08.08.2013 Views

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hasil audit dan tindaklanjutnya<br />

Pelaksanaan audit di lingkungan<br />

Departemen <strong>Agama</strong> semula didasarkan<br />

pada konsep ketaatan pada peraturan<br />

perundang-undangan, prosedur<br />

kerja, aspek administratif dan teknis<br />

serta bersifat uji petik dengan suatu<br />

asumsi bahwa setiap personil pada<br />

satuan kerja sudah memahami dan<br />

menguasai prosedur atau tata laksana<br />

kegiatan secara benar. Apabila ditemui<br />

penyimpangan saat audit berlangsung,<br />

keadaan yang demikian adalah suatu<br />

pengecualian karena ketidaktaatan<br />

dari oknum pelaksana di jajaran<br />

satuan kerja. Atas dasar konsep<br />

tersebut, maka terdapat kecenderungan<br />

hasil audit lebih banyak<br />

pengulangan temuan di berbagai<br />

tempat dan bersifat kasuistik.<br />

Kondisi demikian diperlukan upaya<br />

peningkatan pemeriksaan yang mampu<br />

menyelesaikan sebab hakiki dari<br />

berbagai temuan. Dengan struktur organisasi<br />

yang baru <strong>Inspektorat</strong> <strong>Jenderal</strong><br />

Dep.<strong>Agama</strong> perlu menetapkan kebijakan<br />

pengawasan yang mampu<br />

mendorong terselengaranya pemerintahan<br />

yang baik (Good Gavernance).<br />

Melalui pengembangan sistem pengawasan,<br />

pelaksanaan audit secara<br />

komprehenship diharapkan dapat<br />

memberikan saran (rekomendasi) kepada<br />

Obyek terperiksa sehingga mampu<br />

menjamin terlaksananya tertib hukum,<br />

tertib administrasi sehingga dapat<br />

tugas pokok dan fungsi berjalan<br />

secara optimal.<br />

Pelaksanaan audit komprehensif<br />

yang berjalan selama ini masih ditemui<br />

berbagai kendala baik dari segi teknis<br />

Fokus Utama<br />

Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />

maupun dalam pembuatan pelaporan.<br />

Kendala yang bersifat teknis selama ini<br />

disebabkan belum adanya sistem yang<br />

baku atas audit komprehensif<br />

sehingga terjadi berbedaan persepsi<br />

antar para auditor dalam penerapan di<br />

lapangan, disamping sarana prasarana,<br />

keterbatasan dana, dan perangkat<br />

lunak lainnya. Kendala lain menyangkut<br />

struktur organisasi adalah belum<br />

adanya persamaan pemahaman dan<br />

penerapan struktur baru yang mengacu<br />

pada wilayah kerja pengawasan.<br />

Keberhasilan tugas aparat pengawasan<br />

selain terlihat dari kualitas hasil<br />

audit juga ditentukan oleh efektivitas<br />

penyelesaian tindak lanjut. Indikator<br />

keberhasilan pelaksanaan pengawasan<br />

antara lain berupa temuan hasil<br />

audit yang semakin berkurang dan<br />

tindak lanjut hasil audit yang tepat, cepat<br />

dan tuntas sehingga dapat meningkatkan<br />

konstribusi kepada manajemen<br />

obyek terperiksa dan jajarannya baik<br />

vertikal maupun horisontal. Oleh<br />

karena itu perlu penertiban sanksi bagi<br />

pimpinan obyek terperiksa yang lalai<br />

atau tidak menindaklanjuti/pelaksanaan<br />

saran tindaklanjut hasil audit Itjen<br />

Dep. <strong>Agama</strong>/aparat pengawasan<br />

fungsional pemerintah lainnya sesuai<br />

dengan KMA 203 <strong>Tahun</strong> 2002 poin I<br />

huruf C.nomor 13.<br />

Reorientasi Peran Pengawasan dalam<br />

Struktur Baru<br />

Struktur Itjen Dep. <strong>Agama</strong> yang<br />

baru perlu disikapi dengan berbagai<br />

kebijakan pengawasan dan mutu pelaporan.<br />

Beberapa hal yang perlu dilakukan<br />

sebagai upaya reorientasi peran

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!