08.08.2013 Views

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Fokus Utama<br />

PENGAWASAN<br />

PROGRAM 100 HA<strong>RI</strong> DEPARTEMEN AGAMA<br />

Jangan coba-coba korupsi!.<br />

Slogan ini kita dengar ketika pemerintahan<br />

baru di bentuk oleh<br />

Presiden terpilih Susilo Bambang<br />

Yudhoyono. Kontrak politik dengan<br />

para pembantunya (baca: Kabinet Indonesia<br />

Bersatu) pun salah satunya<br />

adalah bila terbukti melakukan korupsi<br />

maka bersedia untuk langsung dipecat<br />

dan diproses sesuai hukum.<br />

Hal ini bukan tanpa alasan. Karena<br />

korupsi di Indonesia memang dalam<br />

kondisi yang sangat mengkhawatirkan.<br />

Negara dengan 200 juta penduduk ini,<br />

pada tahun 2004 tercatat sebagai<br />

Negara ke-5 terkorup di dunia dari 146<br />

negara. Peringkat yang baru dikeluarkan<br />

oleh transparansi internasional<br />

tersebut menunjukkan bahwa Indonesia<br />

satu tingkat lebih buruk dari<br />

peringkat tahun lalu.<br />

Karena itu banyak pihak menaruh<br />

harapan besar pada pemerintah baru<br />

agar membawa negara ini menjadi negeri<br />

yang bersih dari koruptor. SBY diharapkan<br />

mampu menciptakan pemerintahan<br />

yang bersih dan berwibawa.<br />

Salah satunya muncul dari Indonesia<br />

Corruption Watch (ICW) yang dimuat<br />

dalam pernyataan persnya nomor:<br />

17/PR/ICW/X/2004 yaitu: …1)Menteri<br />

terpilih harus menunjukkan contoh<br />

perilaku bersih jujur, dan bersahaja<br />

bagi bawahannya. Seluruh menteri<br />

harus memiliki komitmen dalam<br />

pencegahan dan pemberantasan korupsi<br />

serta bertindak tegas terhadap<br />

segala bentuk penyimpangan yang ter-<br />

Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> 1 Triwulan IV 2004<br />

jadi di lingkungannya….<br />

Dukungan nyata dari para menteri<br />

dalam melakukan upaya pemberantasan<br />

korupsi menjadi teramat penting<br />

mengingat menteri merupakan bagian<br />

dari pemerintah eksekutif. Dengan kata<br />

lain, pemberantasan korupsi bukan hanya<br />

tanggung jawab dari presiden semata,<br />

namun juga merupakan tanggung<br />

jawab dari para menteri yang telah<br />

ditunjuk oleh SBY, khususnya upaya<br />

pemberantasan korupsi di setiap<br />

instansi/departemen yang dipimpinnya.<br />

Oleh karena itu Departemen <strong>Agama</strong>,<br />

sebagai bagian dari jajaran Kabinet<br />

Indonesia Bersatu, dengan menteri<br />

barunya, dituntut pula untuk membenahi<br />

diri, membersihkan para koruptor<br />

dari departemennya. Menteri <strong>Agama</strong>,<br />

Muhammad Maftuh Basyuni, dalam<br />

satu pernyataannya mengatakan bertekad<br />

membersihkan Depag dari korupsi<br />

dan akan menyelidiki penyelewengan<br />

penyelenggaraan ibadah haji.<br />

Penyelenggaraan ibadah haji ini<br />

adalah urutan pertama dalam program<br />

100 hari Departemen <strong>Agama</strong>, karena<br />

memang penyelenggaran ibadah haji<br />

sangat disoroti dan disinyalir banyak<br />

terjadi penyelewengan dalam pelaksanaannya<br />

dari tahun ke tahun.<br />

Program 100 hari Dep. <strong>Agama</strong><br />

Adapun program 100 hari Departemen<br />

<strong>Agama</strong> dalam kabinet Indonesia<br />

Bersatu adalah sebagai berikut:<br />

Pertama, peningkatan kualitas penyelenggaraan<br />

ibadah haji. Memberi-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!