edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Sejak Sistem Akuntabilitas Kinerja<br />
Instansi Pemerintah (SAKIP) diterapkan<br />
dalam pengelolaan negara<br />
kita istilah kinerja menjadi sesuatu<br />
yang ‘utama’. Sebab tingkat keberhasilan<br />
atau kegagalan suatu instansi<br />
pemerintah diukur dari kinerjanya.<br />
Bahkan anggaranpun diberikan kepada<br />
instansi pemerintah berdasarkan<br />
rencana kinerja yang disusunnya. Hal<br />
ini karena orientasi kerja penyelenggaraan<br />
negara telah berubah. Selama ini<br />
orientasinya adalah ‘kegiatan apa’<br />
yang dilakukan instansi negara. Saat<br />
ini orientasi berubah menjadi ‘hasil<br />
apa’ yang diberikan oleh negara.<br />
Hal inilah yang menyebabkan penyusunan<br />
anggaranpun berdasarkan<br />
kinerja atau hasil kerja yang direncanakan.<br />
Sistem seperti ini kemudian akrab<br />
dikenal dengan istilah anggaran<br />
berbasis kinerja (ABK). Hal ini sebagaimana<br />
diatur dalam Undang-Undang<br />
Nomor 17 <strong>Tahun</strong> 2003 tentang Keuangan<br />
Negara. Dalam pasal 14 ayat<br />
(2) disebutkan bahwa rencana kerja<br />
dan anggaran disusun berdasarkan<br />
prestasi kerja yang akan dicapai. Dalam<br />
bahasa SAKIP "prestasi kerja" dikenal<br />
dengan istilah hasil kerja atau<br />
"kinerja".<br />
Kinerja<br />
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia<br />
terbitan Departemen Pendidikan<br />
dan Kebudayaan - Balai Pustaka<br />
Opini<br />
PENGUKURAN<br />
DAN PENILAIAN KINERJA<br />
Oleh Nur Arifin<br />
Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />
(1996), kinerja diartikan sebagai suatu<br />
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan,<br />
atau kemampuan kerja (peralatan).<br />
Dengan menggunakan arti dasar<br />
tersebut dan dimasukkan ke dalam<br />
konteks manajemen, kinerja dapat diartikan<br />
sebagai prestasi atau perilaku<br />
yang ditunjukkan seseorang atau suatu<br />
lembaga/organisasi pada saat ia<br />
melaksanakan tugas atau fungsinya.<br />
Indra Bastian (2001) mengatakan<br />
bahwa kinerja organisasi adalah gambaran<br />
mengenai tingkat pencapaian<br />
pelaksanaan tugas suatu organisasi<br />
dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan,<br />
misi dan visi organisasi.<br />
Sedangkan menurut John<br />
Suprihanto (1998) kinerja diartikan sebagai<br />
hasil kerja selama periode tertentu<br />
dibandingkan dengan standar,<br />
target/sasaran atau kriteria yang telah<br />
ditentukan terlebih dahulu.<br />
Berdasarkan beberapa pengertian<br />
di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja<br />
adalah tingkat pencapaian atau hasil<br />
kerja suatu organisasi dalam upaya<br />
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan<br />
visi organisasi dengan cara membandingkannya<br />
dengan standar, target/sasaran<br />
atau kriteria yang telah ditentukan<br />
terlebih dahulu.<br />
Sebagai contoh, kinerja seorang<br />
dosen pada saat melaksanakan tugasnya<br />
sebagai pengajar mahasiswa antara<br />
lain berupa perilaku atau berbagai<br />
tindakan mengajar di ruang kelas. Do-