02.01.2015 Views

20140825_MajalahDetik_143

20140825_MajalahDetik_143

20140825_MajalahDetik_143

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

seni hiburan<br />

teater<br />

Benny Fuad Herawan (drum), Indra Gunawan<br />

(keyboard), Arie Senjayanto (gitar), dan Dhanny<br />

Eriawan Wibowo (bas).<br />

Picnik ke Cibulan membuka konser. Lagu ini<br />

aslinya dinyanyikan seniwati tarling (gitar suling)<br />

asal Indramayu, Hj. Dariah. Djaduk mengenal<br />

Picnik ke Cibulan pada 1979 saat nyantrik di Padepokan<br />

Seni Bagong Kussudiardja. Dia dapat kaset<br />

dari bapaknya. Namun kaset itu kemudian hilang.<br />

Baru setahun lalu dia menemukan lagu ini hasil<br />

bertanya pada “Begawan YouTube”.<br />

Aransemen musiknya digarap dengan warna<br />

tarling yang kental. Djaduk menyanyi, tentu dengan<br />

logat Dermayon, berseling memainkan suling,<br />

menafsir ulang Picnik ke Cibulan dengan suasana<br />

baru. Sebuah perkenalan atas rangkaian piknik ke<br />

penjuru Nusantara lewat bebunyian.<br />

Lalu komposisi Jawa Dwipa menyambung.<br />

Gamelan berpadu musik kontemporer mengedepankan<br />

kesan tentang Jawa masa kini yang<br />

sangat dinamis dan membuka diri terhadap<br />

kebudayaan.<br />

“Boyokku….” jadi kata pertama Djaduk setelah<br />

bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju<br />

mikrofon sambil memegang pinggang. Ingat lo,<br />

usianya “sudah” setengah abad. “Terima kasih<br />

atas keplok-keploknya. Saya dan Kua Etnika<br />

akan merayakan 50 tahun usia saya. Mudahmudahan<br />

dosa-dosa saya selama 50 tahun ini<br />

bisa diwakili yang hadir.”<br />

Salam pembuka yang grrr khas Djaduk membuat<br />

suasana hangat dan kode buat penonton<br />

agar bersiap menerima celetukan-celetukan<br />

Majalah detik 25 - 31 agustus 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!