oktober 2004.<br />

Pada acara ini hadir sebagai pembicara<br />

Direktur Wakala Dinar dan Dirham<br />

"Adina", Zaim Saidi. Dua minggu kemudian<br />

(7 November 2004), dalam salah<br />

satu segmen acara Ramadhan di<br />

Metro TV "Gema Syariah", berlangsung<br />

diskusi dengan tema "Dinar Se-<br />

Fokus Utama<br />

Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />

bagai Alat Pembayaran". Nara sumber<br />

dalam acara ini mantan Menteri Koperasi<br />

dan mantan Ketua Umum Ikatan<br />

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)<br />

Adi Sasono dan Muhammad Syafi'i<br />

Antonio.<br />

Tidak ketinggalan, setelah Idul Fitri<br />

1425 H, Forum Penggerak Dinar dan<br />

Dirham Indonesia (Forindo) mengadakan<br />

acara "Silaturrahim dan Halal Bihalal"<br />

di Jakarta, 25 November 2004.<br />

Dalam acara ini hadir para tokoh penggerak<br />

dinar dan dirham dari Indonesia<br />

dan Malaysia. Acara ini juga dihadiri<br />

General Manager UBPP Logam Mulia<br />

PT Antam, Rinanti Agnes. Meskipun<br />

penganut Katolik, Rinanti mendukung<br />

diberlakukannya kembali dinar dan dirham.<br />

Pada tahun yang lalu, ia menyampaikan<br />

makalah yang berjudul<br />

"Prospek Pertukaran Dinar Dirham Secara<br />

Fisik dan Elektronik" pada Seminar<br />

Prospek dan Implementasi Pertukaran<br />

Dinar Dirham Indonesia-Malaysia"<br />

di Jakarta, 17 Desember 2003.<br />

Pada makalah tersebut ia menyatakan,<br />

perlu dilakukan usaha intensif melalui<br />

sosialisasi sistem pemasaran yang lebih<br />

giat lagi agar pertumbuhan penggunaan<br />

dinar dan dirham lebih cepat<br />

perkembangannya.<br />

Dalam hal ini, Malaysia dapat melakukan<br />

pertumbuhan penggunaan dinar<br />

dan dirham secara pesat karena<br />

kiprah mantan Perdana Menteri Malaysia<br />

Mahathir Mohamad (Republika, 26/<br />

11/2004). Mahathir sendiri pernah menyatakan,<br />

sistem keuangan dunia yang<br />

didasari uang kertas dan cek bukan<br />

sistem Islam (Ismail, 2003: 3). Sedangkan<br />

menurut Menteri Negara BUMN<br />

Sugiharto selaku Koordinator Presidi-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!