02.01.2015 Views

20140825_MajalahDetik_143

20140825_MajalahDetik_143

20140825_MajalahDetik_143

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Fokus<br />

Wakil Bendahara Golkar, yang<br />

juga Ketua Umum GP Ansor,<br />

Nusron Wahid (kiri), memenuhi<br />

nazar mencukur habis rambut<br />

jika Jokowi-JK menang dalam<br />

pemilihan presiden. Nusron<br />

dikeluarkan dari Golkar oleh<br />

Ketua Umum Aburizal Bakrie<br />

karena menolak mendukung<br />

Prabowo-Hatta.<br />

Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO<br />

Tamu yang dinanti Muladi di rumahnya<br />

di bilangan Mayestik, Kebayoran<br />

Baru, Jakarta Selatan, datang sekitar<br />

pukul sepuluh malam. Hari itu, Ketua<br />

Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Bidang<br />

Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut memang<br />

memanggil juniornya di partai, Nusron<br />

Wahid.<br />

Pada awal Juni 2014 itu, Nusron jadi sorotan<br />

di Partai Beringin. Wakil Bendahara DPP Golkar<br />

itu terang-terangan membangkang perintah<br />

Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, yang<br />

menetapkan partainya menyokong pasangan<br />

Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.<br />

“Sudahlah, kamu enggak usah terlalu kelihatan,”<br />

kata Muladi. Ia meminta Nusron berbalik<br />

saja mengikuti keputusan partai.<br />

“Enggaklah, Pak, saya ini aktivis 1998. Saya<br />

dulu jadi target operasinya Prabowo,” kata<br />

Nusron. “Masak sekarang suruh dukung dia.<br />

Saya enggak bisa, mohon maaf.”<br />

Muladi membenarkan dia sengaja mendekati<br />

Nusron sebelum eskalasi perkaranya membesar<br />

di DPP Golkar. Orang-orang dekat Nusron<br />

membisikkan, upaya lobi itu bukan sekadar<br />

urusan internal partai, tapi ada kepentingan<br />

Majalah detik 25 - 31 agustus 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!