You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
fokus<br />
Suasana berakhirnya rapat<br />
paripurna DPR beberapa<br />
waktu lalu. Golkar berambisi<br />
menguasai DPR dengan<br />
membersihkan kader yang<br />
membangkang.<br />
Rengga/detikcom<br />
ART. Padahal kubu Ical ingin munas tetap digelar<br />
pada 2015, sesuai rekomendasi munas VIII<br />
Partai Golkar di Riau pada 2009 lalu.<br />
Ical semakin gerah dengan sikap Agung. Tapi<br />
urusan Agung ini dapat diselesaikan dengan<br />
cepat oleh Ical. Usai menangis di rapat pleno,<br />
Agung bertemu Ical dan Ketua DPP Partai<br />
Golkar Mahyudin pada 8 Agustus 2014 lalu.<br />
Mereka membicarakan pemberian sanksi dan<br />
pemecatan kader Partai Golkar. Entah detail<br />
apa saja yang dibicarakan, namun nama Agung<br />
dan bawahannya lolos dari daftar pemecatan.<br />
Sikap Agung pun memang lantas melunak.<br />
Ia hanya mengatakan tangisnya dalam rapat<br />
pleno karena terharu dengan pidato mengenai<br />
masa depan partai. Sedangkan untuk penyelenggaraan<br />
munas Partai Golkar berikutnya, ia<br />
menyerahkannya kepada DPP Partai Golkar.<br />
“Saya tidak ingin dihadap-hadapkan karena<br />
itu berpotensi menimbulkan perpecahan,” aku<br />
Agung.<br />
Kompromi sementara Agung membuat Ical sedikit<br />
bernapas lega. Maklum, ia menggantungkan<br />
harapan besar untuk tetap duduk sebagai ketua<br />
umum partai berlambang beringin ini.<br />
Namun masalah Ical belum sepenuhnya<br />
tuntas. Ical harus bekerja keras untuk membereskan<br />
kerikil di dalam Partai Golkar. Setelah<br />
Mahkamah Konstitusi (MK) memutus menolak<br />
gugatan Prabowo-Hatta alias sama saja artinya<br />
kemenangan Jokowi-JK final dan mengikat,<br />
kasak-kusuk di Golkar kian meresahkan Ical.<br />
Majalah detik 25 - 31 agustus 2014