08.08.2013 Views

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dan terus menerus (berdiri) di pintu al-<br />

Haqq 'Azza wa Jalla serta memutus<br />

sarana-sarana (duniawi) di hatimu, niscaya<br />

cepat atau lambat engkau akan<br />

melihat kebaikan. Hal ini tidak akan<br />

terwujud sempurna selama masih ada<br />

makhluk dan riya di hatimu, juga<br />

Akhirat dan segala selain Allah 'Azza<br />

wa Jalla, meskipun seberat biji sawi.<br />

Jika engkau tak bisa bersabar,<br />

berarti engkau tidak memiliki agama<br />

dan tidak memiliki akar bagi keimananmu.<br />

Nabi SAW bersabda: "Sabar<br />

bagi iman seperti kepala bagi badan."<br />

Sabar berarti engkau tidak mengeluh<br />

pada siapa pun, tidak terkait<br />

pada sarana, tidak membenci adanya<br />

bencana dan tidak menyukai kepergiannya.<br />

Ketika seorang hamba bersimpuh<br />

merendahkan diri pada Tuhannya<br />

'Azza wa Jalla di saat fakir dan<br />

melarat, sabar bersama-Nya dalam<br />

menjalani kehendak-Nya dan tidak<br />

meremehkan sifat yang mubah, serta<br />

terus menerus menyinari kegelapan<br />

dengan ibadah dan bekerja, maka<br />

Allah akan memandangnya dengan<br />

mata kasih, mengayakan dirinya dan<br />

keluarganya dari arah yang tidak ia<br />

sangka-sangka. Allah berfirman: "Barang<br />

siapa yang bertakwa kepada<br />

Allah, niscaya Dia akan mengadakan<br />

baginya jalan keluar dan memberinya<br />

dari arah yang tidak disangka-sangkanya"<br />

(Q.S. 65:2-3).<br />

Engkau seperti tukang bekam.<br />

Engkau mengeluarkan penyakit dari<br />

diri orang lain, namun di dalam tubuhmu<br />

sendiri ada penyakit yang tidak<br />

Hikmah<br />

Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />

kaukeluarkan. Kulihat pengetahuan lahirmu<br />

semakin bertambah, namun kebodohan<br />

batinmu semakin bertambah.<br />

Tertulis dalam kitab Taurat, "Barang<br />

siapa yang bertambah pengetahuannya,<br />

maka haruslah ia bertambah merana".<br />

Merana di sini berarti ketakutan<br />

pada Allah 'Azza wa Jalla, merendah<br />

di hadapan-Nya dan di hadapan hamba-hamba-Nya.<br />

Jika engkau tidak memiliki pengetahuan,<br />

maka belajarlah, dan jika engkau<br />

tidak memiliki ilmu, amal, ikhlas,<br />

sopan santun, dan prasangka baik<br />

pada para syekh (ulama yang mengamalkan<br />

Al Quran dan Sunnah dan<br />

memiliki pengajaran yang bersambung<br />

hingga Rasulullah SAW), lalu apa yang<br />

bisa diambil darimu? Jika engkau menjadikan<br />

dunia dan puing-puingnya sebagai<br />

konsentrasi pikiranmu, maka sebentar<br />

lagi engkau akan dipisahkan<br />

darinya. Apalah arti dirimu dibanding<br />

kaum (saleh) yang konsentrasi pikiran<br />

mereka hanya satu. Mereka selalu<br />

mengawasi Allah 'Azza wa Jalla dalam<br />

batin mereka sebagaimana mereka<br />

mengawasi-Nya dalam lahiriah mereka,<br />

bahkan ketika hal ini belum sempurna<br />

mereka jalankan, maka Dia<br />

mencukupkan mereka dari pikiran tentang<br />

syahwat secara total, sehingga<br />

hanya ada satu syahwat saja dalam<br />

hati mereka, yaitu mencari Allah 'Azza<br />

wa Jalla, kedekatan dengan-Nya, dan<br />

cinta-Nya. 3 (nk/ns)<br />

Sumber: Fathurrabani (Pencerahan<br />

Sufi)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!