08.08.2013 Views

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

edisi 4 Tahun 2004.pdf - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

perkiraan berdasarkan hasil pengalaman,<br />

contohnya, jeruk manis biasanya<br />

besar, kuning serta kulitnya halus.<br />

Dua langkah kegiatan yang dilalui<br />

sebelum memilih barang atau suatu<br />

benda, itulah yang disebut evaluasi,<br />

yakni mengukur dan menilai. Kita tidak<br />

dapat melakukan penilaian sebelum<br />

melakukan pengukuran. Jadi mengukur<br />

adalah membandingkan sesuatu<br />

dengan satu ukuran (pengukuran bersifat<br />

kuantitatif), menilai adalah mengambil<br />

keputusan terhadap sesuatu dengan<br />

ukuran baik buruk (penilaian bersifat<br />

kualitatif) sedangkan evaluasi merupakan<br />

kegiatan mengukur dan menilai<br />

(Suharsimi Arikunto 2002:1-3).<br />

Pengukuran Kinerja<br />

Pengukuran kinerja adalah proses<br />

mengkuantifikasikan secara akurat dan<br />

valid tingkat efisiensi dan efektivitas<br />

suatu kegiatan yang telah dilaksanakan<br />

dan membandingkannya dengan<br />

tingkat prestasi yang direncanakan.<br />

Efektivitas merupakan tingkat pencapaian<br />

tujuan, sedangkan efisiensi<br />

menunjukkan seberapa ekonomis pemanfaatan<br />

sumberdaya untuk mencapai<br />

tujuan. Tujuan dari pengukuran kinerja<br />

adalah untuk mendapatkan informasi<br />

tentang tingkat efektivitas, efisiensi<br />

dan kesesuaian terhadap standar<br />

yang ingin direalisasikan.<br />

Konsep pengukuran kinerja meliputi:<br />

apa yang diukur, apa tujuan pengukuran,<br />

siapa yang mengukur, siapa<br />

yang menggunakan hasil pengukuran,<br />

kapan pengukuran dilakukan, di mana<br />

pengukuran dilakukan, bagaimana<br />

cara pengukurannya, dan apa pemanfaatan<br />

hasil pengukuran.<br />

Opini<br />

Fokus Pengawasan, Nomor 4 <strong>Tahun</strong> I Triwulan IV 2004<br />

Sebagai bagian dari proses manajemen,<br />

audit kinerja yang dilakukan<br />

melalui proses pengukuran memiliki<br />

manfaat sebagai berikut. Pertama,<br />

pengecekan posisi kinerja. Mengetahui<br />

posisi kinerja organisasi sangat penting<br />

dalam rangka menetapkan langkah-langkah<br />

lanjutan menuju posisi kinerja<br />

yang akan dituju. Kedua, mengkomunikasikan<br />

posisi kinerja. Hasil<br />

pengukuran kinerja merupakan informasi<br />

berharga bagi berbagai pihak<br />

yang mempunyai kepentingan terhadap<br />

organisasi baik pihak internal<br />

maupun stakeholders.<br />

Ketiga, menetapkan prioritas tindakan.<br />

Posisi kinerja akan digunakan<br />

sebagai dasar penetapan tindak lanjut<br />

dengan mempertimbangkan aspek kinerja<br />

yang mempunyai nilai tambah<br />

paling besar agar dampak perbaikannya<br />

memberikan kontribusi signifikan.Keempat,<br />

memacu prestasi. Informasi<br />

kineja merupakan pemacu semangat<br />

berprestasi dan semangat perbaikan<br />

kinerja secara berkesinambungan.<br />

Keberhasilan pengukuran kinerja<br />

sangat ditentukan seberapa tepat sistem<br />

pengukuran telah ditetapkan. Prinsip<br />

utama dalam pengukuran kinerja<br />

adalah mengukur hal yang tepat dengan<br />

cara yang benar. Mengukur hal<br />

yang tepat berarti bahwa substansi<br />

yang diukur telah dirancang dan dipastikan<br />

kesesuaiannya dengan kontek<br />

organisasi baik dari segi tujuan, sasaran,<br />

ruang lingkup, lingkungan, program<br />

kerja dan hal-hal lain yang relevan.<br />

Sedangkan dengan cara yang benar<br />

berarti bahwa teknik pengukuran<br />

telah mengikuti kaidah-kaidah umum

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!