You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
nasional<br />
Elite partai anggota Koalisi<br />
Merah Putih menggelar<br />
konferensi pers menanggapi<br />
putusan MK, Kamis malam<br />
(21/8).<br />
Rachman/detikcom<br />
meminta MK membatalkan Keputusan Komisi<br />
Pemilihan Umum Nomor 535/KPPS/KPU<br />
Tahun 2014 tentang Penetapan Rekapitulasi<br />
Hasil Penghitungan dan Hasil Pemilu Presiden<br />
dan Wakil Presiden tanggal 22 Juli 2014, serta<br />
Keputusan KPU Nomor 536/KPPS/KPU Tahun<br />
2014 tentang Penetapan Capres dan Presiden<br />
terpilih tanggal 22 Juli 2014.<br />
Kuasa hukum Prabowo-Hatta juga meminta<br />
digelarnya pemilu ulang karena banyak masalah<br />
di TPS, seperti di 5.349 TPS di Provinsi<br />
Jawa Timur serta sejumlah daerah lain. Namun<br />
Mahkamah berpendapat bahwa dalil-dalil yang<br />
diajukan pemohon, seperti adanya pelanggaran<br />
secara TSM maupun kesalahan rekapitulasi<br />
suara KPU, tidak terbukti. Baik melalui saksisaksi<br />
yang diajukan di persidangan maupun<br />
dengan alat bukti lain.<br />
“Dalil pemohon tidak beralasan menurut<br />
hukum,” kata hakim konstitusi Ahmad Fadlil<br />
Sumadi.<br />
Mahkamah juga menolak dalil soal penggunaan<br />
daftar pemilih tambahan (DPTb) dan daftar<br />
pemilih khusus tambahan (DPKTb) untuk<br />
memobilisasi pemilih guna memenangkan calon<br />
nomor 2. Menurut MK, penggunaan DPTb<br />
dan DPKTb tak bertentangan dengan hukum<br />
dan konstitusi, melainkan justru memberi<br />
kesempatan kepada pemilih yang tidak masuk<br />
daftar pemilih tetap (DPT) untuk memberikan<br />
suara. MK menilai tidak ada bukti penggunaan<br />
DPTb dan DPKTb menguntungkan satu pasangan<br />
calon atau sebaliknya, merugikan calon<br />
lainnya.<br />
Soal tudingan adanya politik uang, pemohon<br />
juga tidak dapat menguraikan siapa pelaku,<br />
siapa penerima, kapan, di mana, serta berapa<br />
Majalah detik 25 - 31 agustus 2014