Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Fokus<br />
Saya bisa jamin<br />
100 persen, semua<br />
larangan itu saya<br />
patuhi.<br />
Agus Gumiwang<br />
Lamhot/detikcom<br />
pengunduran diri. Tak ada keberatan buat Agus<br />
membantu Kalla asalkan dukungan itu bersifat<br />
pribadi, tanpa membawa embel-embel Golkar,<br />
dan tak mengajak kader lain. Jika melanggar,<br />
Agus akan dipecat dari partai.<br />
“Ini surat dari DPP yang paling bagus, yang<br />
paling demokratis,” ujarnya. “Saya bisa jamin<br />
100 persen, semua larangan itu saya patuhi.”<br />
Karena itu, Agus kaget, hanya delapan hari<br />
setelahnya, ia juga ditendang dari partai. Padahal,<br />
kata dia, sebelumnya, sanksi terberat dari<br />
tidak mendukung Prabowo hanyalah dipecat<br />
dari kepengurusan.<br />
Poempida lebih terperanjat lagi karena ia<br />
malah tak pernah ditegur secara lisan ataupun<br />
lewat surat. “Harusnya tetap dong saya diajak<br />
bicara dulu,” kata anggota DPR dari Golkar ini.<br />
“Tiba-tiba jebret aja dipecat.”<br />
Padahal Poempida mengaku beberapa kali<br />
bertemu dengan Ketua DPP Bidang Organisasi<br />
Mahyudin, yang juga jadi anggota mahkamah<br />
partai. Tapi Mahyudin tak pernah memberi<br />
tahu apa-apa soal rencana pemecatannya.<br />
Poempida mengatakan, sejak lama ia menyatakan<br />
diri sebagai bagian dari faksi Kalla di<br />
Golkar. Ia juga pernah ditegur seorang pejabat<br />
teras Golkar karena menagih janji kemenangan<br />
Ical dalam musyawarah nasional 2009, yakni<br />
membangun kantor partai setinggi 30 lantai<br />
dan menyediakan dana abadi partai sebesar Rp<br />
1 triliun.<br />
Kini ketiganya memakai jasa firma hukum<br />
Lubis Santosa & Maramis buat menggugat<br />
keabsahan surat pemecatan dari Ical. Mereka<br />
menilai pemecatan yang tertuang dalam surat<br />
yang dibuat di kantor advokat Todung Mulya<br />
Lubis itu menyalahi aturan partai.<br />
Semestinya, kata Poempida, pemecatan didahului<br />
dua kali surat peringatan dan ada pemberhentian<br />
sementara. Nusron hanya diberi<br />
satu kali surat peringatan. Agus dan Poempida<br />
sama sekali tak disurati.<br />
Poempida juga berargumen, rapat khusus<br />
DPP Golkar tidak berhak menaikkan sanksi<br />
pemecatan dari kepengurusan menjadi pemberhentian<br />
dari partai. Akan halnya kesalahan<br />
mendukung Jokowi-JK, menurut dia, Rapat<br />
Pimpinan Nasional VI 2014 Golkar tak pernah<br />
menyebutkan bahwa kader Golkar harus mendukung<br />
Prabowo.<br />
Majalah detik 25 - 31 agustus 2014