08.08.2013 Views

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sen tersebut mungkin menjelaskan<br />

suatu materi, menjawab pertanyaan<br />

yang diajukan mahasiswa, mengecek<br />

pemahaman, memberi tugas tertentu,<br />

atau menilai mahasiswanya.<br />

Kualitas prestasi atau perilaku<br />

yang ditunjukkan, baik dalam konteks<br />

kinerja individu ataupun lembaga/organisasi,<br />

dapat saja memenuhi sepenuhnya,<br />

sebagian, atau tidak sama sekali<br />

harapan dari para pelanggan (customer)<br />

atau mereka yang berkepentingan<br />

(stakeholders).<br />

Guna mengetahui sejauhmana kinerja<br />

seseorang atau lembaga/organisasi<br />

memenuhi harapan tertentu, perlu<br />

dilakukan proses penilaian kinerja. Penilaian<br />

kinerja merupakan kegiatan<br />

membandingkan kinerja suatu lembaga/organisasi<br />

atau seseorang dengan<br />

suatu standar atau kriteria tertentu -<br />

yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun,<br />

untuk dapat dibandingkan kinerja<br />

harus diukur lebih dulu. Pengukuran kinerja<br />

merupakan proses pengumpulan<br />

data atau informasi mengenai perilaku<br />

atau prestasi obyek yang diukur.<br />

Pengukuran dan Penilaian Kinerja<br />

Banyak orang yang menyamakan<br />

kedua kata ini dalam pengertian yang<br />

sama. Akan tetapi sesungguhnya kedua<br />

kata tersebut memiliki pengertian<br />

yang berbeda. Untuk memahami apa<br />

perbedaan kedua kata tersebut, dapat<br />

digambarkan melalui contoh-contoh<br />

sebagai berikut.<br />

Seorang anak disuruh memilih satu<br />

dari dua pensil yang tidak sama<br />

panjangnya. Maka anak tersebut akan<br />

memilih pensil yang panjang, bukan<br />

yang pendek, kecuali ada alasan ter-<br />

Opini<br />

Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />

tentu.<br />

Ketika kita pergi ke toko buahbuahan,<br />

dan akan membeli buah jeruk<br />

sebagai misal, maka kita akan memilih<br />

jeruk yang besar, kuning, dan kulitnya<br />

halus. Hal tersebut dipertimbangkan<br />

berdasarkan pengalaman buah jeruk<br />

yang demikan memiliki rasa yang manis.<br />

Sedangkan jeruk yang kecil, hijau<br />

dan kulitnya kasar biasanya asam.<br />

Dari contoh-contoh di atas dapat<br />

disimpulkan bahwa sebelum menentukan<br />

pilihan, kita melakukan penilaian<br />

terhadap benda-benda yang akan kita<br />

pilih. Dari contoh pertama kita memilih<br />

mana pensil yang lebih panjang, sedangkan<br />

contoh kedua kita menentukan<br />

mana jeruk yang baik dan manis.<br />

Untuk dapat menilai sesuatu perlu<br />

dilakukan sebuah pengukuran. Untuk<br />

mengukur panjang kedua pensil di<br />

atas, seorang anak bisa menggunakan<br />

dengan sebuah penggaris misalnya.<br />

Setelah diperoleh perbandingan panjang<br />

kedua pensil tersebut dilakukanlah<br />

penilaian, ‘ini pensil panjang dan ini<br />

pensil pendek’. Mana pensil yang panjang,<br />

itulah yang diambil.<br />

Untuk menilai mana jeruk yang<br />

manis, kita tidak menggunakan ‘ukuran<br />

manis’, tetapi menggunakan ukuran<br />

besar, kuning dan kulitnya yang halus.<br />

Di sini kita membandingkan jeruk-jeruk<br />

yang ada dengan ukuran tertentu.<br />

Setelah itu kita menilai, menentukan<br />

pilihan mana jeruk yang paling memenuhi<br />

ukuran, itu yang kita ambil.<br />

Dengan demikian kita mengenal<br />

dua macam ukuran, yakni ukuran yang<br />

terstandar (meter, kilo meter, takaran,<br />

dan sebagainya), atau tidak terstandar<br />

(depa, jengkal, langkah) dan ukuran

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!