You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Fokus<br />
Wakil Bendahara Golkar, yang<br />
juga Ketua Umum GP Ansor,<br />
Nusron Wahid (kiri), memenuhi<br />
nazar mencukur habis rambut<br />
jika Jokowi-JK menang dalam<br />
pemilihan presiden. Nusron<br />
dikeluarkan dari Golkar oleh<br />
Ketua Umum Aburizal Bakrie<br />
karena menolak mendukung<br />
Prabowo-Hatta.<br />
Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO<br />
Tamu yang dinanti Muladi di rumahnya<br />
di bilangan Mayestik, Kebayoran<br />
Baru, Jakarta Selatan, datang sekitar<br />
pukul sepuluh malam. Hari itu, Ketua<br />
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Bidang<br />
Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut memang<br />
memanggil juniornya di partai, Nusron<br />
Wahid.<br />
Pada awal Juni 2014 itu, Nusron jadi sorotan<br />
di Partai Beringin. Wakil Bendahara DPP Golkar<br />
itu terang-terangan membangkang perintah<br />
Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, yang<br />
menetapkan partainya menyokong pasangan<br />
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.<br />
“Sudahlah, kamu enggak usah terlalu kelihatan,”<br />
kata Muladi. Ia meminta Nusron berbalik<br />
saja mengikuti keputusan partai.<br />
“Enggaklah, Pak, saya ini aktivis 1998. Saya<br />
dulu jadi target operasinya Prabowo,” kata<br />
Nusron. “Masak sekarang suruh dukung dia.<br />
Saya enggak bisa, mohon maaf.”<br />
Muladi membenarkan dia sengaja mendekati<br />
Nusron sebelum eskalasi perkaranya membesar<br />
di DPP Golkar. Orang-orang dekat Nusron<br />
membisikkan, upaya lobi itu bukan sekadar<br />
urusan internal partai, tapi ada kepentingan<br />
Majalah detik 25 - 31 agustus 2014