08.08.2013 Views

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

antara rakaat yang satu dengan<br />

rakaat yang lain.<br />

Melakukan salat jama' (taqdim)<br />

juga diperbolehkan apabila dalam kondisi<br />

hujan. Sebagaimana telah diriwayatkan<br />

oleh Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah<br />

SAW pernah melakukan salat<br />

jama' antara dhuhur-ashar dan maghrib-isya'<br />

tidak dalam keadaan perang<br />

maupun dalam perjalanan. Imam Malik<br />

rahimahullah menafsirkan hadist tersebut<br />

bahwa Rasullulah SAW melakukan<br />

salat jama' tidak dalam keadaan perang<br />

maupun dalam perjalanan ini<br />

adalah pada waktu turun hujan. Adapun<br />

apabila dalam kondisi tersebut seseorang<br />

juga ingin melakukan salat<br />

jama' takhir, ada dua pendapat Imam<br />

Syafi’i:<br />

(1) dalam Kitab al-Imla, beliau berpendapat<br />

bahwa boleh melakukan<br />

salat jama' takhir karena adanya<br />

udzur (halangan) yaitu hujan<br />

sebagaimana dibolehkannya melakukan<br />

salat jama' taqdim pada<br />

kasus orang musafir.<br />

(2) dalam kitab al-Umm, beliau berpendapat<br />

bahwa tidak boleh melakukan<br />

salat jama' takhir karena<br />

kemungkinan hujan akan berhenti<br />

di tengah-tengah waktu salat, dengan<br />

demikian salat jama' yang<br />

dilakukannya tanpa udzur.<br />

Apabila sudah masuk waktu dhuhur<br />

kondisi tidak hujan kemudian turun<br />

hujan, maka dalam kondisi demikian tidak<br />

dibolehkan melakukan salat jama',<br />

karena datangnya rukhsah (keringanan)<br />

setelah masuk waktu salat. Sehingga<br />

salat jama' yang dilakukan tidak<br />

didasarkan pada sebab-sebab diberikannya<br />

rukhsah. Ini sama halnya<br />

Hikmah<br />

Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />

ketika sudah masuk waktu salat lalu<br />

melakukan perjalanan padahal cukup<br />

waktu untuk melakukan salat pada<br />

waktu tersebut.<br />

Apabila seseorang sedang melakukan<br />

salat jama' dan ketika takbiratul<br />

ihram pada salat yang pertama dalam<br />

kondisi hujan kemudian hujan berhenti<br />

dan di tengah-tengah salatnya hujan<br />

turun lagi sampai ketika ia melakukan<br />

takbiratul ihram pada salat yang kedua,<br />

maka hukum salat jama'nya sah,<br />

karena keberadaan udzur dalam kondisi<br />

melakukan salat jama'.<br />

Diperbolehkannya melakukan salat<br />

jama' pada waktu hujan tersebut<br />

adalah khusus dalam kondisi hujan<br />

lebat (yang membasahi) sehingga apabila<br />

hujannya tidak demikan, maka<br />

tidak diperbolehkan melakukan salat<br />

jama', demikian juga untuk hujan salju,<br />

lumpur, kondisi gelap dan kondisi ketika<br />

sakit.<br />

Apabila seseorang melakukan<br />

salat di rumahnya atau di masjid yang<br />

jalan menuju rumahnya tidak terkena<br />

hujan, Imam Syafi'i berpendapat:<br />

(1) dalam Qaul Qadim beliau berpendapat<br />

bahwa baginya tidak boleh<br />

melakukan salat jama' karena dalam<br />

kondisi yang demikian tidak<br />

ada masyaqah (kesulitan) baginya<br />

untuk melakukan salat pada waktunya.<br />

(2) dalam kitab al-Imla' beliau berpendapat<br />

bahwa baginya boleh melakukan<br />

salat jama' karena Rasulullah<br />

SAW pernah melakukan<br />

salat jama' di rumah para isterinya<br />

yang berada di dekat masjid.3<br />

(ms/ns)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!