You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ekonomi<br />
Kontroversi cilamaya<br />
Kesibukan di Pelabuhan<br />
Tanjung Priok, Jakarta.<br />
Kepadatan Tanjung Priok<br />
membuat pemerintah<br />
membuat pelabuhan baru.<br />
Agung/detikcom<br />
SARSAN sudah membayangkan hal<br />
yang indah-indah. Penduduk Kampung<br />
Kalen Kalong, Desa Sumber<br />
Jaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten<br />
Karawang, Jawa Barat, itu memiliki 8<br />
hektare tambak bandeng.<br />
Ia menyaksikan harga tanahnya melejit tinggi<br />
hanya dalam setahun. Tahun lalu, harga pasaran<br />
lahan tambak per hek tare hanya Rp 40 juta.<br />
Tapi dengan cepat harganya naik dan sekarang<br />
sudah ada spekulan yang menawar Rp 40 ribu<br />
per meter persegi. “Tambak saya ditawar Rp<br />
400 juta per hektare, tapi saya belum mau<br />
lepas,” ucapnya.<br />
Sarsan mendengar kampungnya bakal menjadi<br />
pelabuhan besar seperti Tanjung Priok.<br />
Harga tanah pasti bakal melejit lebih tinggi lagi<br />
saat pelabuhan itu—Pelabuhan Cilamaya—terealisasi.<br />
Ia cukup yakin pelabuhan bakal ada karena<br />
tahun lalu ada orang Jepang yang datang<br />
ke kampungnya. Kemudian, ada rombongan<br />
13 mobil yang meneliti sampel tanah. “Bahkan<br />
tambak di belakang rumah saya ini sudah digambar,<br />
katanya mau dijadikan jalan yang akan<br />
Majalah detik 25 - 31 agustus 2014