02.07.2013 Views

Dewi - UNS

Dewi - UNS

Dewi - UNS

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

suara tangis Rara. Langit mendung, gelap, matahari tertutup awan pekat. Lalu<br />

tampak cahaya kilat di angkasa yang disertai tiupan angin kencang.<br />

Furi goyah diterpa angin. Ia berusaha tapi angin semakin kencang. Bahkan<br />

kelopak mawar, tempat Furi hinggap, lepas terbawa angin. Furi terseret angin. Ia<br />

tak ubahnya selembar bulu yang tertiup angin kencang.<br />

"Tolong aku! Tolong aku! Tolooong!" Meski Furi telah berteriak-teriak minta<br />

tolong, Pilon dan Rara tak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa melihat Furi<br />

terbawa angin. Tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya. Udara terasa<br />

sangat dingin. Rara menyembunyikan kepala, keempat kaki,dan ekornya ke dalam<br />

cangkangnya. Kini, Rara sangat hangat. Sementara Pilon menggigil kedinginan.<br />

Dalam cangkangnya Rara teringat pada apa yang dikatakan Pilon bahwa<br />

semua makhluk di dunia ini memiliki kekurangan dan kelebihan masingmasing.<br />

Rara membayangkan seandainya dia seekor kupu-kupu seperti Furi.<br />

Wah, kini pasti sudah kehujanan, basah kuyup. Sayap-sayapnya yang cantik<br />

jadi sulit digerakan. Setelah berpikir demikian, Rara sadar. Tak ada gunannya<br />

iri pada kelebihan yang dimiliki Furi.<br />

Hujan berangsur-angsur reda. Perlahan-lahan sinar matahari datang. Rara<br />

menggeliat. Oah! Betapa enaknya jadi kura-kura. Rara menggeliat lagi. Oah! Lalu<br />

kepalanya keluar dari cangkang dan melihat ke atas. Wah, ada bianglala, pelangi<br />

yang indah, bagaikan sayap kupu-kupu raksasa. Cantik!<br />

"Pilon, lihat ke atas! Ada pelangi, tuh," teriak Rara.<br />

"Ya, aku tahu," jawab Pilon sambil mengibas-kibaskan kepalanya yang basah.<br />

Tubuh dan ekornya bergetar. Pilon masih kedinginan.<br />

"Eh,ngomong-ngomong, apa kamu masih ingin seperti Furi?" tanya Pilon. "Apa<br />

kamu masih iri pada sayap cantik Furi? Masih ingin bisa terbang? Masih bosan<br />

menjadi kura-kura?" lanjut Pilon.<br />

Rara menggeleng lemah sembari tersenyum malu.<br />

"Aku tidak iri lagi pada Furi, tapi aku tetap sedih karena kehilangan teman<br />

secantik Furi. Aku harap ia baik-baik saja," kata Rara lirih.<br />

Rara dan Pilon sama-sama terdiam. Lama sekali, sambil memandangi<br />

indahnya pelangi di atas cakrawala. Dalam diam mereka berdoa agar Furi<br />

tidak celaka dan bisa menikmati indahnya pelangi. Lalu terdengar teriakan<br />

dari kejauhan,"Aku datang! Aku datang! Aku datang!"<br />

"Ah, Furi datang," Rara dan Pilon saling berpandangan. Furi tampak bugar<br />

dan berseri, seakan tak pernah sedih dan merasa sakit. Padahal ia tadi terembus<br />

angin kencang. Kini, Furi datang bersama teman-temannya. Banyak sekali.<br />

Semuanya bersayap seindah pelangi. Menari-nari di udara bebas. Udara terasa<br />

sejuk segar. Langit terang, Matahari mengintip di balik awan seolah memberi<br />

kesempatan pada bianglala untuk menampakkan diri lebih lama.<br />

100 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!