08.08.2013 Views

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

erat. Hal ini diatur dalam PP No. 30<br />

tahun 1980 pasal 9 ayat (2) huruf<br />

b;"pemeriksaan sebagaimana dimaksud<br />

dalam ayat (1) dilakukan: secara<br />

tertulis (berita acara) apabila atas pertimbangan<br />

pejabat yang berwenang<br />

menghukum, pelanggaran disiplin<br />

yang dilakukan oleh Pegawai Negeri<br />

Sipil yang bersangkutan akan dapat<br />

mengakibatkan ia dijatuhi salah satu<br />

jenis hukuman disiplin sebagaimana<br />

dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) dan<br />

ayat (4)". Apa yang tertulis disini maksudnya<br />

adalah dalam BAP secara tertulis.<br />

Adapun jenis hukuman sebagaimana<br />

yang dimaksud dalam pasal 6<br />

ayat (3) dan ayat (4) adalah tingkat hukuman<br />

disiplin sedang, yang terdiri<br />

atas: a)Penundaan kenaikan gaji berkala<br />

paling lama satu tahun. b)Penurunan<br />

gaji sebesar satu kali kenaikan<br />

gaji berkala untuk paling lama satu<br />

tahun; dan c)Penundaan kenaikan<br />

pangkat untuk paling lama satu tahun.<br />

Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana<br />

dimaksud dalam ayat (4);<br />

terdiri atas: a)Penurunan pangkat pada<br />

pangkat yang setingkat lebih rendah<br />

untuk paling lama satu tahun; b)Pembebasan<br />

dari jabatan; c)Pemberhentian<br />

dengan hormat tidak atas<br />

permintaan sendiri sebagai Pegawai<br />

Negeri Sipil; d)Pemberhentian tidak<br />

dengan hormat sebagai Pegawai Negeri<br />

Sipil.<br />

Sebagai pedoman untuk mengetahui<br />

pertimbangan dari pejabat yang<br />

berwenang disini (kaitan dengan jenis<br />

hukuman), dapat berpedoman pada<br />

KMA No. 203 tahun 2002. Dalam KMA<br />

No. 203 tahun 2002 tersebut terdapat<br />

standar tingkat kesalahan dengan tingkat<br />

hukuman atas kesalahan tersebut.<br />

Suatu contoh apabila kesalahannya<br />

berupa tindak pemalsuan yang merugikan<br />

keuangan Negara, maka hukumannya<br />

dalam KMA 203 tahun 2002, pe-<br />

Opini<br />

Fokus Pengawasan, Nomor4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />

lakunya dapat diberhentikan. Kalau sudah<br />

tahu akan diberhentikan, maka<br />

yang bersangkutan harus di BAP sebagai<br />

prosedur dan persyaratan proses<br />

penjatuhan hukuman pemberhentian<br />

tersebut. Apabila yang bersangkutan<br />

sudah diindikasikan untuk diberhentikan,<br />

namun tidak di BAP, maka auditor<br />

sudah menyalahi prosedur audit<br />

serta penjatuhan sangsi atas pelakunya<br />

tersebut bisa dibatalkan. Apabila<br />

prosedur tersebut tidak ditempuh,<br />

maka pejabat yang menjatuhkan hukuman<br />

bisa dituntut di PTUN (Pengadilan<br />

Tata Usaha Negara).<br />

Tujuan pemeriksaan sebagaimana<br />

dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) adalah<br />

untuk mengetahui apakah PNS<br />

yang bersangkutan benar atau tidak<br />

melakukan pelanggaran disiplin serta<br />

untuk mengetahui faktor-faktor yang<br />

mendorong atau menyebabkan ia melakukan<br />

pelanggaran disiplin itu.<br />

Pemeriksaan harus dilakukan dengan<br />

objektif dan lengkap, sehingga<br />

dengan demikian pejabat yang berwenang<br />

menghukum (sebagaimana pada<br />

KMA No. 489 tahun 2003) dapat mempertimbangkan<br />

dengan seadil-adilnya<br />

tentang jenis hukuman disiplin yang<br />

akan dijatuhkan.<br />

Selain itu BAP dapat digunakan<br />

setiap saat apabila diperlukan. Proses<br />

pemeriksaan dengan BAP ini dilakukan<br />

secara tertutup, karena azas praduga<br />

tidak bersalah, PNS yang diperiksa<br />

tersebut belum tentu terbukti bersalah.<br />

BAP ini hanya dapat dikatahui oleh<br />

pejabat yang berwenang dan berkepentingan<br />

karena sifatnya rahasia.<br />

Dalama melakukan BAP, ada dua<br />

substansi pertanyaan yang harus dapat<br />

diungkap. Pertama pengakuan<br />

atas dugaan yang dituduhkan (benar<br />

atau tidak benar) telah terjadi penyimpangan.<br />

Kedua sebab terjadinya perbuatan<br />

penyimpangan tersebut. Dari

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!