edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
pengawasan dalam struktur baru, antara<br />
lain:<br />
Sebagai Pembina Pengawasan<br />
Itjen sebagai pengawas intern harus<br />
pro aktif melakukan perbaikan manajemen<br />
pengelolaan instansi/lembaga<br />
dan budaya kerja aparatur. Dalam pelaksanaan<br />
tugas pengawasan perlu<br />
kiranya diperhatikan paradigma baru<br />
yaitu: a)Pengawasan, tidak mencaricari<br />
kesalahan melainkan identifikasi<br />
kesalahan/penyimpangan untuk perbaikan;<br />
b)Pengawasan, mengandung<br />
makna pemberian bimbingan pada kinerja<br />
organisasi dan bukan hanya<br />
proses administrasi; c)Pengawasan,<br />
tidak berorientasi pada jumlah, tapi<br />
mutu temuan dan pelaporan; d)Pengawasan<br />
kurang bermakna jika tidak ditindaklanjuti.<br />
Maka pemantauan tindak<br />
lanjut merupakan sub sistem dalam<br />
siklus kegiatan pengawasan.<br />
Sebagai Pelaksana Pengawasan<br />
Dalam melakukan tugas pengawasan<br />
telah disusun kebijakan pengawasan<br />
yang diarahkan pada pelaksanaan<br />
audit yang terfokus pada pengukuran<br />
kinerja satuan organisasi bersangkutan<br />
sebagai implementasi dari<br />
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.<br />
Substansi sasaran audit diprioritaskan<br />
pada penilaian pelaksanaan tugas<br />
pokok dan fungsi serta aspek pendukung<br />
lainnya.<br />
Disamping itu dilaksanakan pemeriksaan<br />
khusus/kasus sebagai tindaklanjut<br />
dari berbagai pengaduan masyarakat<br />
dan atau kelanjutan audit operasional/reguler<br />
karena adanya duga-<br />
Fokus Utama<br />
Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />
an tindak pidana korupsi (UU.3 <strong>Tahun</strong><br />
1971 jo. 31 <strong>Tahun</strong> 1999).<br />
Sebagai Evaluator<br />
<strong>Inspektorat</strong> Jederal dalam menyelenggarakan<br />
pengawasan fungsional<br />
harus dapat memberikan penilaian terhadap<br />
prestasi kerja pimpinan satuan<br />
organisasi; mengkaji peraturan perundang-undangan;<br />
mengevaluasi manfaat<br />
proyek-proyek yang telah selesai.<br />
Disamping itu juga dilakukan evaluasi<br />
terhadap pelaksanaan tindak lanjut<br />
hasil audit dan laporan pertanggungjawaban<br />
(akuntabilitas) pelaksanaan<br />
tugas pokok dan fungsi Departemen di<br />
lingngungan Dep. <strong>Agama</strong> (Inpres No.<br />
7 <strong>Tahun</strong> 1999/KMA 489 <strong>Tahun</strong> 2001).<br />
Untuk mendukung tugas tersebut,<br />
telah dikeluarkan Keputusan Inspektur<br />
<strong>Jenderal</strong> No.IJ/71/2002 tentang Standar<br />
Umum penilaian Indikator Kinerja<br />
pada <strong>Inspektorat</strong> <strong>Jenderal</strong> Dep. <strong>Agama</strong><br />
dan Instansi Departemen <strong>Agama</strong> di<br />
Daerah.<br />
Sebagai Katalisator<br />
Dalam rangka mengembangkan<br />
mitra kesejajaran antara Pengawas<br />
dan Pelaksana maka dalam pelaksanaan<br />
tugas pengawasan <strong>Inspektorat</strong><br />
<strong>Jenderal</strong> menetapkan visinya sebagai<br />
katalisator terselengaranya pemerintahan<br />
yang bersih dan terpercaya di<br />
lingkungan Dep. <strong>Agama</strong>.<br />
Katalisator dimaksud sebagai unsur<br />
yang senantiasa melakukan peran<br />
aktif dalam menyakinkan, menimbulkan<br />
dan mempercepat proses perubahan.<br />
Sedangkan pemerintahan yang<br />
berrsih dan terpercaya dimaksudkan