Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
kriminal<br />
Petugas BNN<br />
mengerahkan anjing<br />
pelacak untuk mencari<br />
narkoba di ruang UKM<br />
Unas.<br />
dikhy sasra/detikcom<br />
(SMS)—polisi belum menemukan bukti keterlibatannya<br />
dalam kasus peredaran narkoba di<br />
Unas.<br />
“Kami juga menemukan biji ganja di depan<br />
rumahnya kemarin pada saat diamankan. Tapi<br />
itu belum cukup bukti untuk memberatkan<br />
saksi menjadi tersangka,” ujarnya Rabu, 20<br />
Agustus lalu. Berdasarkan keterangan saksi,<br />
polisi kini menelusuri jaringan pengedar ganja<br />
di tiga lokasi di wilayah Jakarta Selatan dan<br />
Jakarta Barat.<br />
Sejumlah ruangan di kampus Unas, menurut<br />
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro<br />
Jaya Komisaris Besar Rikwanto, selama ini<br />
diduga kerap dimanfaatkan orang luar, yang<br />
dibantu alumni dan oknum mahasiswa, untuk<br />
menyimpan, menimbun, dan mengedarkan<br />
narkoba jenis ganja. Sedangkan oknum mahasiswa<br />
lain sebagai pengguna.<br />
Rektorat Unas sejatinya sudah lama mencurigai<br />
peredaran narkoba di lingkungan kampus.<br />
Hanya, belum menemukan buktinya. Saat polisi<br />
akan menggeledah, para tersangka pelaku<br />
melarikan diri. “Tapi (pengurus) senat tidak terbukti.<br />
Mereka juga resah karena (praktek itu)<br />
sudah turun-temurun, enggak bisa apa-apa,”<br />
tutur Rikwanto secara terpisah. Selain ganja<br />
dan sabu, kata dia, dalam penggeledahan itu<br />
ditemukan sejumlah alat kontrasepsi berupa<br />
kondom baru dan bekas.<br />
Seorang alumnus Unas, Wahid Chandra<br />
Daulay, mensinyalir mereka yang mengedarkan<br />
ganja kepada para mahasiswa adalah para<br />
oknum senior yang dipanggil “Abang”. Mereka<br />
Majalah detik 25 - 31 agustus 2014