edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
hadapi pegawai; kurangnya penghargaan<br />
bagi komunikasi ke atas yang<br />
dilakukan pegawai; perasaan bahwa<br />
atasan tidak dapat dihubungi dan tidak<br />
tanggap pada apa yang disampaikan.<br />
Untuk mengatasinya setiap program<br />
komuniksai organisasi harus didasarkan<br />
pada iklim kepercayaan. Bila<br />
ada kepercayaan, pegawai mungkin<br />
lebih berani mengemukaan gagasan<br />
dan perasaannya secara bebas dan atasan<br />
dapat menafsirkan lebih cermat.<br />
Ketiga, komunikasi horizontal.<br />
Berarti penyampaian informasi di antara<br />
rekan-rekan sejawat dalam unit kerja<br />
yang sama. Tujuannya adalah<br />
mengkordinasikan penugasan kerja,<br />
berbagi informasi, memecahkan masalah,<br />
memperoleh pemahaman bersama,<br />
mendamaikan, berunding dan<br />
menengahi perbedaan serta menumbuhkan<br />
dukungan antar personal.<br />
Keempat, komunikasi lintas saluran.<br />
Berarti informasi yang diberikan<br />
melewati batas-batas fungsional atau<br />
batasan unit kerja. Di antara orang<br />
satu sama lainnya tidak terjadi posisi<br />
atasan atau bawahan.<br />
Komunikasi Informal, Pribadi atau<br />
Selentingan<br />
Salah satu ciri komunikasi yang<br />
paling nyata adalah konsep hubungan<br />
yang meliputi hubungan antar personal,<br />
hubungan posisional, hubungan<br />
atasan-bawahan dan hubungan berurutan.<br />
Bila pegawai berkomunikasi tanpa<br />
mengindahkan posisinya dalam organisasi,<br />
lebih bersifat pribadi, arah ali-<br />
AMO<br />
Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />
ran informasi kurang stabil mengalir<br />
dari arah yang tidak dapat diduga, maka<br />
jaringan komunikasi ini digolongkan<br />
sebagai komunikasi selentingan.<br />
Selentingan digambarkan sebagai<br />
metode penyampaian laporan rahasia<br />
dari orang ke orang. Sifat selentingan<br />
biasanya melalui interaksi mulut ke<br />
mulut; bebas dari kendala organisasi<br />
dan posisi; informasi tersebar dengan<br />
cepat; jaringan kerjanya digambarkan<br />
sebagai suatu rantai kelompok kerena<br />
setiap orang akan menyampaikan informasi<br />
kepada kelompok orang; semakin<br />
cepat seseorang mengetahui<br />
suatu peristiwa yang baru terjadi dan<br />
menyangkut masalah yang menarik<br />
perhatian, semakin besar kemungkinannya<br />
untuk menceritakan kepada<br />
orang lain.<br />
Aliran utama informasi dalam selentingan<br />
cenderung terjadi dalam kelompok<br />
fungsional dan umumnya rincian<br />
pesan tidak lengkap karena telah<br />
terjadi erosi fakta sehingga bisa menimbulkan<br />
kesalahan interpretasi meskipun<br />
rinciannya cermat dan dapat<br />
mempengaruhi organisasi (kebaikan<br />
dan keburukan).<br />
Jumlah dan akibat pesan yang<br />
mengganggu dapat dikendalikan dengan<br />
menjaga saluran komunikasi formal<br />
tetap terbuka yang memberi kesempatan<br />
berlangsungnya komunikasi<br />
ke atas, ke bawah, horizontal dan lintas<br />
saluran yang terus terang, cermat<br />
dan sensitif. 3